Trump Tambah Daftar Negara Dilarang Masuk AS, Termasuk Palestina

Daftar negara yang dilarang masuk Amerika Serikat (AS) bertambah panjang. Presiden AS Donald Trump menambahkan tujuh negara dan kategori pemegang dokumen perjalanan tertentu.

Gedung Putih mengumumkan kebijakan terbaru tersebut pada Selasa (16/5/2025) waktu setempat. Pemerintah AS menyebut setidaknya ada dua alasan utama di balik perluasan larangan itu.

Pertama, untuk mencegah masuknya warga negara asing yang dinilai berpotensi mengancam keselamatan warga Amerika Serikat. Kedua, larangan itu untuk mencegah tindakan warga asing yang dianggap dapat merusak atau menggoyahkan budaya, sistem pemerintahan, lembaga negara, serta prinsip-prinsip dasar pendirian AS.

Kebijakan tersebut diumumkan tidak lama setelah dua tentara AS dan satu warga sipil Amerika tewas dalam serangan ISIS di Suriah pada Sabtu (13/12). Otoritas Suriah menyatakan pelaku merupakan anggota pasukan keamanan yang akan dipecat karena terpapar paham ekstremisme.

Dalam kebijakan terbaru ini, pemerintah AS menerapkan larangan perjalanan penuh bagi warga dari sejumlah negara, yakni Burkina Faso, Mali, Niger, Sudan Selatan, Suriah, Laos, dan Sierra Leone.

Selain itu, pemegang paspor atau dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh Otoritas Palestina juga masuk dalam kebijakan pembatasan tersebut. Meski Palestina tidak diakui AS sebagai negara, pembatasan itu berlaku pada dokumen perjalanan yang diterbitkan otoritas setempat.

Selain larangan penuh, AS juga memberlakukan pembatasan parsial bagi warga dari beberapa negara lain, termasuk Nigeria serta sejumlah negara di kawasan Karibia yang belakangan masuk dalam fokus operasi antinarkoba AS.

Sebelumnya, AS telah lebih dulu memberlakukan larangan perjalanan penuh terhadap warga dari Afghanistan, Chad, Republik Kongo, Guinea Ekuatorial, Eritrea, Haiti, Iran, Libya, Myanmar, Sudan, Yaman, dan Somalia.