Seorang wisatawan lokal membeberkan telah mendapatkan perlakuan diskriminasi saat liburan di Bali. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali merespons.
Kepala Dinas Pariwisata Bali I Wayan Sumarajaya menegaskan tidak ada kebijakan yang mengatur pelaku pariwisata membeda-bedakan wisatawan nusantara dengan turis asing.
"Kami tidak ada kebijakan tentang hal itu. Seperti tadi, mana yang bisa dilakukan dan dilarang. Wisatawan nusantara kita kan banyak juga," kata Sumarajaya dikutip dari detikbali, Rabu (13/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di mengatakan Pemprov Bali telah menyosialisasikan bahwa pariwisata budaya berkualitas dan bermartabat tidak memuat aturan yang membedakan perlakuan turis.
"Tetap saling menghormati dan berdasarkan ketentuan yang ada, harus memperhatikan tamunya menjamin keamanan. Karena pariwisata berkualitas bisa bermanfaat bagi masyarakat lokal dan pelaku usaha," kata dia.
Sumarajaya mengaku belum mendapatkan informasi terkait kejadian tersebut. Dia berjanji bakal memastikan kebenaran peristiwa itu.
Kronologi Dugaan Diskriminasi di Kafe
Seorang konten kreator asal Jawa Timur, Yusuf, membagikan pengalaman tak menyenangkan itu melalui akun Thread @yusufode_ pada Jumat (8/8). Dia mengatakan mendapatkan perlakuan rasis dari pelayan sebuah kafe yang didatanginya.
Konten kreator asal Jawa Timur bernama Yusuf itu menceritakan insiden yang dialaminya melalui akun Thread @yusufode_ pada Jumat (8/8). Kejadian bermula saat dia berkunjung ke sebuah kafe terkenal di kawasan Kerobokan, Bali.
Dia datang sendirian dan memesan beberapa menu makanan dan minuman. Awalnya Yusuf duduk di meja berkapasitas empat orang. Tidak ada masalah hingga ia memesan, namun tiba-tiba ia diminta pindah oleh staf kafe ke meja dekat pintu dapur dengan alasan meja tersebut tidak boleh diisi kurang dari empat orang.
Setelah dipindahkan, Yusuf melihat ada dua pelanggan ekspatriat duduk di meja empat orang yang sama sekali tidak ditegur atau dipindahkan.
"Nggak boleh duduk di kursi yang berempat secara itu bisa di-split dan akhirnya di-split setelah aku pindah ke meja depan pintu dapur itu. Yang bulenya cuma nunggu 1 orang aja, nah kalo ke orang lokal kenapa bisa tegas sedangkan ke bule ga bisa tegas dan si bule itu buka laptop," tulisnya.
Yusuf secara terang-terangan menyebut insiden itu terjadi di kafe Braud. Unggahannya viral, disukai lebih dari 2.300 pengguna Thread, dan mendapat lebih dari 1.200 komentar. Banyak warganet juga mengaku pernah mengalami tindakan rasis serupa di beberapa kafe dan restoran di Bali.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Izin Pembangunan 600-an Vila di Pulau Padar Disorot, Menhut Raja Juli Bilang Apa?