Lewat Sport Tourism, Keindahan Bromo via Pasuruan Bakal Dipamerkan

Event lari berskala internasional Bromo Marathon 2025 bukan cuma gelaran lari saja. Ajang itu juga akan mengenalkan potensi sport tourism di Pasuruan, Jawa Timur.

Ini merupakan gelaran Bromo Marathon yang ke-12. Di tahun ini akan ada beberapa kategori lomba. Mulai dari 5 kilometer, 10 kilometer, half marathon yang berjarak 21 kilometer, dan full marathon 42 kilometer.

Dalam konferensi pers Road to Bromo Marathon 2025 yang diselenggarakan di Patio by Plataran, founder Bromo Marathon, Dedik Kurniawan, menyampaikan gelaran ini bukan sekadar ajang lari saja. Tetapi juga mengenalkan potensi yang ada di wilayah Pasuruan.

"Untuk full marathon kita punya highlight rute baru via Kandang Sari atau yang kalau di TikTok itu lebih dikenal dengan Bukit Premium, jadi ini lagi viral banget," ungkap Dedik di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Bromo Marathon 2025 ini, Plataran didapuk untuk ketiga kalinya sebagai official venue partner. Di mana titik start dan finishnya nanti akan berada di area Plataran Bromo.

CEO & Founder Plataran Indonesia, Yozua Makes, mengatakan potensi pariwisata Pasuruan ini sangatlah besar. Ia menceritakan, dahulu pihaknya tidak serta merta membangun akomodasi untuk menggaet minat masyarakat.

"Yang pertama kali kita buat adalah pura di tanah kita dengan biaya kita dan pada waktu setelah itu jadi, kita bilang sama masyarakat 'silahkan berdoa di pura yang kita buat'. Sejak itulah orang datang ke Bromo, bukan hanya melihat masyarakat, bukan saja melihat matahari terbit, tapi menikmati kebudayaan Tengger," jelas Yozua.

Dari titik itulah saat kunjungan wisatawan mulai meningkat ke Bromo, durasi wisatawan menginap di sana pun menjadi lebih lama. Sehingga makin ke sini ekosistem pariwisata di Bromo, khususnya kawasan Pasuruan semakin meningkat.

"Dan length of stay-nya dari one night menjadi two nights, bahkan three nights," ucapnya.

Dalam soal pemberdayaan masyarakat lokal juga, Plataran punya program Plataran UMKM, yang mana semua produk yang dimiliki menjadi bahan pokok yang nantinya akan diolah. Misalnya hasil sayuran yang dikelola oleh masyarakat di sana.