Sepasang traveler asal Spanyol mengaku gagal berangkat ke Puerto Rico. Mereka mendapat informasi visa yang salah dari ChatGPT.
Dalam video yang dibagikan di media sosial, TikToker Mery Caldass tampak menangis saat berjalan di bandara setelah dilarang naik pesawat menuju Puerto Rico. Di sampingnya, sang kekasih, Alejandro Cid, berusaha menenangkannya.
"Aku selalu melakukan riset, kali ini aku tanya ChatGPT, dan jawabannya 'tidak' (perlu visa). Jadi kami yakin bisa masuk," kata Mery dengan wajah berlinang air mata seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (19/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sela-sela kekecewaan itu dia sempat bercanda. Dia bilang bisa jadi kesalahan itu adalah balas dendam ChatGPT karena ia sering menghinanya.
"Kadang aku bilang dia bodoh, tidak berguna... ya mungkin ini cara dia balas dendam," kata Mery.
Video itu langsung viral dengan lebih dari 6 juta kali ditonton di TikTok. Banyak warganet yang menertawakan pasangan itu karena terlalu percaya pada jawaban AI tanpa mengecek sumber resmi.
"Kalau perjalanan transatlantik cuma modal nanya ChatGPT, syukurlah cuma ditolak boarding," tulis salah satu komentar.
Namun, sebagian warganet juga membela ChatGPT. Mereka menilai yang salah bukan jawabannya, melainkan bisa jadi karena kesalahan prompt dalam pertanyaan si traveler itu.
Faktanya, turis asal Spanyol memang tidak membutuhkan visa untuk masuk ke Puerto Rico. Tetapi, mereka tetap wajib mengajukan Electronic System for Travel Authorization (ESTA) secara online, karena Puerto Rico merupakan wilayah Amerika Serikat.
Bukan sekali ini saja kejadian turis digocek ChatGPT. Sebelumnya, seorang pria AS berusia 60 tahun dilarikan ke rumah sakit setelah salah mengikuti saran diet dari ChatGPT.
Dia mengganti garam dapur (natrium klorida) dengan natrium bromida, bahan kimia beracun yang biasa dipakai untuk membersihkan kolam renang. Akibatnya, ia mengalami halusinasi, paranoia, dan kecemasan parah hingga dirawat tiga minggu di rumah sakit.
Dokter yang menangani kasus tersebut bahkan menguji ChatGPT. Dia mendapati AI itu masih merekomendasikan natrium bromida sebagai alternatif garam sehat tanpa peringatan bahaya. Kondisi keracunan bromida sebenarnya sudah jarang ditemui sejak abad ke-20, tetapi kali ini kembali muncul gara-gara saran AI.
Kedua kasus itu menimbulkan diskusi hangat soal bagaimana sebaiknya pengguna menyaring informasi dari AI. Yang jelas, AI bisa membantu, tapi untuk urusan serius seperti perjalanan internasional dan kesehatan, jangan pernah meninggalkan sumber resmi dan tenaga ahli.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar