Traveling Saat Cuaca Panas, Jangan Lupa Minum Air Biar Tak Dehidrasi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Traveling Saat Cuaca Panas, Jangan Lupa Minum Air Biar Tak Dehidrasi

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Kamis, 16 Okt 2025 20:46 WIB
Young woman standing in front of open refrigerator and drinking cold water while suffering from a hot summer heat at home
Ilustrasi (Getty Images/deepart386)
Jakarta -

Traveling atau bepergian di cuaca panas ekstrem seperti sekarang, traveler jangan sampai dehidrasi. Kalian harus minum air yang cukup sesuai anjuran dokter.

Cuaca panas ekstrem sedang melanda Indonesia akhir-akhir ini. Di beberapa daerah, seperti Bali hingga Nusa Tenggara suhunya bahkan bisa mencapai 35 derajat celcius.

Bepergian tengah cuaca panas ekstrem seperti sekarang, traveler mesti menjaga asupan air minum agar tidak dehidrasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran bahkan menyarankan traveler yang berwisata di pulau Komodo untuk lebih banyak minum air putih supaya siap menghadapi cuaca panas yang melanda wilayah itu.

"Pastikan ketercukupan cairan tubuh dengan cukup minum air putih," kata Maria Seran dikutip dari Antara, Kamis (16/10/2025).

ADVERTISEMENT

Menurut anjuran dokter, setiap hari kita wajib minum 2 liter air atau setara dengan 8 gelas. Jika kurang dari itu, maka tubuh kita berisiko terkena dehidrasi atau kekurangan air, apalagi cuaca sedang panas ekstrem seperti sekarang.

Pakar dari Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr Hanny Nilasari menganjurkan masyarakat untuk memperbanyak minum air putih di tengah serangan cuaca panas.

"Jaga konsumsi air, artinya kita harus paham bahwa kebutuhan air kita minimal dua liter sehari, itu harus dipenuhi dulu. Kalau kita agak sering berkeringat, tentunya konsumsi airnya harus ditambah," kata dia dikutip dari Antara.

Selain minum air mineral botol, Hanny juga menganjurkan kepada traveler untuk memperbanyak konsumsi buah-buahan yang mengandung banyak air untuk membantu kulit tetap sehat dan terhidrasi.

Namun traveler mesti waspada juga, belakangan media sosial sempat digemparkan dengan isu kebersihan dan keamanan pada air minum dalam kemasan botol yang tidak memiliki segel plastik tambahan pada tutupnya.

Padahal, fungsi segel plastik tersebut tidak lagi relevan. Di beberapa negara, penggunaan segel plastik pada tutup botol sudah mulai dihentikan. Salah satunya di Thailand yang menggaungkan kampanye Abandoning the Cap untuk mengajak masyarakat meninggalkan segel plastik sekali pakai.

Keamanan air minum kemasan ditentukan oleh bagaimana proses produksi dan sistem pengemasan yang terjaga kehigienisannya, bukan dari lapisan plastik di luar tutup botol. Selama cincin pengaman utuh dan label tidak rusak, produk air aman untuk dikonsumsi.

Ilustrasi botol air minumIlustrasi botol air minum Foto: (dok. Istimewa)

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (ASPADIN) Rachmat Hidayat, menegaskan traveler tak perlu khawatir terhadap kualitas air kemasan botol yang tidak bersegel plastik pada tutupnya.

"Selama cincin pengaman belum terlepas atau rusak dari tutup botol dan produk belum pernah dibuka, maka produk minuman tetap aman," terang dia.

Menurutnya, isu segel plastik tersebut tidak berkaitan dengan keamanan produk. Rachmat berpesan bagi para konsumen agar lebih kritis dalam menerima informasi yang disampaikan.

"Setiap potongan kecil plastik yang dibuang ke tempat sampah adalah simbol kegagalan kolektif memahami makna inovasi dan tanggung jawab lingkungan," tutup dia.




(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads