Didukung COMCEC, Kemenpar Siap Genjot Penerapan Pariwisata Berkelanjutan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Didukung COMCEC, Kemenpar Siap Genjot Penerapan Pariwisata Berkelanjutan

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Selasa, 26 Agu 2025 16:15 WIB
Workshop pariwisata berkelanjutan yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, Selasa (26/8/2025)
Asisten Deputi Bidang Manajemen Usaha Pariwisata Kemenpar, Amnu Fuadiy. (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)
Jakarta -

Dalam membangun pariwisata Indonesia yang berkelanjutan, Kementerian Pariwisata dengan beberapa lembaga lainnya didukung oleh Committe for Economic and Commercial Cooperation (COMCEC).

Kegiatan workshop tersebut bertajuk 'Empowering Sustainable Tourism: Intergating Blue, Green, and Circular Economy (BGEC) in Tourism Operations' yang digelar di Hotel Pullman Central Park, Selasa (26/8/2025). Asisten Deputi Bidang Manajemen Usaha Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata, Amnu Fuadiy, menjelaskan penerapan pariwisata berkelanjutan ini sebetulnya sempat terkendala karena adanya efisiensi anggaran.

Tetapi pada saat ini pihaknya mendapatkan suntikan dan dari COMCEC untuk mempermudah penerapan pariwisata berkelanjutan itu di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan kita didukung oleh COMCEC di bawah Organisasi Konferensi Islam (OKI) mendapatkan dukungan pendanaan untuk mengadakan workshop terkait dengan prinsip-prinsip BGEC. Jadi keinginan kita untuk mempercepat penerapan itu karena ini terkait dengan sustainability itu bisa cepat terwujud," ujar Amnu.

ADVERTISEMENT

"Karena ini melibatkan beberapa negara, kemudian pelaku usaha, regulator pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata, pemerintah pusat, Kementerian Pariwisata, dan kementerian lainnya. Jadi mudah-mudahan penerapan prinsip-prinsip BGEC di sektor pariwisata bisa cepat terwujud," lengkapnya.

Amnu menegaskan pariwisata berkelanjutan ini bukan lah hal yang tidak bisa diusahakan. Walaupun dalam penerapannya nanti pasti ada kendala, tetapi hal tersebut tetap harus dilakukan.

Karena jika berbicara Indonesia dari kacamata pariwisata, Indonesia ini kuat dengan lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya. Oleh karenanya pariwisata itu bukan hanya untuk hari ini saja, tetapi untuk jangka yang lebih panjang lagi.

Workshop pariwisata berkelanjutan yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, Selasa (26/8/2025)Workshop pariwisata berkelanjutan yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, Selasa (26/8/2025). (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

"Kita tidak hanya berbicara hari ini tapi juga berbicara tentang masa depan anak cucu kita. Jadi itu sesuatu keniscayaan, apalagi terkait dengan pariwisata, karena pariwisata ini kan termasuk salah satu faktor yang diharapkan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi delapan persen di tahun 2029," jawab Amnu.

Mengulas tantangan dalam penerapan pariwisata berkelanjutan ini, Amnu menjelaskan ada beberapa hal yang akan didapati saat penerapannya nanti. Mulai dari sudut pandang tentang industri yang hanya bertumpu pada biaya saja.

"Padahal sebenarnya betul di beberapa momen ditahap awal kita butuh biaya dan investasinya, tetapi dalam jangka panjang itu justru merupakan peluang yang sangat besar. Barangkali di Indonesia belum semuanya," ungkapnya.

Lebih jelas penerapan pariwisata berkelanjutan ini, bisa terlihat dari beberapa aspek dan sebagai contohnya pencahayaan dalam hotel, penggunaan air, energi, sampah makanan dan adanya pelibatan masyarakat.

"Nah inilah pentingnya kita bergandengan tangan, tidak hanya pemerintah pusat atau daerah tapi juga seluruh stakeholder: ada asosiasi, akademisi, pelaku industri itu harus bergandengan tangan untuk bagaimana ini menjadi peluang. Karena sebenarnya pasar untuk pasar Eropa, Amerika, dan beberapa wilayah di dunia ini sangat concern," terang Amnu.




(upd/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads