Konflik di TN Tesso Nilo Memanas, tapi Area Wisata Diyakini Aman

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Konflik di TN Tesso Nilo Memanas, tapi Area Wisata Diyakini Aman

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 27 Nov 2025 22:25 WIB
Seekor anak Gajah Sumatra (elephas maximus sumatranus) jinak berusaha menjangkau kamera fotografer di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau, Selasa (13/8/2019).  Kajian WWF-Indonesia menunjukkan bahwa populasi Gajah Sumatra makin memprihatinkan dalam 25 tahun terakhir karena telah kehilangan sekitar 70 persen habitatnya, dan populasinya menyusut hingga lebih dari separuh, berkisar 2.400 hingga 2.800 individu, karena habitatnya terus menyusut dan pembunuhan yang terus terjadi. ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.
Gajah Sumatra di TN Tesso Nilo (Anggoro/Antara)
Jakarta -

Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Heru Sutmantoro memastikan wisata alam di TNTN tetap aman bagi pengunjung meskipun saat ini terjadi konflik. Dia menegaskan bahwa jalur wisata berada di zona pemanfaatan yang tidak terdampak penertiban atau patroli.

Heru juga mengatakan kegiatan interaksi dengan alam dan satwa, termasuk gajah-gajah sebagai satwa khas di TNTN, tetap bisa dilakukan.

"Satu-satunya perbedaan yang mungkin terlihat adalah kehadiran personel TNI dan polisi yang berjaga-jaga untuk memastikan keamanan dan kelancaran konservasi," kata Heru dalam perbincangan dengan detikTravel, Kamis (27/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heru juga menyampaikan saat ini, gajah-gajah sumatra di TNTN juga tetap stabil dan tidak terganggu konflik. Tim survei mencatat sekitar 150 ekor gajah tersebar di lanskap seluas 4.000 hektare, termasuk 25-30 anak gajah yang menunjukkan tingkat reproduksi yang menggembirakan.

ADVERTISEMENT

"Pemantauan menggunakan GPS collar membantu memastikan pergerakan gajah tetap aman dan meminimalkan risiko konflik dengan manusia,' kata dia.

Ya, TNTN di Riau diganggu perambahan hutan, wilayah kebun sawit ilegal, desakan ekonomi masyarakat, sampai jaringan mafia lahan. Luas lahan TNTN terus mengalami penyusutan dari waktu ke waktu. Awalnya TNTN memiliki luas sekitar 81.000 hektare, tetapi berbagai laporan menunjukkan bahwa sebagian besar hutan telah terganggu, dan hanya sebagian kecil yang masih utuh sebagai habitat alami.

Penyusutan itu berdampak langsung pada habitat satwa liar, termasuk gajah Sumatra, harimau, tapir, dan spesies endemik lainnya. Semakin berkurangnya hutan membuat jalur jelajah satwa terfragmentasi, meningkatkan risiko konflik antara manusia dan satwa liar, serta menurunkan fungsi ekologis kawasan, seperti pengaturan aliran sungai dan pengendalian banjir.

Upaya pemulihan dilakukan Balai TNTN melalui penertiban aktivitas ilegal, rehabilitasi lahan kritis, penanaman kembali, dan kolaborasi dengan pihak swasta yang mengelola hutan produksi di sekitar taman nasional. Tujuannya adalah memperluas kembali zona hijau, menjaga kelangsungan ekosistem, dan memastikan jalur jelajah gajah tetap aman.




(fem/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads