Utusan Wali Kota London untuk Industri Kreatif, John Newbigin menilai ekonomi kreatif di kawasan ASEAN sudah berkembang pesat, tapi butuh kebijakan yang tepat.
"Ekonomi kreatif bukan sekadar serangkaian industri, tetapi merupakan cara berpikir yang benar-benar baru tentang interaksi dan hubungan timbal balik antara ekonomi, budaya, komunitas, masyarakat, dan lingkungan. Dan itulah yang sebenarnya disatukan oleh kerangka kerja ini," kata Newbigin dalam pemaparannya di Jakarta, Rabu (22/10/2025) dikutip dari Antara.
Berdasarkan kerangka kerja tersebut, pembuat kebijakan perlu memperhatikan keseimbangan antara sosial, budaya, lingkungan, dan ekonomi dari kebijakan berkelanjutan pada bidang apapun. Itu yang pertama.
Yang kedua, kebijakan untuk memajukan ekonomi kreatif perlu inklusif, tidak hanya harus mencakup semua negara anggota ASEAN, tapi juga semua komunitas yang membentuk bangsa di kawasan itu, khususnya komunitas terpinggirkan dan komunitas adat serta keterlibatan setiap kementerian.
"Ini adalah sesuatu untuk semua orang. Sebagian karena ekonomi kreatif tidak memiliki hambatan untuk masuk. Ekonomi ini padat karya, bukan padat modal, sehingga relatif mudah bagi orang untuk memulai bisnis, yang menjadikannya sangat penting bagi pertumbuhan kaum muda di kawasan ini," kata Newbigin.
Ketiga, seperti dikatakan Newbigin, kebijakan ekonomi kreatif harus bersifat praktis, membantu mewujudkan perubahan dan kolaboratif. Terakhir, kebijakan memajukan ekraf juga harus kolaboratif.
Untuk makin mengembangkan sektor ekraf, harus ada wadah berupa acara pameran. Salah satunya The 26th Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft 2026) yang akan di digelar di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan pada 4-8 Februari 2026.
Bertema 'From Smart Village to Global Market' dan mengusung konsep 'Exploring and Celebrating Womenpreneurs in Craft', pameran ini akan menjadi ajang perayaan bagi para perempuan perajin dan wirausaha kreatif yang selama ini menjadi penopang utama industri kriya nasional.
Pameran tahun depan akan diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta pameran yang terdiri atas artisan, pengrajin, UMKM, mitra binaan BUMN, serta dinas-dinas Pemerintah Daerah di Indonesia dan peserta internasional.
Di area seluas 24.941 meter persegi, akan ditampilkan berbagai produk unggulan seperti batik, tenun, perhiasan perak, furnitur kayu, kriya logam, dekorasi rumah, hingga produk gaya hidup berbasis kearifan lokal.
Seperti diketahui, industri ekonomi kreatif telah menyumbang lebih dari US$ 200 juta terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan memperkerjakan lebih dari 15 juta orang dengan potensi yang mulai berkembang di kawasan ASEAN.
Melalui Inacraft, industri kreatif Indonesia akan makin berkembang, serta mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memperkenalkan seni dan budaya Indonesia kepada dunia. Acara ini bukan hanya sekadar pameran dagang, tetapi juga ruang strategis untuk menghubungkan pelaku kriya Indonesia dengan pasar dunia.
"Kami menegaskan transformasi Inacraft menjadi pameran yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. Digitalisasi adalah jembatan utama yang memungkinkan pengrajin kita menembus batas pasar global. Melalui kolaborasi dengan platform e-commerce nasional dan internasional, kami ingin setiap pengrajin memiliki peluang yang sama untuk dikenal dunia," ucap Muchsin Ridjan, Ketua Umum ASEPHI.
Simak Video "Video: Ekraf Minta Tambah Anggaran Jadi Rp 1 T Buat Pertumbuhan Ekonomi"
(wsw/wsw)