Rumah Tua Tinggalan VOC di Semarang, Kini Tidak Terawat, Dibayangi Kisah Hantu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rumah Tua Tinggalan VOC di Semarang, Kini Tidak Terawat, Dibayangi Kisah Hantu

Arina Zulfa Ul Haq - detikTravel
Senin, 20 Okt 2025 13:39 WIB
Suasana rumah tertua di Semarang yang disebut milik pejabat VOC di Kampung Kelengan Besar, Kelurahan Kembangsari, Kecamatan Semarang Tengah, Minggu (19/10/2025).
Rumah lawasa tinggalan VOC di Semarang (Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Semarang -

Rumah tua di Kampung Kelengan Besar, Kelurahan Kembangsari, Kecamatan Semarang Tengah, Semarang bukan rumah biasa. Rumah itu menyimpan kisah panjang sejak masa VOC hingga kini.

Pantauan detikJateng, di antara deretan permukiman padat di Jalan Kelengan Besar, berdiri satu bangunan tua dengan atap dan dinding yang kusam dan rusak. Dari luar pagar tertera nomor rumahnya 48 dengan tulisan 'Maaf Jalan Buntu'.

Tampak tak ada aktivitas di rumah dengan pelataran luas itu meski ada motor yang terparkir di sana. Dari luar, rumah dua lantai itu memang tampak seperti rumah kosong biasa. Namun bagi warga sekitar, terutama Nunuk (74), rumah itu menyimpan kenangan lama yang tak terlupakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang aku dari kecil kan di sini. Di rumah besar tante sama bapakku yang boleh main di sana. Kalau tante aku ceritanya, dulunya ini ada tugunya, terus dipotong dibuat gapura orang kampung," kata Nunuk kepada detikJateng, Minggu (19/10/2025).

"Rumah itu peninggalannya sudah turun ke (generasi) ke-9. Dulu kan punya orang Belanda. Sekarang dengar-dengar itu mau jadi cagar budaya," dia menambahkan.

ADVERTISEMENT

Nunuk lahir dan besar di lingkungan Kelengan. Dia menyaksikan rumah megah itu perlahan termakan usia. Rumahnya tepat berada di samping pagar rumah megah tersebut.

Baginya, rumah Kelengan bukan sekadar bangunan tua. Di bawahnya, tersimpan lorong rahasia yang dipercaya dulu menjadi jalur penghubung menuju kawasan Gajah Mada.

Di masa lampau, rumah itu juga sempat menyimpan gamelan Mega Mendung, yang kemudian dipindahkan ke Keraton Jogja. Nunuk masih ingat betul, dulu halaman rumah itu luas dan asri.

"Ini dulu tanahnya juga tanah pasir yang seperti Keraton Solo. Jadi kanan kiri ini ada pohon sawo manila. Rumahnya dulu tinggi, dari jauh langsung kelihatan, tapi sekarang sudah pendek karena penurunan tanah. Rumah saya dulu nggak banjir sekarang saja kena banjir," jelasnya.

Menurutnya, rumah itu dulunya merupakan pabrik kecap dan sabak -alat tulis zaman dulu-. Tanah rumah tersebut sangat besar, bahkan rumah-rumah di perkampungan itu dulunya juga tak ada.

"Dulu belum ada rumah, sekitar sini masih lahannya, masih tanah kosong. Kan carane ini punya tanah, terus disewa-sewakan. Jadi kita sendiri menyewa, terus mau membuat HM (hak milik) ndak bisa," ujarnya.

Suasana rumah tertua di Semarang yang disebut milik pejabat VOC di Kampung Kelengan Besar, Kelurahan Kembangsari, Kecamatan Semarang Tengah, Minggu (19/10/2025).Suasana rumah tertua di Semarang yang disebut milik pejabat VOC di Kampung Kelengan Besar, Kelurahan Kembangsari, Kecamatan Semarang Tengah, Minggu (19/10/2025). (Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)

Dia mengatakan kondisi rumah tua itu memang memprihatinkan. Cat dinding mengelupas, jendela kayu lapuk, sebagian atap bocor.

"Dalamnya sudah hancur semua. Nggak ada yang bagus. Tapi ya masih ada lampu satu, 20 watt," tutur Nunuk.

Sekarang, rumah itu dijaga oleh dua orang.

Dibayangi Kisah Hantu

Cerita mistis pun tak lepas dari keberadaan rumah tua di tengah kampung tersebut. Saat detikJateng hendak memotret sekitar rumah, penjaga juga tak membolehkan.

"Aku jam 23.00 atau 00.00 WIB ke situ nggak apa-apa. Tapi kadang-kadang ada yang dilihatin (hantu). Kalau kita jorok, buang air kecil di teras, ada orang jongkok di depannya, kan cowok nek pipis sembarangan, asal," kata dia.

"Terus ada yang ceritanya mandi di belakang, terus ada orang yang gantung di tiang. Terus ada yang parkir di garasi belakang itu seperti ada yang ngasih tahu, mundur, maju sedikit. Padahal nggak ada orang. Kalau orang riwa-riwi seliweran ada yang pernah lihat," kata dia.

Rumah Tertua di Semarang

Sementara itu, pegiat sejarah Semarang, Johanes Christiono, menyebut rumah tersebut dibangun pada 1700-an oleh Van Klein, seorang pejabat VOC. Dari nama 'Klein' itulah kemudian lahir sebutan 'Kelengan' dari lidah masyarakat Jawa.

"Rumah itu milik pejabat zaman VOC. Namanya sesuai dengan nama kampung yang sekarang dipakai, Kelengan, dari nama Klein, Tuan Klein. Nah, dari lidah orang Jawa jadi Kelengan," kata dia.

"Itu dibangun tahun 1700-an, yang jelas itu rumah tertua kalau ingin membuktikan bisa dari yang mudah saja dari ada engsel pintu gerbang, jika ditelusuri pada pabriknya itu memang cukup tua," ujar Johanes.

"Bangunan itu dulu berlantai empat, dindingnya permanen, dan merupakan salah satu rumah gedung pertama di Semarang," Johanes menambahkan.

Dulu pekarangan rumah itu membentang hingga 4.500 meter persegi dari gapura di Jalan Depok sampai pelataran rumah utama. Di sana merupakan kebun bunga pada masa itu.

Seiring waktu, rumah dijual ke Be Biauw Tjoan, seorang officer der Chinezen atau pejabat perantara masyarakat Tionghoa pada masa kolonial.

"Seiring dengan berjalannya waktu, dibeli oleh orang kaya di Semarang, seorang pengusaha, officer orang Tionghoa yang dijadikan tokoh oleh Belanda," kata dia.

Namun kisahnya tak berhenti di situ. Putri Be Biauw Tjoan, Nona Be King Nio, mendesak ayahnya membelikan perhiasan permata milik Nyonya Tan Tjoey Sing.

Alih-alih membayar tunai, rumah besar itu kemudian ditukar dengan perhiasan-perhiasan batu permata. Sejak saat itu, kepemilikan rumah berpindah tangan ke keluarga Tan, lalu turun-temurun hingga kini.

"Jadilah rumah besar ini ditukar dengan perhiasan batu permata. Nona Be King Nio kelak dijodohkan dengan Liem Liong Hien, putera Majoor Gresik. Entah mulai kapan pekarangan itu menjadi deretan rumah," ujar dia.

***

Selengkapnya klik detikjateng.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Melihat Keunikan Sejarah SD Mexico yang Jadi Cagar Budaya Jakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads