Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pergerakan pariwisata Indonesia pada bulan September 2025. Jumlah perjalanan wisnas (wisatawan nasional) sepanjang periode Januari-September 2025 tercatat sebesar 6,82 juta perjalanan.
Dikutip dari siaran pers BPS, Senin (3/10/2025) pada September 2025, jumlah perjalanan wisnas mencapai 695,91 ribu perjalanan, meningkat 5,25 persen dibandingkan September 2024 dan naik 1,60 persen dibandingkan Agustus 2025.
Malaysia masih favoritnya wisatawan Indonesia
Berdasarkan negara tujuan perjalanan wisnas pada September 2025, negara-negara di kawasan ASEAN masih mendominasi dalam daftar sepuluh negara yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan nasional dari Indonesia. Malaysia menjadi negara tujuan utama wisnas dalam melakukan perjalanan ke luar negeri yaitu sebesar 28,92 persen (angka ini mengalami penurunan 1,89 persen poin dibandingkan bulan sebelumnya).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, terdapat sembilan negara lainnya yang menjadi tujuan perjalanan wisnas terbanyak, yaitu Arab Saudi, Singapura, Tiongkok, Thailand, Timor Leste, Jepang, Kamboja, Australia, dan Korea Selatan. Dalam daftar tersebut, Arab Saudi menjadi negara tujuan terbanyak kedua setelah Malaysia, yaitu sebesar 18,77 persen. Kemudian, Singapura menjadi tujuan terbanyak ketiga, yaitu sebesar 13,09 persen dari total perjalanan wisnas pada September 2025.
Pulau Jawa paling banyak dikunjungi wisatawan nasional
Berdasarkan daerah tujuan, Pulau Jawa masih menjadi daerah tujuan utama perjalanan wisatawan nusantara, yaitu mencapai 61,08 juta perjalanan pada September 2025 atau sebesar 64,73 persen dari total perjalanan wisnus di Indonesia. Provinsi yang menjadi tujuan perjalanan tertinggi adalah Jawa Barat (17,03 juta perjalanan), diikuti Jawa Timur (16,88 juta perjalanan), dan Jawa Tengah (11,16 juta perjalanan).
Provinsi lain dengan tujuan perjalanan wisata yang juga cukup tinggi adalah DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan DI Yogyakarta.
Moda transportasi wisatawan nusantara
Untuk transportasi yang digunakan, turis Indonesia lebih banyak menggunakan transportasi udara di mana tercatat 563,01 ribu perjalanan pada September 2025. Sedangkan wisnas yang melalui pintu laut dan darat masing-masing hanya sebesar 96,85 ribu perjalanan dan 32,39 ribu perjalanan.
Adapun bandara Soekarno Hatta menjadi pintu kedatangan udara dengan wisnas terbanyak, yaitu sebesar 362,37 ribu perjalanan atau 64,36 persen dari total perjalanan wisnas melalui pintu udara. Selanjutnya, jika dibandingkan September 2024, kenaikan
tertinggi pada pintu utama udara tercatat di Bandara Hang Nadim, yakni 348,25 persen, dari 684 perjalanan pada September 2024 menjadi 3.066 perjalanan pada September 2025.
Teruntuk transportasi laut, Pelabuhan Batam dan Tanjung Balai Karimun di Provinsi Kepulauan Riau tercatat menjadi pintu kedatangan utama moda angkutan laut dengan perjalanan wisnas terbanyak. Perjalanan wisnas yang datang melalui Pelabuhan Batam tercatat sebesar 63,44 ribu perjalanan, naik sebesar 2,16 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2025, tetapi turun 4,80 persen dibandingkan bulan yang sama tahun 2024.
Selanjutnya, perjalanan wisnas yang datang melalui Pelabuhan Tanjung Balai Karimun tercatat sebesar 9,53 ribu perjalanan, turun sebesar 4,12 persen dibandingkan dengan Agustus 2025, tetapi naik sebesar 9,43 persen dibandingkan September 2024. Selain itu, jumlah perjalanan wisnas yang datang melalui Pelabuhan Tanjung Pinang pada September 2025 tercatat sebesar 3,74 ribu perjalanan. Angka ini mengalami penurunan 1,45 persen jika dibandingkan Agustus 2025, tetapi naik 3,26 persen dibandingkan September 2024.
Perjalanan wisnas melalui pintu kedatangan utama dengan moda angkutan darat pada September 2025 mengalami penurunan sebesar 2,17 persen jika dibandingkan Agustus 2025, tetapi naik sebesar 18,05 persen dibandingkan September 2024. Entikong merupakan pintu utama darat yang paling banyak dilalui wisnas saat kembali ke Indonesia, yaitu sebanyak 14,52 ribu perjalanan, turun sebesar 0,31 persen jika dibandingkan Agustus 2025 tetapi naik 1,91 persen dibandingkan September 2024.
Tingkat hunian hotel
BPS mengungkapkan, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang pada September 2025 mencapai 50,16 persen, mengalami penurunan sebesar 4,52 persen dibandingkan September 2024 dan turun sebesar 0,35 persen poin dibanding Agustus 2025. Rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang pada September 2025 mencapai 1,65 malam, mengalami peningkatan sebesar 0,02 persen poin dibandingkan September 2024.
Secara kumulatif Januari hingga September 2025, TPK hotel bintang mencapai 47,58 persen, turun 3,75 persen poin dibandingkan TPK pada periode yang sama tahun 2024. Penurunan terbesar tercatat di Provinsi Aceh, Kalimantan Timur, dan Gorontalo. Sebaliknya, hanya dua provinsi yang mencatatkan pertumbuhan positif, yaitu DKI Jakarta dan Sumatera Barat.
Sementara itu, TPK hotel nonbintang pada September 2025 mencapai 25,38 persen, turun 2,48 persen poin dibandingkan September 2024 dan turun 0,41 persen poin dibandingkan bulan Agustus 2024. Secara spasial, Provinsi Bali mencatat TPK hotel nonbintang tertinggi pada September 2025 yang mencapai 46,51 persen, diikuti oleh DKI Jakarta sebesar 40,05 persen dan Nusa Tenggara Barat sebesar 33,86 persen.
(sym/wsw)












































Komentar Terbanyak
IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Wisatawan di IKN: Bersih dan Modern Seperti Singapura, tetapi Aneh dan Sepi