Beberapa waktu yang lalu, detikcom mewawancarai Maki Katsuno Hayashikawa, Director and Representative UNESCO Regional terkait status Danau Toba yang mendapatkan kartu kuning. UNESCO mengatakan bahwa mereka memang selalu melakukan evaluasi setiap 4 tahun dan mengutus para ahli independen untuk meninjau geopark mereka.
"Semua UNESCO global geopark harus melalui proses revalidasi setiap 4 tahun untuk memastikan mereka masih memenuhi kriteria yang dibutuhkan sejak awal ditetapkan sebagai geopark. Proses ini memang seperti evaluasi dan kami selalu melibatkan dua evaluator independen yang dikoordinasikan dan didukung oleh UNESCO. Saya kira ini harus sangat jelas ya, para evaluator adalah sekumpulan pakar internasional yang bertugas dalam kapasitas pribadi mereka mereka bukan perwakilan dari negara anggota atau entitas afiliasi manapun. Dan mereka datang sebagai pakar profesional dengan pengalaman yang relevan untuk menilai geopark global," kata Maki.
Untuk di Indonesia, UNESCO membenarkan mereka akan meninjau lagi beberapa poin yang membuat Danau Toba dikenakan kartu kuning ini. Mereka menegaskan tidak terlibat dalam peninjauan ulang dan mempercayakan kepada ahli.
"Sekarang benar bahwa akan ada assessment yang berlangsung di sini di Indonesia untuk situs global kaldera. Kami berharap akan ada beberapa perbaikan signifikan pada saat itu, jadi seperti yang saya katakan UNESCO sebagai sekretariat tidak terlibat dalam proses penilaian itu sendiri. Dan pada prinsipnya kami juga tidak menghadiri atau berpartisipasi dalam penilaian atau misi revalidasi, jadi sekarang penilaian itu dilakukan evaluator independen bukan oleh staf UNESCO," paparnya.
UNESCO menegaskan bahwa sebagai sekretariat terus mendukung tim kaldera Toba.
Apakah ada kemungkinan Danau Toba dikenakan kartu merah?
UNESCO mengatakan bahwa 'kartu kuning' bisa saja berubah menjadi 'kartu merah' bila pengelola tak memperhatikan poin-poin yang perlu diperbaiki. Namun, mereka sangat berhati-hati dalam mencabut status geopark dan ingin memastikan pengelola melakukan hal yang terbaik.
"Setelah kartu kuning dikeluarkan, jika tidak ada perbaikan signifikan dan evaluator datang serta tidak melihat adanya peningkatan yang cukup dalam kurun waktu yang telah diberikan, maka bisa saja menyusul kartu merah. Kartu merah berarti bisa saja status UGGp dicabut dan karena itu penting bagi kami untuk hati-hati dalam mengeluarkan kartu merah. Kami ingin memastikan tim pengelola lokal sangat memahami hal ini dan melakukan yang terbaik untuk memenuhi kriteria," papar Maki.
Maki menambahkan walaupun nantinya status geopark sebuah situs telah dicabut, mereka masih tetap bisa kembali mengajukan memenuhi semua persyaratan seperti pengajuan awal. Namun dengan catatan, semua evaluasi yang disematkan sebelumnya diperbaiki.
"Ya tentu saja UGGp selalu dapat mengajukan kembali status tersebut setelah pencabutan, prosesnya akan melibatkan pengajuan aplikasi baru setelah melakukan perbaikan yang diperlukan," tutupnya,
Tim validator akan datang di minggu ketiga Juli 2025
Dikutip dari Antara, Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) Global Geopark menyatakan, revalidasi (peninjauan kembali) status Geopark Kaldera Toba dilakukan pada 21-25 Juli 2025.
"Para asesor atau validator UNESCO akan tiba melalui Bandara Silangit," kata General Manager Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BPTCUGGp) Azizul Kholis.
Azizul mengatakan tim asesor UNESCO itu direncanakan akan mengunjungi sejumlah tempat di kawasan Danau Toba, seperti Taman Eden 100 di Desa Sionggang Utara, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Selain itu, mereka bakal melakukan kunjungan ke Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, untuk melihat sejumlah geosite atau situs warisan geologi.
Danau Toba bukanlah satu-satunya yang dikenakan kartu kuning
Dalam rapat UNESCO Global Geopark di Maroko pada 4-5 September 2023, kawasan Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba mendapat kartu kuning dari UNESCO.
Selain Geopark Kaldera Toba, taman bumi lainnya juga mendapat kartu serupa, yakni Gua Zhijindong di Tiongkok, Taman Nasional Regional Luberon di Prancis, Madonie di Italia, dan Colca y Volcanes de Andagua di Peru.
Kartu kuning merupakan peringatan dari UNESCO yang berarti badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan. UNESCO meminta Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark melakukan perbaikan, sebelum dilakukan validasi ulang untuk dua tahun kemudian.
Simak Video "Video UNESCO Jawab Arti Kartu Kuning untuk Toba"
(sym/ddn)