Eco Edu Ciliwung sangat cocok bagi traveler yang ingin berwisata bukan hanya untuk senang-senang, namun ingin sambil belajar. Di wisata ini, traveler bisa menemukan beberapa kegiatan yang bisa dilakukan, seperti mengikuti sekolah sungai Ciliwung, berkebun dengan nuansa urban farming, mengelola sampah organik, dan pelatihan susur sungai dengan bot perahu.
Asyiknya, tarif masuk Eco Edu Wisata Ciliwung ini gratis alias tidak dipungut biaya masuk. Wisata ini juga terbuka untuk umum.
Tak hanya itu, traveler juga bisa memetik langsung hasil perkebunan dan membelinya. Di Eco Edu Wisata Ciliwung, traveler bisa membawa pulang kompos organik secara gratis yang disediakan oleh Masyarakat Pecinta Ciliwung (Mat Peci).
"Hasil perkebunan biasanya dibagikan ke warga sekitar dan pengelola, biasanya ada yang ngambil untuk beli disini juga ada," kata Usman Firdaus, pelopor Masyarakat Pecinta Ciliwung (Met Peci).
Saat traveler memasuki gerbang masuk, spot pertama kali yang akan traveler temukan adalah Taman Kasih PKK Edu Wisata Ciliwung. Di taman ini terdapat wahana permainan yang cocok untuk anak-anak. Bagi traveler yang akan singgah di Taman Kasih PKK sebaiknya singgah di sore hari karena saat siang matahari sangat menyengat di tubuh dan Taman Kasih PKK Edu Wisata Ciliwung ini tidak difasilitasi dengan atap di atasnya.
Setelah melewati Taman Kasih PKK Edu Wisata Ciliwung, traveler akan berjumpa dengan Sekolah Sungai Ciliwung yang letaknya berdampingan dengan Kantor Sekretariat Masyarakat Pecinta Ciliwung (Mat Peci).
Di depan Sekolah Sungai Ciliwung, ada area Display Edukasi Urban Farming dan Ketahanan Pangan Mandiri. Di sini traveler bisa menemukan tempat dari pengelolaan sampah organik menjadi kompos, tanaman endemik Jakarta, ternak bebek, angsa, ayam, dan ikan.
Di samping area urban farming, ada tempat untuk green camp. Namun, berdasarkan pantauan detik travel, area green camp nampak tidak seperti area camp hanya saja ada nama saja di plang tersebut.
Ada green house juga diarea sekolah sungai Ciliwung, green house ada untuk budidaya Lalat BSF atau Maggot. Maggot ini berasal dari makanan sisa yang basi, lalu jika sudah mengering ia akan berbentuk seperti ulat kecil yang bisa dimanfaatkan untuk makanan ikan.
Lebih masuk ke dalam, traveler akan menemukan perkebunan urban farming. Tepatnya di sebelah kiri ada perkebunan sayur. Di kebun ini berbagai macam sayuran di tanam, mulai dari cabai, kangkung, bayam, dan tomat.
Setelah melewati perkebunan urban farming, traveler bisa menuju ke 'dermaga' untuk menjajal wisata susur sungai menggunakan bot perahu. Dalam kegiatan susur sungai, traveler akan dibawa sepanjang 3 km menelusuri sungai Ciliwung.
Eco Edu Dulu vs Sekarang
Berdasarkan keterangan warga Cikoko RT 8, Tuti, mengatakan bahwa sebelum ada Eco Edu Wisata kawasan itu adalah rawa. Tuti mengatakan bahwa sepanjang jalan Eco Edu Wisata dilarang untuk berjualan. Nah, sejak adanya Eco Edu kawasan Ciliwung menjadi bersih dan ramah bagi wisatawan.
"Untuk sekarang tentu berdampak pada perekonomian pedagang kaki lima yang berjualan, kalau di tempat saya sepi," kata Tuti.
Berdampak karena para pedagang dilarang untuk berjualan di sepanjang area Eco Edu Wisata Ciliwung dan harus bergeser beberapa meter atau di luar kawasan Eco Edu Wisata Ciliwung.
"Kalau warung saya sepi mbak, ya karena lokasinya di samping bukan di dalam kan nggak boleh," kata Tuti.
Tips Berkunjung di Eco Edu Wisata Urban
1. Jika traveler datang sendiri maka datanglah pas weekend.
2. Jika traveler berasal dari instansi maka bisa berkabar ke Ketua Masyarakat Pecinta Ciliwung (Mat Peci).
3. Datang pada pagi atau sore untuk suasana yang adem dan sejuk.
4. Bawa topi atau payung, untuk melindungi dari teriknya matahari.
Eco Edu Wisata Ciliwung menjadi bukti bahwa sungai bukan hanya sekadar aliran air, tapi juga ruang belajar, wisata, dan pelestarian lingkungan yang bermanfaat untuk semua.
Simak Video "Video Pramono Resmikan Taman Doa Kasih Mulia Sejati: Opsi Wisata Religi"
(fem/fem)