Ikan Hiu Mengandung Merkuri, Kok Jadi Menu MBG? Ini Mitos dan Jenis Kulinernya

Rosmha Widiyani - detikTravel
Sabtu, 27 Sep 2025 05:05 WIB
Larangan konsumsi hiu (dok. Antara Foto/Idhad Zakaria)
Jakarta -

Bahasan seputar hiu mencuat setelah kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 12 Banua Kayong, Kalimantan Barat. Salah satu menunya adalah hiu goreng yang diduga mengandung merkuri, sehingga mengakibatkan para siswa keracunan.

Dalam sejarah kuliner Indonesia, daging hiu sebetulnya bukan bahan asing. Dikutip dari laman WWF Indonesia, makan hiu dipercaya bisa memberi kemakmuran dan menaikkan gengsi. Mitos ini mengikuti kebiasaan para raja terdahulu, apalagi hiu tidak bisa diperoleh di pasaran umum.

"Hiu merupakan hidangan yang sulit didapat sehingga menjadi prestise bagi raja-raja di masa lalu. Orang-orang zaman sekarang mengikuti kebiasaan tersebut dan menanggap konsumsi hiu mewakili unsur kemakmuran," ujar Aji Bromokusuma yang ketika itu menjabat Sekjen Asosiasi Peranakan Tionghoa.

Selain mitos membawa kemakmuran dan memperbaiki gengsi, konsumsi daging dan sirip hiu berisiko membahayakan kesehatan. Dikutip dari riset berjudul Konsentrasi Merkuri dalam Daging Hiu dari Pasar Tradisional di Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan, tingginya kadar merkuri dalam daging hiu memengaruhi kadar zat tersebut dalam darah.

"Tingginya kadar merkuri dalam daging hiu perlu dikomunikasikan pada masyarakat. Selain itu, perlu dibuat program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait efek buruk kandungan merkuri bagi kesehatan," tulis periset Han Cheol Heo, dkk, dalam artikel yang publis di National Library of Medicine.

Dampak konsumsi merkuri pada daging dan sirip hiu bagi kesehatan berbeda sesuai kadar dan reaksi tubuh. Dengan kadar yang masih sedikit reaksinya mungkin mual, muntah, pusing. Risiko kesehatan makin besar seiring konsumsi daging hiu bermerkuri yang semakin banyak, misal kerusakan sistem saraf dan ancaman penyakit kardiovaskuler.

Penyebab Lain Ikan Hiu Tidak Boleh Dikonsumsi

Sirip Ikan Hiu (dok. Istimewa)

WWF dalam situsnya menjelaskan hiu adalah pemangsa puncak atau apex predator dalam rantai makanan. Hiu memastikan keseimbangan ekosistem, sehingga semua komponen dalam rantai makanan tidak ada yang hilang. Artinya tidak ada populasi yang mengalami blooming population, atau justru nyaris punah.

Hiu juga memastikan lingkungan masih sangat layak menjadi tempat hidup komponen dalam rantai makanan. Tiap komponen memperoleh cukup makanan, sinar matahari, kadar oksigen dan berbagai faktor pendukung kehidupan lainnya. Seluruh komponen saling mendukung membuat siklus dalam rantai makanan terus berlangsung.

Tidak ada hiu atau predator puncak lain mengindikasikan ketidakseimbangan ekosistem dan lingkungan laut sebagai habitat makhluk hidup. Dalam kondisi ini, laut kehilangan pesonanya sebagai wujud keseimbangan alam dan sumber keanekaragaman. Perlahan lingkungan juga ikut berubah, sehingga laut kehilangan pesonanya.

Dengan air yang tidak lagi bersih dan hilangnya pemandangan indah, laut tak lagi menjadi tujuan traveling. Pengunjung memilih tempat lain dengan lingkungan yang lebih baik untuk healing atau liburan. Kondisi ini pastinya berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar.

Jenis Kuliner Ikan Hiu di Indonesia

Bagar Hiu (dok. Arsip Website Budaya Indonesia)

Daging dan sirip hiu memang beracun, namun mengonsumsinya bukan hal asing. Faktanya, ada beberapa kuliner Indonesia yang berbahan hiu. Berikut penjelasannya

1. Bagar hiu

Olahan dari Bengkulu ini menggunakan banyak rempah dan kuah kental dengan rasa gurih, manis, dan pedas.

2. Hiu goreng

Hidangan dari Kepulauan Riau ini mirip ikan fillet yang dilapisi tepung lalu digoreng hingga renyah.

3. Hiu asap kalakan

Jenis kuliner dari Pacitan, Jawa Timur, ini diolah dengan mengasapi daging hiu yang ditusuk dengan lidi.

4. Hiu panggang

Hidangan dari Siantar, Sumatra Utara ini mengolah hiu dengan dipanggang di atas arang dengan aneka bumbu lezat.

5. Sup sirip hiu

Chinese food ini memerlukan waktu masak lama dengan rempah pilihan hingga diperoleh sup kaya kolagen.

Konsumsi olahan hiu kini makin terbatas seiring status beberapa jenis hiu sebagai hewan yang dilindungi. Misalnya hiu martil dan hiu koboi yang digunakan dalam olahan hiu asap. Selain itu, kesadaran risiko konsumsi hiu menyebabkan banyak orang tak lagi makan hewan tersebut.



Simak Video "Video: Kenali 5 Ikan yang Tinggi Kandungan Merkuri, Ada Hiu"

(row/ddn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork