Kementerian Kebudayaan menyelenggarakan Festival Budaya Tempe pada Minggu (21/12) di Halaman Kementerian Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta.
Melalui Direktorat Diplomasi Kebudayaan, Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, festival ini diawali dengan Fun Run 3K dan Fun Run 10K yang dirancang sebagai sarana partisipasi publik untuk menyuarakan dukungan terhadap pelestarian Budaya Tempe.
Fun Run ini dibuka dengan sambutan dari Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Ia mengumumkan bahwa inisiatif untuk mengajukan Budaya Tempe dimulai pada awal tahun lalu. Pemerintah berencana untuk mendapatkan pengakuan resmi dari UNESCO pada akhir tahun 2026.
"Mudah-mudahan Budaya Tempe yang sudah kita ajukan sejak awal tahun lalu, nanti tahun depan di akhir 2026 bisa mendapat penetapan sebagai bagian dari warisan budaya tak benda dunia UNESCO," ujarnya.
Menteri Kebudayaan menekankan bahwa tempe memiliki makna yang jauh melampaui statusnya sebagai makanan lokal. Budaya tempe kaya akan pengetahuan tradisional dan nilai-nilai filosofis yang terjalin erat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Langkah ini sejalan dengan inisiatif ketahanan pangan yang diperkenalkan oleh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.
"Budaya Tempe adalah bagian dari tradisi pangan lokal. Di dalamnya bukan hanya terkait sekadar kuliner, tetapi ada pengetahuan tradisional dan juga nilai-nilai filosofis," tambahnya.
Fadli Zon juga menyampaikan pesan dalam bahasa Inggris kepada perwakilan Kedutaan Besar yang hadir. Ia menyerukan kepada Kedutaan Besar yang ikut hadir dan ikut lari untuk mengakui dan merayakan Budaya Tempe sebagai bagian integral dari warisan budaya dunia yang kaya.
Simak Video "Video: Kemenbud Tetapkan 514 Warisan Budaya Takbenda"
(wsw/wsw)