Di utara Jakarta terdapat rumah produksi batik yang isinya adalah ibu-ibu rumah tangga yang menghuni Rusunawa Marunda. Goresan tangan mereka harganya jutaan, lho!
Traveler bisa melihat langsung nih batik khas Jakarta yang diproduksi di Rumah Batik Marunda. Rumah itu berada di dalam kawasan Rusunawan Marunda, Jakarta Utara.
Sat berkunjung ke sana beberapa waktu lalu, detiktravel bertemu dengan salah satu perajin bernama Saras. Dia bercerita jika Batik Marunda ini dicetus oleh Veronica Tan pada 2013.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu pertama ada Batik Marunda itu pemberdayaan waktu zamannya Bu Vero (Veronica Tan) tahun 2013 dan saya baru ikut pelatihan sejak tahun 2017," Saras mengisahkan.
![]() |
Proses membatik untuk batik Marunda juga sama seperti proses batik lainnya, mulai dari menjiplak gambar, mencanting, memberikan warna, lorot atau menghilangkan malam pada kain hingga menjemurnya.
Di ruangan ini, terdapat 12 orang yang ikut andil dalam menghasilkan Batik Merunda dengan ragam desain. Katanya, ada lebih seratus motif yang mereka produksi.
"Ada banyak motif yang kami kerjakan di sini. Seperti motif Formula E, Jakarta kekinian, motif sampan dan nyiur, motif petasan, motif Rumah si Pitung, Flamboyan, teratai rawa bebek, sampan kelapa, Semanggi, pinisi, lambondoh, Morotai dan masih banyak lainnya. Pokoknya motif-motifnya berhubungan dengan Jakarta," ujar Saras.
Perajin juga ibu rumah tangga
Adapun para perajin batik tulis di sini kesehariannya sebagai ibu rumah tangga biasa saja. Mereka semua belajar dari nol hingga bisa mahir seperti sekarang.
"Kita di sini kan ibu rumah tangga biasa. Jadi kita ke sini (studio batik) setelah pekerjaan rumah selesai, biasanya kita di sini mulai dari pukul 10.00-17.00 WIB. Dulu semuanya belajar dari nol, mendapatkan pelatihan dan bimbingan gratis kan," kata dia.
![]() |
Adapun, harga Batik Marunda, harga kainnya mulai dari Rp 1,5 juta. Namun bila sudah diolah menjadi baju, outer atau rok lilit, harganya semakin mahal, mulai Rp 2 jutaan. Batik Marunda ini bukan dibuat dalam tempo sehari atau dua hari, namun waktu pengerjaan tergantung dari motif yang dipilih konsumen, bisa 1-2 minggu.
"Memang harganya mahal ya karena ini batik tulis, bukan cetak. Kita itu mencanting itu dengan benar-benar dengan tangan, enggak ada ibarat kata mesin satu pun yang membantu kita. Murni ini kreatifnya ibu-ibu yang mencanting itu," ujar dia.
![]() |
Saras mengatakan jika mereka juga punya desainer bernama Ibu Wendi dan pembina mereka bernama Irma. Ke depannya, Saras berharap Batik Marunda keberadaannya makin mendunia karena ini juga membantu perekonomian para perajin.
"Mudah-mudahan (gubernur Jakarta sekarang) bisa bawa Batik Marunda mendunia gitu. Biar dikenal banyak orang karena kita yang di sini, yang mencanting itu ibu-ibu rusun semua, pemberdayaan perempuan semua di sini. Jadi buat ya kalau kita orang rusun sangat senang karena bisa membantu perekonomian keluarga," kata dia.
Nah, traveler yang tertarik melihat kesibukan Rumah Batik Marunda, bisa datang langsung kok ke sini. Kamu juga bisa melihat ragam koleksi di akun Instagram Batik Marunda.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Viral WNI Curi Tas Mewah di Shibuya, Seharga Total Rp 1 M
Daftar Negara Walk Out Saat Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Pemkab Jamin Wisata Aman dan Nyaman