Jakarta -
Bandara Adi Soemarmo adalah sarana transportasi udara yang sangat penting di wilayah Jawa Tengah. Aktif sebagai bandara komersil sipil sejak 1974, Bandara Adi Soemarmo sudah melayani ribuan penerbangan ke seluruh Indonesia. Bandara ini juga menjadi saksi Indonesia sejak masih terbelenggu penjajahan hingga mengalami banyak kemajuan.Sepanjang sejarahnya, bandara ini memiliki beberapa keunikan dikutip dari situs layanan umum terkait dan pemerintahan Jawa Tengah.
1. Dibangun pada Masa Kolonial
Bangunan Bandara Adi Soemarmo (dok. Triono Wahyu Sudibyo/detikcom)
|
Bandara Adi Soemarmo dibangun di era Belanda pada tahun 1940 sebagai antisipasi kedatangan Jepang, dengan nama Pangkalan Militer Udara Panasan. Pembangunannya dilengkapi dan dikembangkan di masa pendudukan Jepang, yang melengkapinya dengan konstruksi serta peralatan militer.
2. Bandara Adi Soemarmo Bukan di Solo
Bandara Adi Soemarmo sebetulnya terletak di Boyolali (dok. Ragil Ajiyanto/detikcom)
|
Dengan kode SOC dari organisasi penerbangan IATA, Bandara Adi Soemarmo berada di Kota Solo Surakarta. Namun sebetulnya, Bandara Adi Soemarmo berada di Kabupaten Boyolali. Keduanya adalah daerah administrasi berbeda, meski sama-sama berada di Jawa Tengah. Kode SOC sendiri sudah terdaftar secara internasional.
3. Jadi Simpul Penting untuk Maskapai Lion Air
Pesawat Lion Air (dok. Lion Air)
|
Bandara Adi Soemarmo menjadi simpul penting (hub) bagi jaringan penerbangan Lion Air. Penumpang dari maskapai ini bisa pindah pesawat di Adi Soemarmo sebelum melanjutkan perjalanan sesuai tiketnya. Bandara Adi Soemarmo bahkan menjadi tempat transit utama bagi maskapai Lion Air.
4. Pernah Jadi Bandara Internasional
Bandara Adi Soemarmo pernah melayani rute penerbangan internasional (dok. Jarmaji/detikJateng)
|
Airport ini sempat menjadi bandara internasional yang ditetapkan pada 31 Maret 1989. Ketika itu, Adi Soemarmo banyak melayani penerbangan menuju Singapura dan Malaysia. Namun status ini berubah pada 2 April 2024 melalui Keputusan Menteri Perhubungan nomor 31/2024. Kini Bandara Adi Soemarmo hanya melayani rute penerbangan nasional ke seluruh Indonesia.
5. Dilayani Kereta Bandara
Kereta Bandara Adi Soemarmo dan stasiunnya (dok. KAI)
|
Kereta Bandara Adi Soemarmo KA BIAS mulau beroperasi pada Desember 2019 dengan rute Stasiun Solo Balapan-Stasiun Bandara Adi Soemarmo. Rute diperpanjang hingga Madiun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di wilayah aglomerasi, dengan berbagai kemudahan akses transportasi.KA BIAS melewati Stasiun Madiun, Stasiun Magetan, Stasiun Ngawi, Stasiun Walikukun, Stasiun Sragen, Stasiun Solo Jebres, Stasiun Solo Balapan, Stasiun Kadipiro, dan Stasiun Adisumarmo. Penumpang bisa menikmati layanan ini dengan harga tiket Rp 7 ribu hingga Rp 40 ribu bergantung stasiun keberangkatan dan tujuan.
Bandara Adi Soemarmo dibangun di era Belanda pada tahun 1940 sebagai antisipasi kedatangan Jepang, dengan nama Pangkalan Militer Udara Panasan. Pembangunannya dilengkapi dan dikembangkan di masa pendudukan Jepang, yang melengkapinya dengan konstruksi serta peralatan militer.
Dengan kode SOC dari organisasi penerbangan IATA, Bandara Adi Soemarmo berada di Kota Solo Surakarta. Namun sebetulnya, Bandara Adi Soemarmo berada di Kabupaten Boyolali. Keduanya adalah daerah administrasi berbeda, meski sama-sama berada di Jawa Tengah. Kode SOC sendiri sudah terdaftar secara internasional.
Bandara Adi Soemarmo menjadi simpul penting (hub) bagi jaringan penerbangan Lion Air. Penumpang dari maskapai ini bisa pindah pesawat di Adi Soemarmo sebelum melanjutkan perjalanan sesuai tiketnya. Bandara Adi Soemarmo bahkan menjadi tempat transit utama bagi maskapai Lion Air.
Airport ini sempat menjadi bandara internasional yang ditetapkan pada 31 Maret 1989. Ketika itu, Adi Soemarmo banyak melayani penerbangan menuju Singapura dan Malaysia. Namun status ini berubah pada 2 April 2024 melalui Keputusan Menteri Perhubungan nomor 31/2024. Kini Bandara Adi Soemarmo hanya melayani rute penerbangan nasional ke seluruh Indonesia.
Kereta Bandara Adi Soemarmo KA BIAS mulau beroperasi pada Desember 2019 dengan rute Stasiun Solo Balapan-Stasiun Bandara Adi Soemarmo. Rute diperpanjang hingga Madiun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di wilayah aglomerasi, dengan berbagai kemudahan akses transportasi.
KA BIAS melewati Stasiun Madiun, Stasiun Magetan, Stasiun Ngawi, Stasiun Walikukun, Stasiun Sragen, Stasiun Solo Jebres, Stasiun Solo Balapan, Stasiun Kadipiro, dan Stasiun Adisumarmo. Penumpang bisa menikmati layanan ini dengan harga tiket Rp 7 ribu hingga Rp 40 ribu bergantung stasiun keberangkatan dan tujuan.
(row/fem)
Simak Video "Video: Terkuak Alasan Pria Ngamuk Teriak Ada Bom di Pesawat"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara