Di tengah trauma pencurian perhiasan mahkota yang mengguncang Museum Louvre, Paris justru bersiap membuka pameran perhiasan kerajaan berskala besar.
Pameran bertajuk Permata Dinasti itu dijadwalkan dibuka pada Rabu lalu di Hôotel de la Marine, tak jauh dari Louvre, saat publik masih menyoroti lemahnya keamanan museum nasional Prancis.
Pencurian yang terjadi pada Oktober lalu berlangsung hanya beberapa menit saja, namun dampaknya besar. Lemari pajangan di Galeri Apollo Louvre terkuras, galeri ditutup hingga kini, dan kepercayaan publik terhadap perlindungan warisan budaya Prancis ikut terguncang.
Dikutip dari France24, Sabtu (13/12/2025) Hotel de la Marine menghadirkan pameran yang menampilkan berlian dan tiara bersejarah, perhiasan yang telah melewati masa revolusi, pengasingan, hingga kekaisaran, serta selamat dari berbagai penjarahan di masa lalu.
Momentum pembukaan ini terasa sensitif. Pasalnya, Hotel de la Marine juga menyimpan sejarah kelam: bangunan yang dulunya bernama Hotel du Garde-Meuble itu menjadi lokasi pencurian permata mahkota pada 1792, di masa awal Revolusi Prancis.
Pameran yang tersebar di empat galeri ini menampilkan lebih dari 100 karya perhiasan dari berbagai era. Koleksinya dipinjam dari Koleksi Al Thani, Museum Victoria and Albert, serta sejumlah pemberi pinjaman ternama, termasuk Raja Charles III, Adipati Fife, Cartier, Chaumet, dan koleksi nasional Prancis.
Beberapa karya unggulan antara lain berlian raksasa Star of Golconda seberat 57 karat, mahkota safir dan tiara zamrud rancangan Pangeran Albert untuk Ratu Victoria yang dipertemukan kembali untuk pertama kalinya dalam lebih dari 150 tahun hingga ornamen gaun bertabur berlian milik Catherine Agung. Ada pula kalung Cartier yang dibuat untuk penguasa India, memadukan desain Eropa era platinum dengan batu mulia berusia ratusan tahun.
Pihak kurator enggan membeberkan detail teknis keamanan. Namun manajemen Hotel de la Marine menegaskan bahwa bangunan tersebut telah dilengkapi sistem keamanan modern sejak dibuka kembali pada 2021, dengan galeri yang dirancang berstandar perlindungan tinggi.
Tidak dijelaskan apakah pengamanan diperketat sebagai respons langsung atas perampokan Louvre.
Pameran tersebut digelar di saat Paris memperketat keamanan museum. Bulan lalu Direktur Museum Louvre, Laurence des Cars, mengumumkan pemasangan sekitar 100 kamera pengawas baru serta peningkatan sistem anti-penyusupan. Langkah awal dijadwalkan berjalan dalam beberapa minggu, sementara jaringan penuh ditargetkan rampung akhir tahun depan.
Hingga kini, penyelidikan masih berlangsung dan belum ada satu pun barang curian yang ditemukan. Detektif seni asal Amsterdam, Arthur Brand, menilai perampokan Louvre akan membuat institusi lain lebih waspada.
"Pihak berwenang telah belajar dari kurangnya keamanan di Louvre," ujarnya.
"Para pencuri tahu bahwa petugas di sini tidak akan ceroboh. Untungnya pameran ini tetap berlangsung, hidup harus terus berjalan. Jangan menyerah pada pencuri," tegas Arrthur.
Dengan masih ditutupnya Galeri Apollo, Hotel de la Marine berpotensi menjadi tujuan utama baru bagi pencinta perhiasan. Bagi pengunjung yang tak bisa menyaksikan pameran permata mahkota di Louvre, museum itu bisa menjadi alternatif.
"Kami ingin menunjukkan bagaimana permata, tiara, dan benda-benda luar biasa ini mencerminkan identitas abad ke-18, ke-19, dan ke-20. Benda-benda ini adalah ekspresi kekuasaan, cerminan prestise, dan penanda gairah," kata Direktur Koleksi Al Thani, Amin Jaffer, sekaligus salah satu kurator pameran itu.
Simak Video "Video: Akhir Pelarian Pencuri Permata Museum Louvre di Paris"
(upd/wsw)