Fakta Ponorogo, Kota Reog dan Kota Kreatif Dunia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Fakta Ponorogo, Kota Reog dan Kota Kreatif Dunia

Nyimas Amrina Rosada - detikTravel
Kamis, 04 Des 2025 13:39 WIB
Fakta Ponorogo, Kota Reog dan Kota Kreatif Dunia
Reog Ponorogo (Deny Prastyo Utomo/detikcom)
Jakarta -

Ponorogo, kabupaten di Jawa Timur yang dikenal sebagai "Kota Reog", tengah disorot. Gebrakan dengan membangun Monumen Reog Ponorogo, kota itu juga mempunyai sederet predikat bereputasi.

Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu daerah yang terletak di Jawa Timur, letaknya sekitar 200 km dari Surabaya. Mengutip informasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Timur, Ponorogo memiliki luas wilayah sekitar 1.371,78 km2. Secara geografis, Kabupaten Ponorogo terbagi menjadi wilayah dataran tinggi dan dataran rendah.

Selain terkenal dengan kesenian tradisional Reog Ponorogo yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda, Ponorogo juga masuk jaringan kota kreatif dunia dalam kategori Crafts and Folk Art, menjadikannya pusat seni, budaya, dan ekonomi kreatif yang menjanjikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ponorogo dijuluki sebagai Bumi Reog dan Bumi Santri. Julukan itu lahir dari kekayaan budayanya sebagai tanah kelahiran Reog Ponorogo dan kuatnya tradisi pendidikan agama dengan hadirnya banyak pesantren besar di sana.

Fakta-Fakta Kabupaten Ponorogo

1. Sejarah Kabupaten Ponorogo

detikers sudah tahu belum bahwa Ponorogo punya sejarah panjang yang menjadi identitas mutlaknya hingga saat ini? Merangkum informasi dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Kadipaten ini berdiri pada 11 Agustus 1946, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Ponorogo. Penetapan ini didasari oleh berbagai bukti peninggalan sejarah di wilayah Ponorogo.

ADVERTISEMENT

Dalam sebuah karya berjudul "Babad Ponorogo" karya Poerwowidjojo (1997), menyebutkan sebelum disebut sebagai Ponorogo, wilayah ini dikenal dengan nama "Pramana Raga" yang dalam bahasa Jawa terdiri dari dua kata yaitu "pramana" dan "raga."

Dalam filosofi Jawa, pramana berarti kekuatan, rahasia hidup, permono, atau wadi. Sementara raga berarti badan atau jasmani. Sehingga jika digabungkan Pramana Raga memiliki makna bahwa "Manusia yang memiliki kemampuan olah batin yang mantap dan mapan akan mampu menempatkan diri dimanapun dan kapanpun berada."

Filosofi ini berkaitan erat dengan kemampuan manusia dalam mengendalikan sifat amanah, aluwamah, sufiyah, dan mutmainnah. Menurut kepercayaan setempat, manusia mampu menjaga keseimbangan batin dan jasmani dan dipercaya mampu menempatkan diri secara bijak di mana pun dan kapan pun.

2. Bumi Reog Ponorogo

Sejumlah seniman memainkan tari barongan atau reog Ponorogo di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Minggu (27/8/2023).Sejumlah seniman memainkan tari barongan atau reog Ponorogo di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Minggu (27/8/2023). (Rifkianto Nugroho)

Siapa yang tidak tahu Reog Ponorogo? Salah satu Warisan Budaya Tak Benda (ICH) yang diakui oleh UNESCO ini lahir di Indonesia, tepatnya daerah Ponorogo. Inilah yang membuat Kabupaten Ponorogo akhirnya dikenal sebagai Bumi Reog.

Reog Ponorogo dikenal sebagai seni pertunjukan sendratari yang memadukan tarian, musik, dan simbol budaya khas Ponorogo. Dalam pertunjukan Reog Ponorogo, tampil sosok penari utama dengan topeng besar menyerupai harimau yang dihiasi rangkaian bulu merak, penari ini disebut Dadak Merak.

Melansir situs resmi Pemerintah Kabupaten Ponorogo, topeng besar dan megah ini melambangan Lodaya atau raja hutan yang menjadi ikon kekuatan dalam cerita Reog sendiri.

Selain Dadak Merak, dalam pertunjukan ini juga menampilkan tokoh lain seperti Kelono Sewandono yang berperan sebagai raja, Bujangganong sebagai panglima perang, Warok sebagai simbol kesaktian, dan Jathil sebagai prajurit berkuda. Pertunjukan ini diperkaya oleh iringan musik, para penyanyi, dan pengrawit.

Reog tidak hanya sebagai tontonan, tetapi juga bagian penting dari kehidupan masyarakat Ponorogo. Seni ini dimainkan dalam berbagai kesempatan, mulai dari upacara tolak bala, bersih desa, pernikahan, khitanan, tasyakuran, hingga perayaan keagamaan dan kenegaraan. Dalam skala yang lebih besar, reog menjadi acara utama dalam rangkaian Grebeg Suro setiap 1 Muharram.

3. Tradisi Grebeg Suro

Tradisi Grebeg Suro merupakan salah satu tradisi yang dipercayai dan dilakukan turun temurun oleh masyarakat Ponorogo. Tradisi ini digelar setiap tanggal 1 Muharram atau yang disebut 1 Suro.

Melansir arsip detikJatim, tradisi ini awal mulanya dilakukan oleh kelompok masyarakat di Ponorogo dengan melakukan tirakatan semalam suntuk untuk mengelilingi kota di malam 1 Suro. Pada tahun 1987, Bupati Ponorogo, Soebarkah Poetra Hadiwirjo, meresmikan tradisi ini sebagai budaya Ponorogo.

Masyarakat yang saat itu sedang menggemari Reog Ponorogo pun dilibatkan dalam tradisi ini, sehingga pada perkembangannya, Tradisi Grebeg Suro menjadi sebagai pentas seni nasional yang menampilkan pertunjukan Reog Ponorogo.

Tradisi ini dipercaya sebagai lambang kehormatan, kesucian, kemakmuran, sekaligus kebanggaan bagi masyarakat Ponorogo. Masyarakat meyakini Tradisi Grebeg Suro mendatangkan ketenteraman, keselamatan lahir batin, dan berkah.

4. Bumi Santri

Selain dikenal sebagai Bumi Reog, Kabupaten ini juga dikenal sebagai Bumi Santri karena sesuai sejarahnya, Ponorogo menjadi pusat pendidikan Islam lewat banyaknya pondok pesantren yang berdiri.

Melansir informasi dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo, jumlah lembaga pendidikan keagamaan di Ponorogo terus bertambah. Tercatat hingga Februari 2025, jumlah pondok pesantren di Kabupaten Ponorogo mencapai 120 pesantren.

Salah satu pesantren yang paling dikenal adalah Pondok Modern Darussalam Gontor yang diakui secara nasional sebagai pusat pendidikan Islam modern di Jawa. Kehadiran Gontor dan pesantren lainnya memperkuat identitas religius Ponorogo dan membuat Kabupaten ini menjadi tempat lahirnya banyak santri dan ulama.

5. Punya Monumen Reog

Monumen dan Museum Reog Ponorogo hampir rampung. Monumen setinggi 126 meter itu kini sudah terlihat kemegahannya dan sudah menjadi magnet wisata di Ponorogo.

Ketinggian Monumen Reog Ponorogo mengalahkan patung Garuda Wisnu Kencana yang mencapai 121 meter.

Dalam arsip berita detikTravel, pembangunan monumen tersebut didanai melalui skema pembiayaan Kerja Sama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (KPDBU) dan diharapkan akan menjadi pusat atraksi wisata yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Merujuk Antara, pembangunan Monumen Reog itu disokong dengan pembangunan kawasan Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP). Pemerintah pusat juga memberikan dukungan pendanaan dari APBN 2025 sebesar Rp 10,6 miliar.

Anggaran tersebut dioptimalkan untuk penataan lingkungan sekitar MRMP, termasuk paving jalan, drainase, jaringan air minum, pengelolaan limbah, hingga penyediaan tempat sampah 3R.

Sejak 2023, pembangunan MRMP telah menyedot anggaran sekitar Rp73,8 miliar. Proyek ini diharapkan menjadi ikon wisata dan budaya baru di Jawa Timur.

6. Wisata Alam yang Wajib Dikunjungi

Nah tak kalah dengan daerah lain, Ponorogo juga punya banyak destinasi wisata yang wajib dikunjungi, apa saja?

Β· Telaga Ngebel, terletak di lereng Gunung Wilis, Kecamatan Ngebel, sekitar 30 km dari pusat kota. Telaga Ngebel berada di ketinggian 734 mdpl dengan suhu sejuk berkisar 20-26 derajat. Bagi detikers yang tertarik dengan wisata dengan panorama alam dan udara sejuk pegunungan, tempat ini wajib dikunjungi.

Β· Taman Wisata Ngembag, terletak di Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan Siman, sekitar 3 km dari pusat kota. Kawasan ini merupakan kawasan taman kota yang dilengkapi dengan area bermain dan kolam renang anak.

Β· Air Terjun Pletuk, terletak di Dusun Kranggan, Desa Jurug, Kecamatan Sooko. Lokasinya berada di ketinggian 450 mdpl dan menyajikan pemandangan air terjun setinggi 30 meter yang mengalir di kawasan perbukitan. Detikers akan disuguhi pemandangan tebing tinggi, pepohonan yang rindang, dan air terjun yang indah.

Β· Gunung Bayangkaki, berada di Desa Temon, Kecamatan Sawoo. Gunung Bayangkaki merupakan jenis gunung tidak aktif yang dikenal memiliki empat puncak sekaligus. Keempat puncak tersebut adalah Puncak Ijo, Puncak Tuo, Puncak Bayangkaki (Puncak Tumpak), dan Puncak Gentong. Gunung ini menjadi destinasi wajib bagi detikers yang suka naik gunung.

Dengan sejarah yang kaya, budaya yang kental, dan pesona alam yang indah. Kabupaten Ponorogo menjadi daftar destinasi yang wajib dikunjungi. Selamat menjelajah!




(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads