Wisata Kepulauan Seribu agar Berkelanjutan: Atasi Sampah, Punya Hutan Mangrove

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata Kepulauan Seribu agar Berkelanjutan: Atasi Sampah, Punya Hutan Mangrove

Qonita Hamidah - detikTravel
Jumat, 24 Okt 2025 14:44 WIB
Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu
Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu (Qonita Hamidah/detikcom)
Jakarta -

Kepulauan Seribu bukan cuma soal pulau cantik dan laut biru. Di balik keindahannya, gugusan pulau ini menghadapi tantangan serius-dari abrasi hingga tumpukan sampah-sehingga penguatan hutan mangrove dan pengelolaan sampah jadi kunci menjaga kelestarian dan daya tarik wisatanya.

Pakar lingkungan Universitas Indonesia, Dr. Suyud Warno Utomo, mengatakan mangrove ibarat perisai yang menjaga pesisir dari gelombang dan pencemaran. Dia melihat langsung dari dek kapal bahwa sampah plastik dan limbah laut mengapung di sekitar pulau, tanda bahwa ancaman pencemaran masih nyata.

"Mangrove memang benteng alami, mestinya dipertahankan dan dikembangkan. Pemerintah dan masyarakat harus sama-sama menjaga," ujar Suyud dalam perbincangan dengan detikTravel, Kamis (23/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, menanam mangrove bukan asal tancap pohon. Setiap wilayah pesisir punya karakter tanah dan air yang berbeda. Tanpa kajian, tanaman ini bisa gagal hidup.

Suyud juga menekankan bahwa pelestarian akan lebih berhasil jika masyarakat ikut merasakan manfaat ekonomi langsung, misalnya lewat produk olahan mangrove untuk pangan, kosmetik, dan kesehatan. Dengan begitu, menjaga mangrove tidak terasa berat, tapi jadi menguntungkan.

ADVERTISEMENT

Suyud mengatakan berbagai produk turunan bisa dihasilkan dari mangrove, mulai dari bahan pangan, kecantikan, hingga kesehatan.

"Sudah ada banyak, bahkan saya sendiri sudah mengembangkan mangrove untuk dibikin powder, makanan, pangan, kecantikan, kesehatan. Dan sudah mulai yang akan memberikan kontribusi ekonomi ke masyarakat," kata dia.

"Dengan begitu, masyarakat bisa menanam dan merawat tanpa ada paksaan, karena mereka merasakan manfaatnya secara langsung," dia menegaskan.

Selain itu, mangrove menyimpan peluang besar untuk pariwisata berkelanjutan. Labirin mangrove di Pulau Pramuka, misalnya, bisa menjadi destinasi edukasi dan konservasi.

Wisatawan bisa belajar sambil menikmati keindahan alam, sementara masyarakat sekitar mendapat manfaat ekonomi dari produk olahan mangrove.

Upaya Pemerintah DKI Jakarta

Pemprov DKI Jakarta tak tinggal diam. Melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP), pemerintah telah merehabilitasi 85,13 hektare mangrove dan 56,6 hektare terumbu karang. Dinas SDA juga membangun breakwater dan tanggul di pulau-pulau kecil untuk melindungi kawasan dari gelombang laut.

Larangan penambangan pasir laut yang dulu merusak Pulau Ubi pun ditegakkan, sehingga aktivitas ini sudah tak ditemukan lagi di Kepulauan Seribu.

Meski upaya rehabilitasi berjalan, tantangan besar tetap ada, yakni abrasi, pencemaran, dan perusakan ekosistem. Contohnya, di Pulau Pari, perusakan mangrove mencapai puluhan ribu pohon, yang sedang didalami dampaknya oleh Kementerian Lingkungan Hidup.




(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads