Perjalanan ke Pulau Terluar Indonesia: Kisah Penjaga Kedaulatan di Perbatasan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perjalanan ke Pulau Terluar Indonesia: Kisah Penjaga Kedaulatan di Perbatasan

Syanti Mustika - detikTravel
Jumat, 15 Agu 2025 18:00 WIB
tentara perbatasan di krayan
Tentara yang menjaga perbatasan di Krayan (Pradita/detikcom)
Jakarta -

Di wilayah terluar NKRI, ada para penjaga kedaulatan yang siap sedia memantau segala kondisi di perbatasan. Demi menjaga perbatasan Indonesia, mereka rela hidup jauh dari keluarga tercinta.

Berikut kisah-kisah penjaga kedaulatan di perbatasan Indonesia:

1. Perbatasan Long Bawan, Krayan

tentara perbatasan di krayanTentara perbatasan di Krayan Foto: (Pradita/detikcom)

Pada tahun 2019, detikcom berkesempatan melihat langsung pos perbatasan di Krayan di pedalaman Kalimantan dan merasakan langsung bagaimana suasana patroli dan keseharian dari tentara perbatasan, tepatnya di pos perbatasan Long Bawan, Krayan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menjaga perbatasan, tentara di pos perbatasan juga melakukan sweeping dan pemeriksaan barang dan orang-orang yang masuk ke Krayan melalui Long Midang.

"Kami bertugas menjaga perbatasan di wilayah utara Indonesia dengan patroli patok, melakukan sweeping dan mencegah masuknya barang-barang ilegal ke Indonesia," kata Danpos Long Midang, Letda Inf Rival Irfiyanto kepada detikcom.

ADVERTISEMENT

Di pos perbatasan Long Midang, penjagaan tidak hanya dilakukan tentara RI saja. Di sana juga terdapat Angkatan Tentara Malaysia (Askar), begitu juga pos di Malaysia yang ada TNI. Tentara kedua negara ini saling bahu-membahu dalam menjaga kedaulatan perbatasan masing-masing.

Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan tentara perbatasan adalah patroli patok. Patok adalah penanda yang menjelaskan garis batas negara antara Indonesia dengan Malaysia.

Perlu traveler ketahui, di Krayan terdapat 2.276 patok yang terbentang sepanjang 138,128 kilometer. Sedangkan di Long Midang ada 417 patok dan butuh waktu hingga 14 hari untuk bisa memeriksa semua patok ini.

Tentu detikcom tidak ikut patroli ke semua patok, karena itu bukanlah hal yang mudah. Karena patok berada di dalam pegunungan dan murni daerah pinggiran sekali.

2. Kepulauan Anambas

Prajurit Lanal Tarempa melakukan persiapan sebelum memulai kegiatan kerja bakti di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, Selasa (2/8/2022).Prajurit Lanal Tarempa melakukan persiapan sebelum memulai kegiatan kerja bakti di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, Selasa (2/8/2022). Foto: Rafida Fauzia

Kepulauan Anambas merupakan wilayah maritim terletak dan berbatasan langsung dengan perairan tiga negara sekaligus seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Posisi tersebut menjadikan Anambas sebagai salah satu pintu gerbang pulau terdepan Indonesia.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) di perbatasan tak hanya bertugas menjaga kedaulatan NKRI pada aspek pertahanan, melainkan turut menjaga kedaulatan rupiah. Oleh karena itu, Danlanal Tarempa Letkol Laut (P) Yovan Ardhianto Yusuf menginstruksikan tentara di perbatasan harus selalu bersiap dengan berbagai tugas pokok, baik yang berhubungan dengan operasi militer perang, maupun operasi militer non-perang.

"Jadi tugas pokok di Lanal Tarempa ini adalah melaksanakan patroli keamanan laut di wilayah kerja kami di Kepulauan Anambas, kemudian memberdayakan wilayah pertahanan laut (Dawilhanla) dalam hal ini kegiatan-kegiatan formal termasuk Kampung Bahari Nusantara," ungkapnya kepada Tim Tapal Batas detikcom tahun 2022 lalu.

Adapun untuk upaya menjaga kedaulatan rupiah Lanal Tarempa bersinergi dengan Bank Indonesia (BI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bersama BI pihaknya melaksanakan Kas Keliling dengan membawa sejumlah mata uang rupiah baru melalui Kapal KRI untuk ditukarkan di wilayah 3T (Terluar, Terdepan, dan Terpencil).

Dia mengimbau tentara di perbatasan khususnya di Lanal Tarempa bahwa di masa damai ini tentara harus selalu mempersiapkan diri untuk berlatih menjaga pertahanan wilayah, karena perang tidak tahu kapan akan terjadi.

Yovan sejalan dengan arahan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang mengutip pesan Filsuf Militer Romawi Publius Flavius Vegetius Renatus seperti 'Si Vis Pacem Para Bellum'. Intinya, jika mendambakan perdamaian, bersiaplah menghadapi perang.

"Itu sudah jadi tugas pokok kami, sebagai seorang tentara dalam arti Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut, di masa damai seperti ini pun kami harus menyiapkan diri sewaktu-waktu untuk berperang dan mengisi waktu damai kami ini untuk berlatih dan berlatih," jelasnya.

3. Pos Motaain

Pada tahun 2017, tim detikcom berkesempatan datang ke Pos Motaain, tempat para TNI berjaga di perbatasan Republik Indonesia-Republik Demokratik Timor Leste. Salah satu kegiatan rutin di perbatasan adalah patroli.

"Bila ada pelintas ilegal, kita hentikan dan kita periksa," kata Komandan Pos Motaain, Lettu Inf Agus Sudarsono.

Saat hujan turun, detikcom mengikuti kegiatan kegiatan mereka. Berangkat keluar pos, senjata mereka lintangkan di depan perut dengan pucuk mengarah ke bawah. Mereka mulai memasuki bagian kecil dari kawasan hutan adat. Terdapat semak-semak, pohon sagu, dan pohon jati di sini.

Di depan ada pagar yang memisahkan hutan dengan kebun warga. Satu per satu, mereka melompati pagar itu. Berjalan sekitar 50 meter, tentara sampai di tepi anak sungai Malibaka, warga setempat biasa menyebut anak sungai ini sebagai Motaain, bagian dari alur Motabiku.

Dalam Bahasa Tetun, 'mota' artinya sungai, dan 'ain' artinya kaki, bagian tubuh paling bawah. Disebut sebagai 'sungai kaki' karena lokasinya memang paling bawah dan tak terlalu jauh dengan laut.

Secara umum, sungai memang menjadi wujud dominan perbatasan kedua negara di sini. Total ada 43 pos perbatasan Indonesia-Timor Leste di Nusa Tenggara Timur. Tiap pos dijaga oleh 15 personel TNI, selama sembilan bulan terakhir, yang berjaga adalah Batalyon Infanteri 641/Beruang dari Kalimantan Barat.

Untuk di Motaain, sungai bukan titik persis batas kedua negara. Ini berbeda dengan kondisi di Turiskain, Kecamatan Raihat, Sungai Malibaka menjadi pemisah simetris antarnegara.

Tentara terus berpatroli di Motaain. Setelah sungai ini, masih ada kebun-kebun yang masuk teritori Indonesia. Baru di titik inilah pilar batas negara bisa ditemui.

Pilar itu terbuat dari cor-coran, dengan pelat logam bundar di atas dan pelat logam kotak di sampingnya. Di pelat logam bundar tertulis dua nama negara, Indonesia-Timor Leste. Tulisan dibuat saling berlawanan, menandakan dua arah teritori negara.


4. Pos Komando Taktis di Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat

Pada tahun 2017, tim detikcom juga berkesempatan hadir dalam patroli bernama TNI dengan tentara Malaysia di Pos Komando Taktis di Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat. Peralatan yang dibawa Satgas Pamtas RI-Malaysia adalah peta, pelacak GPS, radio handy talkie, sangkur, helm, dan rompi antipeluru.

Tentu saja mereka membawa senjata, yakni senapan Serbu 1 buatan Pindad Indonesia. Bila TNI menggendong SS1, Ranger Malaysia membawa senapan M4A1 Carbine, senjata asal Amerika Serikat yang juga diproduksi SME Ordnance Sdn Bhd Malaysia.

Apel pagi digelar di depan bendera Indonesia dan bendera Malaysia yang dikerek sama tinggi. Komandan Satgas Pamtas Letkol Inf Denny memimpin apel, 33 personel di depannya, termasuk enam orang dari Ranger Malaysia. Denny berpesan agar semua personel menjaga senjatanya agar tetap dalam keadaan terkunci. Ini adalah wilayah aman, tak perlu membuka kunci senjata dan membawa serentengan amunisi di bahu.

"Dicek betul, jangan sampai tangan kita gatal, kunci terbuka, dan nembak teman sendiri," kata Denny kepada para personel gabungan ini.

Satu per satu mereka naik ke truk militer yang akan mengantarkan mereka ke perbatasan. Tangan tentara Indonesia membantu tentara Malaysia yang akan naik ke bak truk, begitu juga sebaliknya. Akrab sekali. Maka berangkatlah semua personel ke batas negara Indonesia-Malaysia, dipimpin oleh Perwira Topografi Satgas Pamtas Yonif 131/Brs, Kapten Sumaryono.

Patroli gabungan ini akan memeriksa patok yang membatasi kedua negara. Setelah cukup bersusah payah melangkahi celah pepohonan, akhirnya sampai juga di patok perbatasan pertama, namanya adalah G 128. Bentuknya sederhana saja, yakni balok beton setinggi tengah betis.

Patok ini terletak di dekat pagar kawat sebagai batas teritorial Indonesia-Malaysia. Di seberang patok, apalagi seberang pagar itu, adalah teritorial Malaysia. Alat pelacak GPS dihidupkan memeriksa koordinat patok ini. Tak ada masalah yang berarti, patok dipastikan tak bergeser. Pasukan gabungan melanjutkan perjalanan, menuruni tebing tanah yang agaknya juga tak terlalu stabil untuk diinjak.

Yang terjadi bila tentara Indonesia dan Malaysia bergerak maju ke patok perbatasan negara, dalam waktu yang bersamaan, tentu saja adalah keakraban. Menjaga patok bersama berarti menjaga keamanan dengan cara damai. Rasa saling pengertian satu sama lain bakal terbentuk.

Prebet Rajali mengakui dirinya kadang-kadang 'sukar memahami' bahasa Indonesia dalam kosakata-kosakata tertentu. Namun, karena dia ditempatkan di sini, dia mencoba untuk mengerti . "Terpaksa belajar, sedikit-sedikitlah," ujarnya sambil tersenyum.


5. PLBN Aruk
PLBN ArukPLBN Aruk Foto: Rengga Sancaya/detikcom

Aruk merupakan wilayah perbatasan yang ada di Kalimantan Barat. Bisa dikatakan, Aruk merupakan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) terbaik yang ada di Kalimantan Barat. Untuk menuju Aruk, kamu harus terbang dahulu ke Pontianak dan melanjutkan perjalanan dengan jalur darat. Menuju Aruk setidaknya memakan waktu 7 hingga 8 jam menggunakan mobil.

Sedikit informasi, PLBN Aruk masuk ke dalam wilayah Kabupaten Sambas. Jika kita perkecil lagi, Aruk berada di Kecamatan Sajingan Besar. PLBN Aruk diresmikan mantan Presiden Jokowi pada tahun 2017 lalu.

Tenang saja, walau Aruk merupakan area perbatasan namun jalanan menuju sudah aspal dan lumayan besar. Aspal panjang ini pun membelah hijaunya hutan Kalimantan. Kiri-kanan matamu akan dihiasi pepohonan, sawit, dan rawa. Naik turun dan berkelok, itulah perjalanan yang akan kamu lewati sesaat menuju ke PLBN Aruk.

Halaman 2 dari 5


Simak Video "Menelusuri Dunia Bawah Laut Pulau Mioskon, Raja Ampat"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads