Desa Oenenu Selatan di Kabupaten Timor Tengah Utara yang dihuni 716 jiwa, sejak lama hidup dengan keterbatasan air bersih. Hal ini pun jadi ironi.
Itu lantaran Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di Nusa Tenggara Timor (NTT) dianugerahi Tuhan dengan alam yang indah. Banyak destinasi wisata dengan pemandangan yang menawan di sini. Sebut saja Pantai Tanjung Bastian hingga Bukit Tuamese yang penampakannya serupa dengan Raja Ampat.
Untuk wisata religi dan budayanya, di Timor Tengah Utara ada Kampung Adat Tamkesi serta Goa Santa Maria Bitauni yang berada di Kefemenanu Tengah. Bisa dibilang dari aspek wisata di TTU terhitung lengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tak jauh dari destinasi wisata itu, masih dijumpai desa yang mengalami krisis air, salah satunya desa Oenenu Selatan di Kecamatan Bikomi Tengah.
Sebagian warga Oenenu Selatan terpaksa membeli air tangki seharga Rp 150.000 untuk 6.000 liter air. Nominal itu tentu saja cukup berat, mengingat penghasilan rata-rata keluarga di desa ini hanya sekitar Rp 200.000 per bulan.
Kondisi ini pun berdampak pada kesehatan warga, gizi anak-anak, hingga produktivitas, karena banyak waktu mereka habis hanya untuk kegiatan mengambil air setiap harinya.
Namun pada 6 September 2025, dengan menggunakan pompa tenaga surya, sistem air bersih resmi beroperasi di Oenenu Selatan. Air dari dalam tanah dipompa menggunakan 14 panel tenaga surya ke bak penampungan, lalu dialirkan melalui jaringan pipa sepanjang hampir 5 kilometer.
Pipa sepanjang itu akhirnya bisa menjangkau 135 rumah, serta fasilitas umum seperti posyandu, gereja, dan PAUD di Oenenu Selatan. Dengan kapasitas produksi hingga 84.000 liter per hari, warga kini hanya perlu melangkah beberapa meter dari rumah untuk mendapat air.
![]() |
"Selama ini, air bersih selalu jadi kerinduan utama. Hari ini saya sangat terharu melihat air mengalir deras di depan rumah warga. Ini bukti kerja sama kita," ujar Theodorus Mano, Kepala Desa Oenenu Selatan dikutip Kamis (9/10/2025).
Hal yang sama juga dirasakan oleh Esni Mano (38), Kepala Dusun Dua Desa Oenenu Selatan. Dia bisa tersenyum lega saat ember di depan rumahnya terisi penuh. Untuk pertama kalinya, air bersih mengalir deras langsung ke desanya.
"Sebelum air masuk, masyarakat ambil air di kali. Kalau ada uang sedikit-sedikit isi fiber, kalau tidak ada uang ya semuanya ke kali. Waktu dengar air mau masuk desa, senang sekali. Mau masak, mau tarik pipa, meski capek tetap maju," ucap Esni.
Warga desa Oenenu Selatan pun membentuk komite air untuk mengelola penggunaan dan pemeliharaan fasilitas pompa tenaga surya. Dengan iuran Rp20.000 per keluarga, mereka melakukan perawatan rutin terhadap fasilitas yang sudah tersedia.
Pemuda lokal pun mendapat pelatihan untuk merawat panel surya dan pompa air. Keberlanjutan pun menjadi kunci utama setelah air bersih mengalir di Oenenu Selatan. Air bersih yang mengalir ke rumah warga kini membawa perubahan lebih baik.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Pemkab Jamin Wisata Aman dan Nyaman
Tak Lagi Jadi Menkeu, Sri Mulyani Sibuk Liburan ke Yogya
Pesawat Delay, Penumpang Berjoget Bareng di Ruang Tunggu Bandara