Viral Pungli di Kebun Raya Bogor, Dedi Mulyadi Angkat Bicara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Viral Pungli di Kebun Raya Bogor, Dedi Mulyadi Angkat Bicara

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Sabtu, 23 Agu 2025 10:16 WIB
Kebun Raya Bogor
Ilustrasi. Gerbang menuju Kebun Raya Bogor Foto: M. Sholihin
Jakarta -

Seorang wanita mengaku terkena pungutan liar di kawasan Kebun Raya Bogor (KRB). Dia mengaku diminta Rp 700 ribu karena menggelar acara di KRB.

Dilihat detikcom dari video viral, wanita itu mengatakan tengah membuat acara kantor di Kebun Raya Bogor. Wanita tersebut menyebut stafnya diminta membayar Rp 15 ribu per orang oleh sekuriti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kemarin aku sempet bikin acara kantor di Kebun Raya Bogor, jadi pas aku lagi main aku lihat staf aku, asisten aku, si ini mana? Terus staf aku bilang, dia dibawa sekuriti. Katanya kita harus bayar lagi Rp 15.000 per orang, karena kita bawa makanan dari luar," kata wanita dalam video viral.

"Sejak kapan ada aturan bayar Rp 15 ribu per orang karena kita bawa makanan dari luar," katanya lagi.

ADVERTISEMENT

Hal ini langsung menuai perhatian publik. Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan klarifikasi dan arahan kepada pengelola Kebun Raya Bogor.

"Ada postingan di media sosial mengenai keluhan warga yang berkunjung ke Kebun Raya, merasa ada pungutan liar pada saat dia menggelar sebuah kegiatan. Dan berdasarkan keterangan dari pengelola, kegiatan itu memang tanpa izin," ujar Dedi.

Menurut Dedi, setiap kegiatan yang digelar di kawasan wisata seharusnya mengikuti aturan yang berlaku. Jika tidak ada izin resmi, maka lebih baik kegiatan tersebut dihentikan daripada menimbulkan persepsi adanya pungutan liar.

"Kalau ada sebuah kegiatan pada areal pengelolaan yang dikelola oleh lembaga komersial, kalau itu memang tidak ada pemberitahuan, lebih baik dihentikan saja. Kemudian dilarang menyelenggarakan, dibanding kemudian menerapkan kebijakan yang dipahami sebagai pungli," tegasnya.

Pemanggilan Manajemen Kebun Raya Bogor

Untuk menyelesaikan polemik ini, Dedi mengatakan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat akan memanggil jajaran manajemen Kebun Raya Bogor untuk memberikan penjelasan terkait peristiwa tersebut.

"Agar peristiwa ini clear dan tidak menimbulkan problematika dalam pengelolaan wisata di Jabar, hari Selasa Dinas Pariwisata akan mengundang manajemen Kebun Raya untuk menjelaskan peristiwa tersebut," katanya.

Dalam pernyataannya, Dedi juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat, khususnya wisatawan, apabila ada kejadian yang menimbulkan ketidaknyamanan di Jawa Barat.

"Saya mohon maaf pada siapapun yang berkunjung di Jawa Barat apabila ada peristiwa yang tidak mengenakkan. Saya sebagai gubernur Jawa Barat akan senantiasa melakukan kontrol dan evaluasi berbagai kegiatan untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi siapapun yang berkunjung," ungkapnya.

Ia menambahkan, pemerintah daerah bersama pengelola wisata akan terus berupaya memastikan setiap kegiatan memiliki aturan dasar yang jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman, prasangka, atau bahkan fitnah.

"Saya ucapkan terima kasih atas berbagai koreksinya dan jajaran manajemen dari Kebun Raya nanti kita sama-sama memberikan penjelasan Agar semua apa yang kita lakukan Memiliki dasar dan tidak menimbulkan syak wasangka atau fitnah," ujarnya.

Pengelola Kebun Raya Bogor (KRB) dalam hal ini General Manager PT Mitra Natura Raya (MNR) Zaenal Arifin sebelumnya mengatakan kelompok itu tidak memiliki izin berkegiatan dalam jumlah besar.

"Mereka datang ke Kebun Raya Bogor, masuk langsung bikin acara. Tidak membayar sewa lahan, tiba-tiba bikin acara, hanya membayar HTM dan parkir kendaraan. Dikarenakan tidak ada pemberitahuan dari mereka maka petugas keamanan kami menanyakan kepada salah satu panitia acara untuk menjelaskan aturan-aturannya, bukan pungli," kata dia.

PT MNR adalah mitra bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengelola Kebun Raya Bogor. Zaenal mengatakan aktivitas mereka sebagai kelompok yang melibatkan 60 orang baru diketahui ketika ada pengeras suara hingga mobil pengirim makanan dalam jumlah besar.

"Nah jadi ini bertahap nih, bertahap. Ketika pagi-pagi mereka awalnya datang tuh dua mobil dulu, lalu menempati salah satu lokasi. Nah itu belum teridentifikasi grup, karena masih perorangan. Jadi normal saja, bayar tiket biasa, HTM masuk sama parkir kendaraan di dalam," kata Zaenal.

"Nah, ketika sudah ada mengeluarkan sound system (pengeras suara, red), lalu juga tiba-tiba ada satu mobil boks yang membawa makanan, nah itu baru kita pertanyakan. Jadi kita pertanyakan ini acara apa, apakah sudah konfirmasi atau belum," dia menambahkan.

Zaenal meminta agar pengunjung yang menggelar acara dengan jumlah peserta yang banyak menyampaikan izin lebih dulu. Dia mengatakan KRB memiliki aturan bagi grup atau komunitas yang akan menggelar acara di sana.

"Tentunya kami memiliki aturan-aturan yang sangat jelas, apabila ada grup atau komunitas yang ingin mengadakan acara di Kebun Raya. Sebaiknya melakukan konfirmasi jauh-jauh hari, sehingga kami bisa memberikan informasi yang lengkap, yang jelas aturan-aturannya, yang boleh dan tidak," kata Zaenal.

"Tentunya yang paling penting karena ini Kebun Raya yang merupakan pusat riset konservasi, tentunya kami bisa memberikan arahan lokasi mana yang memang bisa digunakan untuk diadakan acara, karena tidak seluruhnya lokasi yang di Kebun Raya bisa diadakan acara," kata dia.

Zaenal mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Senin (11/8). Dia menyebut kehadiran sekuriti untuk mempertanyakan kegiatan yang digelar karena tidak ada pemberitahuan ke pengelola KRB.

"Itu kejadian pada hari Senin tanggal 11 (Agustus), satu minggu yang lalu. Ada sekelompok komunitas yang ingin mengadakan acara, dan tidak ada konfirmasi kepada pihak pengelola Kebun Raya untuk mengadakan acara di lokasi tersebut," kata Zaenal.

"Saat itu kami, dari petugas keamanan mempertanyakan kegiatan apa yang sedang berlangsung, dan tentunya kami memiliki aturan-aturan yang sangat jelas, apabila ada grup atau komunitas yang ingin mengadakan acara di Kebun Raya," dia menambahkan.




(ddn/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads