Suasana santai di tepi Laut Hitam mendadak berubah jadi mimpi buruk. Setidaknya tiga orang dilaporkan tewas setelah dua ranjau laut meledak tak jauh dari kawasan wisata Pantai Zatoka, di Odesa, Ukraina.
Ledakan dahsyat tersebut terjadi saat wisatawan tengah menikmati cuaca panas dengan suhu mencapai 30 derajat Celcius, kondisi yang dalam beberapa pekan terakhir memang mendorong warga lokal maupun turis memadati pantai.
Dikutip dari The Mirror, Senin (11/8/2025) momen rekreasi itu berubah tragis ketika dua alat peledak yang mengapung di laut meledak sekitar 50 meter dari garis pantai, menyebabkan korban jiwa di antara para perenang.
Media lokal Dumskaya melaporkan bahwa tiga korban yang tewas terdiri dari seorang perempuan dan dua laki-laki. Ketiganya sedang berenang ketika ledakan terjadi.
"Mereka semua tewas akibat bahan peledak saat berenang di area yang sebetulnya masih dilarang untuk aktivitas rekreasi," kata Kepala Administrasi Wilayah Odesa, Oleh Kiper, seperti yang dikutip The Mirror.
Kawasan Wisata yang Tidak Sepenuhnya Aman
Wilayah perairan Laut Hitam saat ini memang bukan tempat yang sepenuhnya aman. Sejak awal konflik, militer Rusia mengandalkan ranjau laut untuk mengganggu pelayaran dan logistik Ukraina.
Sebagai langkah pertahanan, pihak Ukraina juga menempatkan ranjau-ranjaunya sendiri guna mencegah serangan amfibi dari Rusia. Namun, ranjau-ranjau itu bisa lepas dari jangkar dan hanyut akibat arus laut, gelombang tinggi, maupun badai, menjadikannya ancaman tak terduga di sekitar pantai.
Selain ranjau, Laut Hitam juga dipenuhi sisa-sisa senjata seperti mortir aktif dan bom udara yang belum meledak. Meski pantai di Odesa sempat ditutup akibat potensi bahaya tersebut, pembatasan mulai dilonggarkan baru-baru ini.
Penduduk lokal yang ingin kembali menikmati kehidupan normal, perlahan kembali ke pantai sebagai upaya untuk tetap bertahan di tengah perang yang belum berakhir.
Simak Video "Video: Drone Ukraina Hantam Stasiun Kereta Api Rusia"
(upd/wsw)