Duka Pedagang Kerak Telor di PRJ: Tahun Ini Omzet Turun, Belum Balik Modal

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Duka Pedagang Kerak Telor di PRJ: Tahun Ini Omzet Turun, Belum Balik Modal

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Jumat, 04 Jul 2025 22:10 WIB
Pedagang Kerak Telor di PRJ 2025
Pedagang kerak telor di PRJ 2025 (Muhammad Lugas Pribady/detikTravel)
Jakarta -

Pedagang kerak telor di Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2025 mengalami nasib yang sama dengan pedagang UMKM. Tahun ini sepi, omzet pun turun dan belum balik modal.

Kuliner khas Kota Jakarta yakni kerak telor tentu pamornya sudah dikenal luas dan tak perlu dipertanyakan lagi. Makanan tersebut juga selalu hadir disetiap helatan Pekan Raya Jakarta (PRJ)

Tak terkecuali tahun ini, di sepanjang gelaran PRJ sejak 19 Juni hingga saat ini, banyak pedagang-pedagang kerak telor yang berjualan di kawasan Jakarta International Expo (JIexpo). Ada yang berjualan di pinggiran jalan kawasan, ada pula yang berjualan di dalam area PRJ.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rata-rata penjual kerak telor di sana sudah lama mengikuti semaraknya gelaran PRJ. Salah satunya Saipolah yang berjualan kerak telor di pinggir jalan, tepatnya dekat pintu masuk kendaraan gate 1.

Di tahun 1995 ia sempat berjualan kerak telor di area dalam PRJ tapi di tahun 1997 ia memilih untuk berjualan di pinggir jalan saja.

ADVERTISEMENT

"Gara-garanya itu karena tempatnya terbatas, sementara yang daftar banyak," saat ditemui detikTravel sembari membuatkan kerak telor, Jumat (4/7/2025).

Pedagang Kerak Telor di PRJ 2025Saipuloh, Pedagang Kerak Telor di PRJ 2025 Foto: Muhammad Lugas Pribady/detikTravel

Sejak dari dulu, kata Saipuloh, PRJ ini walaupun digelar setahun sekali tetapi cukup diandalkan secara ekonominya. Karena dari pengalamannya dulu, pernah mengantongi omzet hingga Rp 30 juta selama PRJ berlangsung. Namun situasi jauh berbeda di tahun ini.

"Dari dulu jualan di PRJ itu kan walaupun setahun sekali tapi bisa diandalkan. Tapi semakin lama, semakin tahun semakin ke sini semakin turun, semakin turun tapi yang lebih parah tahun ini," keluhnya.

"Tahun kemarin lumayan, masih kena (Rp) 20 (juta). Kalau sekarang (selama PRJ berlangsung) kira-kira belum balik modal lah," lengkap Saipuloh.

Tak jauh berbeda dengan Saipuloh, Ifan kini sudah tahun keenam berjualan kerak telor di area dalam PRJ. Dan menyoal penurunan pendapatan pun juga ia rasakan, meski pengunjung PRJ terlihat membludak.

"Untuk adanya penurunan iya (ada), dari segi pengunjung juga lebih ramai tahun kemarin," jelas Ifan yang berjualan di dekat pintu masuk Gate G.

Omzet tertinggi yang pernah ia kantongi selama satu bulan gelaran PRJ kurang lebihnya sekitar Rp 50 juta. Senada dengan Saipuloh, di tahun ini pun sampai per hari ini, menurut Ifan omzetnya masih kalah telak dari tahun lalu.

Musabab situasi itu karena daya saing pedagang kerak telor yang semakin banyak di area PRJ. Selain semakin banyaknya pedagang kerak telor yakni tiket masuk PRJ yang cukup mahal, itulah yang menurut Ifan omzetnya menjadi turun di PRJ tahun ini.

"Yang pertama itu makin rapetnya (banyak) pedagang kerak telor yang ada di sini, waktu tahun kemarin nggak terlalu rapet begini. Yang kedua untuk harga tiket juga agak kemahalan dan sekarang jangka waktunya juga kan dipercepat cuma 25 hari, dibanding tahun kemarin satu bulan full," tuturnya.




(upd/wsw)

Hide Ads