Belakangan ini, Jepang ramai dengan turis. Tak bisa ditampik, aksi-aksi di luar nalar pun dilakukan oleh pelancong.
Pada awal Agustus, seorang turis Australia yang sedang mengunjungi kota Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi, mengunggah video dirinya di pemakaman setempat ke media sosial.
Meskipun kebanyakan orang akan menganggap memotret atau merekam pemakaman agak aneh, Jepang tidak memiliki tabu agama yang ketat terhadapnya, dan asalkan video tersebut bersifat bijaksana dan penuh hormat, mungkin itu akan menjadi akhir cerita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, salah satu video justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Seperti dikutip dari SoraNews24 pada Rabu (3/9/2025) seorang turis pria asal Australia terekam kamera mendekati sesajen makan, di mana orang-orang terkasihnya meninggalkan koktail chu-hi kalengan sebagai persembahan untuk mengenang almarhum.
Pria Australia itu berjalan ke batu nisan, meletakkan koin di atasnya, lalu mengambil kaleng, membukanya, dan menenggaknya. Ia kemudian memberi isyarat untuk mengetukkan kaleng kosong ke batu nisan, seolah-olah sedang bersulang di bar.
Dalam video lainnya, pria tersebut menunjukkan dirinya melemparkan kaleng kosong ke tanah di dalam pemakaman, mengacungkan pistol mainan, dan mengayunkan itatoba, sebuah nisan kayu bertuliskan nama-nama Buddha anumerta dari masing-masing anggota keluarga almarhum (makam di Jepang bersifat komunal untuk keluarga), yang tampaknya ia ambil dari salah satu makam.
Video-video yang diunggah pada awal Agustus ini mulai banyak mendapat kritikan dari warga Jepang. Respons yang muncul adalah kemarahan, dengan komentar-komentar seperti, "Apakah kamu tidak keberatan jika ada orang yang melakukan hal seperti ini di makam orang tuamu?", "Jangan pernah datang ke Jepang lagi," dan "Minta maaflah, perampok makam."
Menyusul reaksi keras di Jepang, Kantor Polisi Prefektur Yamanashi di Fuji Yoshida, yang yurisdiksinya meliputi pemakaman dan kuil Buddha yang berafiliasi dengannya, mengatakan mereka sedang menyelidiki masalah tersebut.
Mereka sudah memiliki bukti video pelaku, penyelidikan kemungkinan besar difokuskan untuk menentukan identitasnya dan mengeksplorasi apakah ada kekuatan hukum yang dapat digunakan untuk menuntut pertanggungjawaban atas tindakannya atau melarangnya kembali ke kota atau negara tersebut.
Baca juga: Cara Unik Jepang Perangi Overtourism |
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Ada Gerbong Khusus Merokok di Kereta, Kamu Setuju?
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Terpopuler: Dedi Mulyadi Terancam Dicopot, Ini Penjelasan DPRD Jabar