Meski Turis China Berkurang Tak Sebanyak Dulu, tapi Kyoto Tetap Santai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Meski Turis China Berkurang Tak Sebanyak Dulu, tapi Kyoto Tetap Santai

bonauli - detikTravel
Rabu, 03 Des 2025 20:10 WIB
Meski Turis China Berkurang Tak Sebanyak Dulu, tapi Kyoto Tetap Santai
Kyoto (detik)
Kyoto -

Arus wisatawan China ke Jepang mulai terlihat menurun. Namun, kota yang satu ini santai saja.

Industri pariwisata Jepang mengalami hal yang tak terduga pada November 2025. Perdana Menteri Sanae Takaichi memberikan pernyataan bela Taiwan dari China. Ketegangan politik meningkat, China secara resmi mengeluarkan travel warning ke Jepang.

Kyoto, kini merasakan dampak dari ketegangan China dan Jepang. Penurunan jumlah wisatawan China terlihat signifikan di Kyoto. Meskipun lalu lintas pejalan kaki di beberapa daerah langsung menurun, sektor pariwisata Kyoto secara keseluruhan masih sangat aktif karena fleksibilitas wisatawan domestik dan mancanegara, seperti dikutip dari Tour and Travel World pada Selasa (2/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kyoto adalah kota yang kaya akan warisan budaya, terkenal dengan kuil-kuil kuno, distrik-distrik bersejarah, dan keindahan alamnya yang memukau. Secara historis, wisatawan Tiongkok menyumbang porsi signifikan dari lalu lintas pariwisata Kyoto. Situs-situs ikonis yang populer adalah Kuil Kiyomizu-dera, Kuil Fushimi Inari, dan Hutan Bambu Arashiyama.

Para pemilik bisnis lokal, pemandu wisata, dan pengelola hotel telah menyatakan bahwa daerah-daerah yang dulunya ramai dikunjungi wisatawan China, terutama selama musim puncak turis, kini menjadi jauh lebih sepi.

ADVERTISEMENT

Penurunan jumlah wisatawan ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampak ekonomi terhadap bisnis-bisnis Kyoto yang bergantung pada pariwisata. Meskipun demikian, kota ini belum berubah menjadi "kota hantu", dan para pejabat setempat tetap optimis bahwa industri pariwisata akan beradaptasi dan pulih dalam beberapa bulan mendatang.

Penurunan jumlah wisatawan China secara tidak sengaja memberikan jeda sementara dari tekanan overtourism yang telah lama dihadapi Kyoto. Kyoto terkenal dengan tempat-tempat wisatanya yang ramai, terutama selama musim puncak ketika kota ini dibanjiri wisatawan internasional.

Kawasan populer seperti Gion, distrik geisha bersejarah di kota ini, dan jalan setapak menuju Kiyomizu-dera telah dipadati pengunjung, terkadang menyulitkan penduduk setempat untuk menjalani rutinitas sehari-hari mereka.

Untuk sementara waktu, penurunan jumlah wisatawan China telah memungkinkan beberapa kawasan ini untuk bernapas lega. Jalan-jalan sempit, yang dulunya padat dengan wisatawan, kini tampak lebih lengang, menawarkan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi para pengunjung. Penduduk setempat juga telah menyadari perubahan ini, dengan beberapa menyambut kedamaian dan ketenangan yang relatif telah kembali.

Namun, jeda ini kemungkinan hanya bersifat sementara. Setelah ketegangan diplomatik mereda, sektor pariwisata diperkirakan akan kembali normal, dengan wisatawan Tiongkok kembali berbondong-bondong mengunjungi objek wisata di Kyoto.

Meskipun absennya wisatawan China terasa, hal itu tidak membuat Kyoto sepenuhnya kosong dari pengunjung. Wisatawan dari belahan dunia lain, termasuk Eropa, Asia Tenggara, dan Amerika, terus mengunjungi Kyoto. Para pengunjung ini tidak terlalu terpengaruh oleh ketegangan diplomatik dan telah mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh penurunan jumlah wisatawan China.

Selain itu, wisatawan domestik dari wilayah lain di Jepang, terutama dari pusat kota seperti Tokyo dan Osaka, telah meningkatkan kunjungan mereka ke Kyoto. Hal ini berarti bahwa, meskipun beberapa tempat wisata populer mungkin tidak seramai sebelumnya, lalu lintas pejalan kaki secara keseluruhan di Kyoto tetap relatif stabil.

Beberapa area, seperti Pasar Nishiki dan Kiyomizu-dera, terus menarik arus wisatawan internasional dan domestik yang stabil. Ini menunjukkan bahwa Kyoto memiliki daya tarik sebagai destinasi budaya tetap kuat. Bisnis lokal telah beradaptasi dengan mendiversifikasi penawaran mereka, memenuhi permintaan para pengunjung baru ini sekaligus berfokus pada penyediaan layanan berkualitas tinggi.




(bnl/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads