Lembang Langganan Banjir, Bupati Bandung Barat Bilang Apa?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lembang Langganan Banjir, Bupati Bandung Barat Bilang Apa?

Wishnu Pradana - detikTravel
Rabu, 29 Okt 2025 11:41 WIB
Kondisi kawasan Pasar Panorama Lembang yang banjir usai hujan deras
Kondisi kawasan Pasar Panorama Lembang yang banjir usai hujan deras. (Istimewa/dok warga Lembang)
Bandung -

Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat menjadi langganan banjir, padahal masih menjadi salah satu destinasi wisata favorit saat ini. Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail berjanji untuk melakukan pembenahan.

Daerah langganan banjir di Lembang meliputi Jalan Raya Tangkuban Parahu, Jalan Panorama, Jalan Maribaya, hingga Jalan Kolonel Masturi. Aktivitas warga pun terganggu akibat banjir itu.

Belakangan, wisatawan juga mengeluhkan sulitnya menikmati liburan di Lembang akibat kemacetan dan genangan air yang sering terjadi. Padahal, sektor pariwisata di KBB, terutama di Kecamatan Lembang. Bahkan, Lembang menjadi salah satu penyumbang utama PAD daerah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga pun meminta agar pemerintah turun tangan mengatasinya. Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail mengatakan sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat guna mengentaskan masalah banjir di kawasan wisata Lembang.

ADVERTISEMENT

"Saya sudah kontakan dengan Pak Gubernur (Dedi Mulyadi), dan alhamdulillah sudah dapat respons untuk membantu penyelesaian banjir di Lembang," kata Jeje saat dikonfirmasi detikJabar dan dikutip Rabu (29/10/2025).

Penanganan banjir dilakukan dengan merevitalisasi drainase yang semestinya menampung air dari daerah hulu. Namun, drainase tak mampu menampung air sehingga akhirnya meluap menggenangi jalan.

"Buat pengerjaannya mulai di akhir Oktober ini atau awal November, itu memang karena jalannya juga di Panorama kewenangan provinsi. Kemudian di tahun berikutnya sisanya di jalan kabupaten kita yang kerjakan," kata Jeje.

Alih Fungsi Lahan dan Drainase

Di mata Dedang Kurnia, relawan kebencanaan sekaligus warga asli Lembang, penyebab daerah tempatnya lahir dan besar itu langganan kebanjiran karena perubahan di saluran drainase.

"Selain karena intensitas hujan yang deras, drainase ke hilirnya itu kecil enggak bisa menampung debit air yang deras dari hulu," kata Dedang.

Kemudian ada drainase yang dulu berperan memecah aliran air dari hulu agar tak ditampung di saru saluran saja, kini sudah tidak difungsikan lagi. Sontak drainase yang kini difungsikan kelebihan beban.

"Drainase yang ke arah Situ PPI sekarang tidak ada, karena dulu setahu saya pembuangannya di bagi 2 dari hulu itu. Satu ke arah Kayuambon, yang satunya lagi ke arah (Situ) PPI," kata Dedang.

Permasalahan lainnya yakni larian air dari daerah hulu Lembang, seperti Cikole sudah berkurang drastis karena alih fungsi lahan. Di daerah yang semestinya tetap berbentuk resapan air itu, kini banyak berdiri bangunan semi permanen hingga permanen.

"Ya harus diakui, di Lembang ini resapan airnya sudah berkurang. Di hulu itu banyak alih fungsi lahan, harusnya hutan berubah jadi tempat wisata, kafe, rumah. Otomatis ke hilir airnya tidak terserap dulu ke tanah, tapi langsung masuk drainase," kata Dedang.

***

Selengkapnya klik di detikJabar




(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads