Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X siap terjun membenahi kejadian parkir nuthuk saat libur Nataru (Natal dan Tahun Baru) jika Pemkot Jogja kewalahan.
Tarif parkir nuthuk atau penerapan tarif parkir yang mahal dan tidak sesuai ketentuan acapkali terjadi saat masa liburan Natal dan Tahun Baru di Jogja setiap tahunnya.
Sultan HB X mengatakan sebenarnya penyuluhan terus diberikan kepada pelaku wisata, termasuk juru parkir untuk tidak mematok tarif terlampau mahal di masa liburan akhir tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kan selalu ada campaign kalau itu ya. Campaign bagaimana mereka yang jualan di kota di kabupaten ya, jangan naikin harga dan sebagainya, ya kan," ungkap Sultan saat ditemui di Kompleks Kepatihan Kota Jogja, Kamis (11/12/2025).
Namun, kata Sultan, yang sulit dikontrol adalah munculnya parkir-parkir liar saat masa liburan. Menurutnya, masalah ini juga menjadi perhatian saat uji coba full pedestrian kawasan Malioboro awal Desember lalu.
"Biarpun kita sekarang sudah mengidentifikasi, dengan program kemarin (uji coba full pedestrian) yang tahun depan mungkin tutup. Itu kita identifikasi, itu banyak parkir liar, kan masalahnya kan di situ, yang terjadi," papar Sultan.
Untuk itu, Sultan bilang, kewenangan mengatasi masalah itu berada di Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja. Namun Sultan tak lantas lepas tangan, dengan tegas ia mengaku akan turun tangan jika Pemkot Jogja sudah kewalahan mengatasi masalah ini.
"Lah, sekarang bagaimana Kota yang punya kewenangan untuk itu, kan bisa ngarahkan gitu. Karena saya nggak mau menduluin, wong itu wewenang kabupaten/kota, kan gitu," terangnya.
"Kalau Kota merasa kewalahan, ya baru saya terjuni. Kita menghargai wewenang itu. Jangan terus menerobos saja. Itu saja," tegas Sultan HB X.
---------
Artikel ini telah naik di detikJogja.
(wsw/wsw)












































Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Turis Asing di Kertajati Turun, Dedi Mulyadi: Penerbangannya Kan Nggak Ada
Temuan Kemenhut Soal Kerusakan Hutan Sumatera, Bukan Cuma Faktor Cuaca