Konflik Thailand-Kamboja Bikin Pariwisata Thailand Babak Belur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Konflik Thailand-Kamboja Bikin Pariwisata Thailand Babak Belur

Syanti Mustika - detikTravel
Jumat, 01 Agu 2025 18:31 WIB
Sunrise with Grand Palace of Bangkok, Thailand
Ilustrasi Thailand (Getty Images/iStockphoto/tawanlubfah)
Bangkok -

Perseteruan Thailand dengan Kamboja di wilayah perbatasan mempunyai dampak signifikan bagi pariwisata Thailand. Destinasi wisata ditutup, hotel-hotel kosong dan pulau-pulau wisata menjadi sepi.

Diberitakan thaiger, Jumat (1/8/2025) Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) Thapanee Kiatphaiboon mengonfirmasi dampak buruk dari perselisihan yang sedang berlangsung terus meningkat sejak awal Mei. Para wisatawan, yang khawatir akan keselamatan mereka, telah membatalkan ribuan pemesanan, memberikan pukulan telak bagi provinsi-provinsi yang bergantung pada pendapatan pariwisata.

Dampak paling parah dialami oleh Provinsi Sa Kaeo, di mana mengalami pembatalan pemesanan hotel sebesar 100% di distrik perbatasan Aranyaprathet. Bahkan wilayah perkotaan pun mengalami penurunan pemesanan hingga 80%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal serupa juga melanda Chanthaburi dan Trat, dengan kedua provinsi mengalami pembatalan antara 80% dan 100%. Resor-resor pulau di Trat yang biasanya ramai kini menjadi kota mati, dengan pembatalan mencapai 10-30% di Koh Chang, 20-30% di Koh Mak, dan 50-60% di Koh Kut.

Namun, provinsi-provinsi di timur laut Thailand-lah yang menanggung beban pembatalan terbesar. Provinsi Ubon Ratchathani, Sisaket, dan Surin mengalami penurunan 100% dalam jumlah tur grup, sementara Buriram melaporkan penurunan hunian hotel yang sangat drastis sebesar 70%.

ADVERTISEMENT

Objek wisata terkenal seperti Taman Bersejarah Phanom Rung telah ditutup sepenuhnya, dan acara-acara besar di Sirkuit Internasional Chang kini ditunda tanpa batas waktu.

Krisis pariwisata kini menyebar ke luar wilayah perbatasan. Presiden Asosiasi Hotel Thailand, Thianprasit Chaiphatranant, mengungkapkan bahwa 24 hotel anggota yang tersebar di sembilan provinsi telah kehilangan total 5.266 pemesanan sejak 23 Juli.

Chiang Mai, destinasi wisata populer di wilayah utara, mengalami pembatalan paling parah, dengan 2.089 pemesanan kamar dibatalkan. Bangkok juga terdampak parah, kehilangan 1.863 pemesanan, sementara Chon Buri melaporkan 668 pembatalan.

Menurut Thianprasit, pembatalan tersebar luas di berbagai negara: wisatawan Asia menyumbang 47% dari total pemesanan, wisatawan Thailand 35%, wisatawan Eropa hampir 12%, dan wisatawan Timur Tengah hanya di bawah 6%.

"Provinsi perbatasan adalah yang paling terdampak, tetapi sekarang kita melihat krisis yang lebih luas. Kami sangat berharap ketegangan segera mereda untuk membatasi dampaknya," katanya.

Menanggapi hal ini, kantor-kantor regional TAT telah mengeluarkan peringatan zona bahaya dan membuka pusat bantuan pariwisata. Pusat-pusat ini menyediakan langkah-langkah keamanan khusus yang dikoordinasikan oleh berbagai lembaga, termasuk pemerintah daerah dan Tentara Kerajaan Thailand, untuk meyakinkan para turis yang masih berada di negara tersebut.




(sym/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads