Pria Ini Ditelan Kuda Nil Hidup-hidup, Nasib Baik Masih Selamat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pria Ini Ditelan Kuda Nil Hidup-hidup, Nasib Baik Masih Selamat

Rosmha Widiyani - detikTravel
Selasa, 19 Agu 2025 18:05 WIB
Kuda Nil peninggalan Pablo Escobar
Kuda nil (dok. Getty Images)
Jakarta -

Seorang pria ditelah kuda nil dua kali saat menyusuri sungai di Afrika. Dia berhasil selamat dengan cedera di tangan, kaki, dan paru-paru.

Pria itu bernama Paul Templer dari Zimbabwe. Dia seorang pemandu wisata alam Afrika bidang fotografi safari. Ketika peristiwa ditelan kuda nil terjadi, Templer sedang bersama enam wisatawan dan tiga orang kru lainnya.

Dikutip dari CNN, Selasa (19/8/2025), rombongan tersebut menggunakan tiga perahu kano yang berisi wisatawan dan perahu kayak untuk kru menyusuri Sungai Zambezi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Templer mengatakan tidak menyangka ada belasan kuda nil sedang berendam di area sungai yang akan dilewati rombongan saat itu. Apalagi, tak ada peringatan untuk menjauhi area tersebut karena kuda nil dikenal sebagai hewan besar, teritorial, dan bisa sangat berbahaya.

Kuda nil di SenegalKuda nil di Senegal (dok. AFP Photo/Tony Karumba)

Kendati begitu, Templer tetap tenang dan mengayuh perahu dengan tenang di antara kawanan kuda nil itu. Saat itulah, rombongan perahu terakhir yang berisi turis dan kru pemandu terbalik.

ADVERTISEMENT

Templer mengatakan bahwa tiba-tiba perahu oleng dan para penumpang dan kru terjebur. Templer lalu menyelamatkan seluruh wisatawan dan kru, dengan membantu mereka naik ke atas batu.

Dia berharap kuda nil tidak bisa memanjat batu dan membahayakan rombongan.

Selanjutnya, Templer berperahu mendekati pemandu bernama Evans. Dia berada paling dekat dengan kuda nil.

Templer sudah dalam jarak dekat dengan Evans untuk menjulurkan tangan dan naik ke perahu, ketika tiba-tiba terjadi gelombang air sangat besar yang membalikkan perahunya hingga dia tak sempat menyelamatkan diri.

Setelah jatuh dari perahu, Templer akhirnya membuka mata dan mendapati lingkungan sekitar gelap. Dia tak mendengar atau melihat apa pun serta merasakan sensasi aneh di seluruh tubuh.

Templer akhirnya tahu dia masih di dalam air, namun sensasi basah seperti kena air sungai hanya dirasakan di bagian tubuh pinggang ke bawah. Sedangkan bagian pinggang ke atas rasanya basah tapi tidak seperti kena air.

"Saat itu saya sadar ditelan kuda nil dan sekarang berada di tenggorokannya. Rasanya aneh, tidak basah tapi juga tak kering serta sangat hangat. Selain itu, ada tekanan besar di leher bagian bawah," kata Templer yang saat itu belum memastikan nasib Evans.

Alih-alih dimangsa, kuda nil tampaknya tidak doyan Templer dan memuntahkannya kembali. Menurut Templer, dia masuk terlalu dalam ke tenggorokan kuda nil hingga hewan tersebut merasa tidak nyaman.

Templer akhirnya berenang kembali dan berhasil meraih tangan Evans ketika kuda nil kembali melakukan serangan. Di penyerangan kali ini, Evans tidak selamat sedangkan Templer kembali ditelan kuda nil berjenis kelamin jantan.

"Ketika itu bagian pinggang ke bawah di dalam mulut kuda nil dan saya berusaha keras untuk keluar. Selagi kedua kaki terperangkap, saya berusaha meraih senjata dan melakukan apa pun untuk keluar. Saya tidak berhasil, tapi kuda nil kembali memuntahkan saya mungkin karena terlalu banyak bergerak," kata Templer mengenang peristiwa tersebut.

Saat berhasil keluar mulut kuda nil, Templer secepat mungkin menepi dan berenang mengikuti aliran sungai dengan berpegangan pada sebuah dayung. Rombongan kru dan wisatawan yang melihatnya segera menarik Templer ke atas batu, untuk menghindari amukan kuda nil. Templer selamat dengan luka di parah di area dada, kaki, tangan, serta pengalaman berharga terkait rombongan kuda nil.

Apakah Kuda Nil Hewan Buas?

Kuda nil sebetulnya bukan hewan buas meski kemungkinan diserang mencapai 29% lebih tinggi daripada beruang, hiu, dan buaya. Serangan tidak bertujuan memangsa, namun paksaan untuk segera pergi dari wilayahnya. Sebagai hewan teritorial, kuda nil menggunakan jalur dan area yang sama sebagai tempat tinggal serta melakukan kegiatan sehari-hari.

"Kuda nil tidak makan orang dan tidak biasanya agresif. Namun ketika dalam tekanan, kuda nil bisa menyerang. Orang kaget, kuda nil bisa membunuh orang karena hewan ini lambat dan kebanyakan di dalam air. Interaksi orang dan kuda nil biasanya tidak fatal, tapi bisa juga berakhir sangat buruk," kata ahli ekologi Rebecca Lewison dari San Diego State University.

Hanya keeper yang diperbolehkan mendekati kuda nil di area terlarang Taman Safari Prigen.Kuda nil dan pawang di Taman Safari Prigen (dok. Muhajir Arifin/detikJatim)

Lewison mengingatkan, turis atau warga yang tinggal dekat habitat kuda nil untuk saling menghormati. Turis dan warga harus tetap di teritorialnya, tidak turun kendaraan, atau melanggar wilayah kuda nil. Manusia sedapat mungkin jangan sampai mengganggu kehidupan kuda nil, dengan membiarkan hewan ini tetap di wilayahnya.

Kuda nil sebetulnya tidak tertarik dengan manusia atau ingin memburunya. Dengan sifat ini, kuda nil dan manusia tak perlu berkonfrontasi yang berdampak buruk pada keduanya. Serangan kuda nil, apalagi yang sampai mengakibatkan manusia cedera, hanya terjadi jika ada gangguan di wilayah hewan teritorial itu.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Tren Serba Moo Deng di Thailand"
[Gambas:Video 20detik]
(row/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads