Meredup, Thailand Bukan Lagi Pilihan Utama Liburan Turis Vietnam

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Meredup, Thailand Bukan Lagi Pilihan Utama Liburan Turis Vietnam

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Rabu, 09 Jul 2025 11:39 WIB
Tourists are seen in Bangkoks Chinatown, Thailand, May 16, 2025. REUTERS/Athit Perawongmetha     TPX IMAGES OF THE DAY
Ilustrasi. (Athit Perawongmetha/Reuters)
Jakarta -

Thailand bukan lagi destinasi liburan favorit wisatawan Vietnam. Kalah dari Jepang.

Laporan terbaru dari platform perjalanan Agoda yang dirilis bulan lalu menunjukkan Thailand turun ke posisi kedua alam daftar tujuan luar negeri paling populer bagi wisatawan Vietnam pada paruh pertama 2025. Juara destinasi liburan buat turis Vietnam saat ini adalah Jepang.

Dikutip dari Vietnam Express, Rabu (9/7/2025) tahun lalu, Thailand masih menduduki peringkat pertama, disusul Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand, jumlah wisatawan asing menurun 4,6% secara tahunan menjadi 16 juta orang. Bahkan, Vietnam yang sebelumnya menjadi pasar terbesar kesembilan bagi Thailand kini tidak lagi masuk dalam 10 besar pada lima bulan pertama tahun ini.

Direktur agen perjalanan di Hanoi, Hoang Minh, mencatat penurunan hingga 75% dalam pencarian paket wisata ke Thailand. BKT Bangkok Tourist juga mencatat penurunan minat sebesar 50%, dan VietGoGo menyebut jumlah pengunjung turun 30-40%.

ADVERTISEMENT

Tur grup yang biasanya berharga VND 7-8 juta atau Rp 4 sampai 5 juta, kini didiskon menjadi VND 4 juta (Rp 2 juta) namun tetap sepi peminat.

"Pada paruh pertama tahun ini, Thailand menghadapi berbagai tantangan seperti gempa bumi, lonjakan kasus Covid, dan ketegangan politik dengan Kamboja," keterangan perwakilan VietGoGo.

Selain faktor eksternal, pariwisata Thailand juga terdampak kurangnya inovasi pada destinasi tradisional. Warga Ho Chi Minh City yang rutin mengunjungi Thailand, Tran Duy Vu, mengeluhkan biaya yang meningkat dan program budaya yang membosankan.

"Pasar terapung kini terasa terlalu komersial dan kehilangan nuansa lokal. Hanya Bangkok yang masih menarik, tempat lain sudah tidak begitu memikat," ujarnya.

Di saat minat terhadap Thailand menurun, China justru mengalami lonjakan. Dalam laporan Agoda, pencarian destinasi ke China naik 478% dibandingkan tahun lalu, menempatkannya di posisi ketiga.

Perwakilan BKT Bangkok Tourist, Nguyen Dong Giang, menyebut persaingan dari China semakin terasa karena promosi agresif di media sosial. Sementara itu, Nguyen Huu Cuong dari Trang An Travel mengatakan tur ke China, yang bisa dimulai dari VND 4 juta, makin digemari karena variasi rute dan harga yang terjangkau.

Situasi politik di Thailand juga turut mempengaruhi. Ketegangan di perbatasan dengan Kamboja dan penangguhan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra oleh Mahkamah Konstitusi, seperti dilaporkan Reuters, semakin menambah ketidakpastian.

Wakil Direktur Du Lich Viet, Pham Quoc Khanh, mengatakan wisata Thailand mulai kehilangan daya tarik, terutama bagi wisatawan muda dan pelanggan setia yang kini mencari pengalaman baru yang lebih personal dan berkualitas tinggi. Data agen perjalanan menunjukkan minat terhadap tur China naik 20-30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Di tengah mahalnya tiket pesawat domestik, paket wisata ke China, terutama rute darat atau penerbangan pendek yang menawarkan alternatif yang lebih hemat dan menarik bagi mereka.




(upd/fem)

Hide Ads