Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendesak PT InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) dan PT Mandalika Grand Prix Association (MGPA) untuk lebih agresif memasarkan tiket MotoGP Mandalika, khususnya di kawasan wisata tiga Gili, Lombok.
Ketua PHRI NTB, Ni Ketut Wolini, menilai promosi yang dilakukan menjelang ajang internasional tersebut kurang efektif, dengan penjualan tiket yang baru mencapai 30 persen hanya beberapa hari sebelum acara digelar.
Permintaan itu dilontarkan Wolini saat acara diskusi 'The Mandalika: Jalan NTB Menuju Pariwisata Kelas Dunia' di Mataram, Selasa (23/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita tidak sedang bicara soal Infrastruktur. Berapa persen tiket terjual? Ini saya dengar tinggal beberapa hari baru laku 30 persen? Kenapa event bertaraf internasional kita koordinasi H- berapa hari event, ini tidak efektif," kata Wolini dilansir detikbali, Rabu (24/9/2025).
Saran PHRI buat ITDC
Wolini mengatakan promosi tiket event bertaraf internasional bisa efektif andai dilakukan H-6 bulan. Promosi juga harus dilakukan dengan cara terbuka karena event MotoGP membawa nama bangsa di kancah Internasional.
"Kami minta ITDC jangan tertutup, harus terbuka. Semenjak ada ITDC, apalagi ada MotoGP, kami belum diundang soal apa yang perlu kita lakukan. Kita NTB punya banyak pakar wisata yang bisa memecahkan masalah MotoGP ke depan," kata Wolini.
Wolini belum melihat ada upaya promosi yang serius untuk menjual tiket MotoGP Mandalika di kawasan tiga Gili Lombok (Trawangan, Air dan Meno). Padahal, kata dia, perputaran arus wisatawan asing dari Bali di kawasan tersebut sampai 3.000 pengunjung per hari.
"Ini sama sekali tidak ada promosi di sana. Pada waktu MotoGP juga penyeberangan harus diaktifkan, malah di Gili tidak ada. Karena di sana tidak banyak pengaruh. Bahkan, saya pernah tanyai bule. 'Kamu tahu MotoGP?' Mereka jawab tidak tahu," ujar Wolini.
Wolini juga mengkritisi upaya promosi MotoGP dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. Semarak MotoGP dari kalangan pemerintah perlu dipertanyakan. Bahkan, upaya untuk memperbanyak penerbangan ke Bandara Internasional Lombok juga belum tampak.
"Apa artinya event kalau penerbangan kita minim. Ini perlu menjadi perhatian juga," kata Wolini.
Okupansi Hotel Tembus 70 Persen
PHRI NTB, Wolini mengatakan mencatat tingkat keterisian kamar (okupansi) hotel sudah mencapai 70 persen menjelang dua pekan perhelatan MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika pada 3-5 Oktober 2025.
"Secara umum sudah 70 persen. Itu secara umum, walaupun ada hotel yang sudah 80 persen dan ada baru 40 persen," kata Wolini.
Okupansi kamar itu, tutur Wolini, baru di Lombok Barat dan Mataram, sedangkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, angkanya sudah 80 persen.
"Karena Mandalika ini zona utama, pasti ramai. Tetapi, meski begitu, itu saja baru 80 persen," ujar Wolini.
Wolini mengungkapkan okupansi hotel biasanya sudah 100 persen menjelang dua pekan pelaksanaan MotoGP. Angka itu tecermin dalam perhelatan MotoGP 1, 2, dan 3.
Namun, pada Moto GP tahun ini, okupansi hotel baru 70 persen. Bahkan, motoGP kali ini tidak mengerek okupansi hotel di tiga Gili Lombok. "Ini hasil turun kami ke tiga gili karena tiga gili pasarnya lain, yakni bule semua," ujar Wolini.
Bagi Wolini, perlu kolaborasi dan sinergi antara semua pihak, baik ITDC, MGPA, pelaku wisata, asosiasi, serta pemerintah daerah (pemda) untuk menggenjot promosi MotoGP.
"Harus ada sinergi disini untuk memajukan NTB, khususnya Lombok. Karena kita tidak lagi bicara Lombok, tetapi Indonesia. Karena sirkuit ini satu-satunya di Indonesia yang kita banggakan. Untuk itu mari sama-sama kita garap sehingga hasilnya tidak asal-asalan. Ini jelang satu bulan baru ada rapat koordinasi," ujar Wolini.
Sementara itu, Pejabat Sementara General Manager The Mandalika, Agus Setiawan, mengatakan angka penjualan tiket terus bergerak. Agus menegaskan saran dari Wolini akan dikomunikasikan dengan tim ticketing untuk program ke depan.
"Masukannya, koordinasi dengan event di Mandalika beberapa event di Dorna sudah kami melakukan koordinasi tengah berjalan stakeholder di pemprov, jadi catatan kami ke depannya," kata Agus.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, Ahmad Nur Aulia, mengaku pengembangan Mandalika harus dilakukan secara bersama-sama atau dengan melibatkan hexa helix. Hexa helix merupakan model kolaborasi yang melibatkan enam elemen kunci, yakni pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media, masyarakat, dan lingkungan.
"Semuanya perlu kita bantu. Sekarang sudah tahun keempat MotoGP, seperti anak usia empat tahun sudah bisa menggiring bola dengan baik. Ini jadi harus dikelola dengan baik," kata Aulia.
Tantangan MotoGP 2025, Aulia berujar, ada event bersamaan F1 Singapura. Event F1 di Singapura itu bisa jadi menjadi pilihan penonton karena akan menampilkan penyanyi dunia Taylor Swift.
"Di sini pertaruhan negara dan tahun depan akan hadir di tanggal 9-11 Oktober MotoGP 2026 dan akan berdampingan dengan F1 Singapura. Persiapan itu tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. ITDC MGPA bisa menyiapkan pemasaran bersama," kata Aulia.
***
Selengkapnya klik di sini.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Daftar Negara yang Menolak Israel, Tidak Mengakui Keberadaan dan Paspornya