Skotlandia mengatur sopir taxi begitu detail dan ketat sampai melarang memakai pakaian kasual saat melayani penumpang. Jika ketahuan, para sopir ditegur hingga didenda oleh 'polisi mode'.
Diberitakan Daily Mail pada Jumat (7/11/2025) sebagai bagian dari perjanjian kerja, para sopir taksi di wilayah Dewan Highland harus mematuhi aturan berpakaian yang ketat yang tidak mengizinkan penggunaan celana jins, celana pendek, baju olahraga, kaus oblong, sepatu kets, atau topi baseball. Para driver diminta untuk mengenakan setelan formal dengan kemeja dan rok atau celana kain panjang.
Namun, beberapa sopir taksi di Inverness baru-baru ini ketahuan mengenakan celana jins atau sepatu kets saat mengemudi dan mendapat peringatan dari petugas standar perdagangan yang melakukan pemeriksaan pinggir jalan dalam operasi gabungan dengan polisi. Anggota dewan Inverness, David Gregg, mengatakan operasi tersebut juga mencakup inspeksi keselamatan kendaraan secara keseluruhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dia mempertanyakan kesalahan para driver berpakaian nyaman saat bekerja. Gregg menganggap 'polisi mode' hanyalah buang-buang waktu saja. Hal serupa disampaikan Mark McGinty, Ketua Tim Standar Perdagangan Dewan Highland yang menganggap landasan aturan tidak jelas.
"Pengoperasian taksi dan kendaraan sewaan pribadi merupakan kegiatan yang memerlukan izin, dan pemegang izin wajib mematuhi ketentuan-ketentuan izin tersebut," kata McGinty.
Izin operasional taksi tidak termasuk penggunaan topi baseball, korduroi, denim, baju olahraga, kaus oblong, strip sepak bola, atau kaus olahraga lain selama bertugas. Penerapan aturan pakaian formal dinilai tidak seirama dengan tata laksana izin operasional taksi.
Terkait aturan penggunaan pakaian formal, dewan juga memiliki sistem poin penalti untuk pengemudi yang dinilai berpakaian tidak layak. Sebelumnya, poin penalti diberikan untuk pelanggaran keselamatan misal tidak memiliki alat pemadam kebakaran dan ban serep di dalam kendaraan.
Jika mencapai lebih dari 20 poin dalam periode dua tahun, pengemudi akan dilaporkan ke komite perizinan. Pengemudi selanjutnya diproses sesuai aturan yang berlaku.
Dewan Isabelle MacKenzie mengatakan para sopir adalah 'duta daerah' yang bertemu langsung dengan wisatawan. Hal inilah yang mengakibatkan dewan menerapkan aturan pakaian formal, sehingga para sopir terlihat sangat profesional saat bertemu wisatawan.
Pakaian yang rapi dan formal tentu akan memberi kesan positif bagi pariwisata di Highlands. Namun, MacKenzie tak memungkiri adanya sopir taksi lokal yang tidak sepakat dengan aturan pakaian formal. MacKenzie berharap informasi penerapan aturan bisa disampaikan dengan lebih jelas dan informatif.
"Saya bisa melihat makna dari aturan berpakaian jika seseorang mengendarai limusin mewah yang mengantar selebritas di karpet merah. Tapi untuk layanan taksi sehari-hari, aturan berpakaian yang masuk akal dan nyaman tentu lebih diutamakan," kata MacKenzie.
(sym/row)












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Denda 50 Kerbau Menanti Pandji Pragiwaksono usai Candaan Adat Toraja
Kesan Turis soal IKN: Seperti Singapura, tapi Aneh dan Sepi