Topan Ragasa Hantam China, 2 Juta Orang Dievakuasi, Bandara Senzhen Tutup

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Topan Ragasa Hantam China, 2 Juta Orang Dievakuasi, Bandara Senzhen Tutup

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Kamis, 25 Sep 2025 13:05 WIB
Hujan deras yang dipicu Topan Super Ragasa membuat sejumlah wilayah di Provinsi Pampanga, Filipina, terendam banjir pada Selasa (23/9/2025). Genangan air merendam jalan-jalan utama, memaksa warga berjuang menembus banjir untuk melanjutkan aktivitas maupun mencari tempat aman. REUTERS/Lisa Marie David
Topan Super Ragasa. (Lisa Marie David/Reuters)
Jakarta -

Topan super Ragasa, siklon tropis terkuat di dunia, mendarat Provinsi Guangdong, China Selatan setelah melanda Taiwan dan Hong Kong. Kota itu menyatakan status darurat tingkat tinggi dan menyetop semua transportasi, termasuk menutup bandara.

Dikutip dari Reuters, Kamis (25/9/2025), Guandong, yang bersebelahan dengan Hong Kong dan Makau, juga terdampak Ragasa. Topan Ragasa memang bukan badai biasa, topan itu dijuluki topan super atau raja topan.

Pemerintah Guangdong mengevakuasi lebih dari 2 juta orang. Otoritas darurat mengirim tenda, tempat tidur lipat, hingga perlengkapan penyelamatan ke wilayah terdampak. Di Guangzhou, Shenzhen, Foshan, dan Dongguan, badai telah menyebabkan gangguan signifikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Shenzhen, kota di Guangdong, merelokasi sekitar 400.000 orang, termasuk warga di daerah dataran rendah dan rawan banjir. Tersedia lebih dari 500 tempat penampungan darurat. Bandara Shenzhen menghentikan penerbangan mulai Selasa malam.

ADVERTISEMENT

Kota lain di Guangdong, Yangjian, juga telah dinyatakan dalam status darurat tingkat tinggi.

China mengeluarkan peringatan gelombang badai tertinggi (kode merah) untuk pertama kalinya tahun ini. Gelombang laut setinggi 2,8 meter diperkirakan akan melanda kawasan padat penduduk di Delta Sungai Mutiara.

Topan Ragasa terbentuk di Samudra Pasifik Barat pekan lalu. Dengan dukungan suhu laut yang hangat dan kondisi atmosfer stabil, badai ini menguat cepat menjadi super topan kategori 5, dengan kecepatan angin melebihi 260 km/jam.

Meski kini mulai melemah, dampaknya tetap merusak, mulai dari pohon tumbang, kabel listrik putus, dan sejumlah wilayah terendam.

Menurut ahli energi dan iklim dari Economist Intelligence Unit, Chim Lee, wilayah Delta Sungai Mutiara kini lebih siap menghadapi badai dibanding masa lalu.

"Pemerintah belajar dari Topan Hato dan Mangkhut yang menyebabkan kerugian besar pada 2017 dan 2018," katanya.

Kementerian Kelautan memperingatkan risiko tinggi banjir, terutama di dataran rendah Shenzhen.

Peringatan gelombang badai diberlakukan hingga Kamis.

Sementara itu, sejumlah pemilik toko dan restoran di Guangdong menempatkan truk sewaan besar di depan etalase sebagai pelindung darurat




(upd/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads