Imbas Konflik Dualisme Manajemen, 7 Satwa Bandung Zoo Mati Jadi Korban

Nur Khansa Ranawati - detikTravel
Kamis, 03 Jul 2025 20:35 WIB
Satwa di Bandung Zoo (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)
Bandung -

Imbas konflik dualisme manajemen, sudah ada tujuh satwa di Bandung Zoo yang menjadi korban. Ketujuh satwa itu dilaporkan mati.

Setidaknya tujuh satwa yang dipelihara di Bandung Zoo yang beralamat di jalan Tamansari Bandung telah dilaporkan mati. Angka kematian satwa tersebut berdasarkan kejadian pada periode tiga bulan terakhir, yakni sejak 20 Maret 2025 hingga saat ini.

Hewan-hewan tersebut di antaranya meliputi binturong, burung pelikan, dan sejumlah burung lainnya. Selain yang tercatat mati, ada pula sejumlah hewan yang dilaporkan sempat berada dalam kondisi stres dan kesulitan untuk makan selama beberapa hari.

Berdasarkan penuturan Sulhan Syafii yang sebelumnya menjabat sebagai Humas Yayasan Margasatwa Tamansari, kematian hewan-hewan tersebut dipicu oleh berubahnya kebijakan penanganan hewan.

Adapun perubahan kebijakan penanganan hewan tersebut, ia mengatakan, dimulai sejak kepengurusan Bandung Zoo di bawah Yayasan Margasatwa Tamansari diambil alih oleh Taman Safari Indonesia pada akhir Maret 2025.

Sulhan mengaku kala itu kurator hewan Bandung Zoo dinonaktifkan sehingga menimbulkan miskoordinasi di antara petugas penjaga hewan.

"Mereka (Taman Safari Indonesia) masuk tanggal 20 Maret 2025. Di tanggal 21, kurator kita dinonaktifkan. Kurator itu tugasnya seperti komandan lapangan, yang mengatur semua. Kalau dinonaktifkan, bagaimana petugas mau koordinasi," ujarnya ketika ditemui di Bandung Zoo, Kamis (3/7/2025).

Beberapa hewan mengalami pemindahan kandang secara tiba-tiba, yang disebut memicu mereka mengalami stres dan kesulitan beradaptasi. Burung pelikan dan siamang adalah beberapa contohnya.

"Setelah dipindahkan, burung pelikan tidak punya tempat untuk istirahat di kandangnya. Itu menyebabkan mereka bingung dan tidak bisa berhenti berenang hingga kelelahan," paparnya.

Sementara itu, hewan siamang disebut sempat kesulitan beradaptasi setelah dipindah dari kandang tertutup ke kandang terbuka. Siamang dikatakan mengalami ketakutan dan kebingungan, yang memicu hewan tersebut terkena setrum listrik sebelum akhirnya terjatuh.

"Setelah itu kita selamatkan, sempat diam saja dan tidak mau makan dua hari. Alhamdulillah masih selamat," ungkap Sulhan.

Ketika dikonfirmasi, Humas Bandung Zoo saat ini, Ully Rangkuti tidak menampik adanya tujuh hewan di Bandung Zoo yang mati dalam tiga bulan belakangan. Ia menyebut bahwa kematian hewan-hewan tersebut disebabkan oleh faktor usia dan cuaca.

"Memang ada, kami sudah sampaikan sebelumnya. Ada satwa-satwa yang mati, penyebabnya sebagian besar karena usia dan cuaca," ungkap Ully ketika ditemui di Bandung Zoo.

Selain itu, ia juga menyebut ada penyebab lain yang memicu hewan mati, dan pihaknya telah melapor ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Ia mengatakan detil penanganan hewan-hewan tersebut harus disampaikan oleh pihak yang berwenang.

"Ada juga memang karena sebab lain, tapi itu sudah kami sampaikan ke BKSDA. Sudah diperiksa juga oleh BKSDA. Sudah ada BAP nya," ujarnya.

"Dan bila ingin tahu detailnya soal penyelamatan satwa, bisa kita ngobrol dengan yang memang ahli di bidang itu," terangnya.

-------

Artikel ini telah naik di detikJabar.



Simak Video "Video: Tampang Pelaku Pungli yang Getok Tarif Rp 150 Ribu di Bandung Zoo"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork