Pilot Senior Soroti Kejanggalan Sakelar Bahan Bakar Air India yang Mati

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pilot Senior Soroti Kejanggalan Sakelar Bahan Bakar Air India yang Mati

bonauli - detikTravel
Senin, 14 Jul 2025 16:28 WIB
Mengapa kamu matikan sakelar?  Rekaman suara kokpit menambah misteri jatuhnya pesawat Air India
Air India (BBC World)
Jakarta -

Kapten Boeing 787 sekaligus Direktur Keselamatan Asosiasi Pilot Internasional Australia (AIPA), Steve Cornell, menilai ada kejanggalan dalam kronologi kecelakaan Air India 12 Juni 2025. Dia menyebut ada dua kejadian tidak biasa.

Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) merilis laporan awal terkait kecelakaan tragis yang menimpa maskapai Air India pada 12 Juni 2025. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa hanya tiga detik setelah pesawat lepas landas, sakelar kontrol bahan bakar tiba-tiba dimatikan.

Dikutip dari ABC Australia, Senin (14/7/2025), sakelar bahan bakar sempat dinyalakan kembali beberapa detik kemudian. Namun upaya itu sudah terlambat. Daya dorong pesawat terlanjur hilang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam rekaman suara kokpit, terdengar salah satu pilot mempertanyakan kepada rekannya mengapa sakelar bahan bakar dimatikan. Pilot lainnya dengan tegas menjawab bahwa ia "tidak melakukannya".

Di detik-detik sebelum kecelakaan, suara darurat "MAYDAY, MAYDAY, MAYDAY" terdengar dikirimkan dari kokpit.

ADVERTISEMENT

Cornell menilai kecil kemungkinan para pilot tidak mengucapkan apa pun antara percakapan awal dan saat mengirimkan panggilan darurat Mayday. Dia menduga saat itu dua pilot itu sangat sibuk mencoba mencari tahu apa yang telah terjadi dan mencoba memperbaikinya.

Kapten Cornell juga mengatakan sakelar kontrol bahan bakar tidak terhubung ke autopilot pesawat, seperti tuas dorong. Jadi, pesawat itu tidak mungkin mengalami malfungsi dan mengaktifkan sakelar ke posisi "cut-off" dengan sendirinya.

"Satu-satunya hal yang dapat mempengaruhi posisi mereka adalah sesuatu yang dilakukan sebagai pilot," ujarnya.

Sakelar kontrol bahan bakar akan diaktifkan ke posisi "cut-off" ketika pesawat tiba di gerbang setelah mendarat.

Satu-satunya waktu potensial lainnya adalah dalam "situasi yang tidak normal", misalnya jika salah satu mesin terbakar atau mengalami kerusakan seperti yang mungkin terjadi akibat tabrakan dengan burung.

Pesawat bermesin ganda, seperti pesawat Air India, disertifikasi untuk terbang dengan satu mesin.

Dalam skenario seperti ini adalah normal untuk mematikan satu sakelar kontrol bahan bakar ketika diarahkan oleh daftar periksa setelah memeriksanya kembali dengan kopilot Anda.

"Tetapi tidak keduanya, dan terutama tidak sedekat ini dengan tanah," kata Cornell.

Dalam situasi yang sangat jarang terjadi di mana kedua mesin rusak, ia mengatakan akan lebih aman untuk menjaga mesin tetap "menyala dan berputar" hingga pesawat dapat diputar balik dan mendarat dengan aman.

Laporan tersebut juga mengungkapkan detail lain tentang pesawat tersebut. Berat pesawat hampir 5.000 kilogram di bawah berat lepas landas maksimum, dan "dalam batas yang diizinkan".

Tidak ada barang berbahaya di dalam pesawat. Tidak ada "aktivitas burung yang signifikan" di area jalur penerbangan. Laporan akhir diharapkan dalam waktu satu tahun.

AAIB India mengatakan pada tahap ini, "tidak ada tindakan yang direkomendasikan kepada operator dan produsen mesin Boeing 787-8 dan/atau GEnx-1B".

Sebelumnya, sejumlah ahli penerbangan mengatakan tidak bisa begitu saja menyenggol sakelar-sakelar itu tanpa sengaja, karena sakelar-sakelar tersebut dirancang dengan mekanisme pengunci yang mencegah pergerakan yang tidak disengaja.

Bahkan, pakar penerbangan Keith Tonkin mengatakan hampir pasti, salah satu pilot, yang merupakan satu-satunya orang yang dapat mengakses sakelar-sakelar tersebut, telah membuat keputusan untuk mematikan bahan bakar ke mesin secara fisik.




(bnl/fem)

Hide Ads