Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Wisata ke Baduy

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Wisata ke Baduy

Bahtiar Rifa'i - detikTravel
Senin, 02 Okt 2017 17:50 WIB
Masyarakat di Desa Baduy (Bahtiar/detikTravel)
Lebak - Perkampungan Suku Baduy memang selalu menarik untuk dikunjungi. Ingin berkunjung ke sana? Berikut ini hal-hal yang harus kamu perhatikan.

Perbukitan di selatan Banten yang dihuni Baduy saat ini kira-kira 5.136,8 hektar yang disebut Desa Kanekes. Ada 65 kampung adat Baduy termasuk 3 Baduy Dalam yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik.

Karena Baduy adalah pemegang adat tradisi leluhur, Baduy juga selama ini dijadikan destinasi wisatawan yang ingin menjelajah dan menggali pengetahuan. Warganya yang tradisional, perbukitannya yang indah menjadi magnet pengunjung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, wisatawan yang ingin berangkat ke Baduy sepertinya harus memperhatikan beberapa hal terkait adat tradisi di sana. Seperti bertamu, pertama, traveler tentunya harus menghormati tuan rumah.

Perkampungan di dalam Baduy (Bahtiar/detikTravel)Perkampungan di dalam Baduy (Bahtiar/detikTravel)


Karena luasnya wilayah di sana, wisatawan yang ingin ke Baduy harus betul-betul memiliki fisik yang baik. Perjalanan khususnya ke Baduy Dalam kampung Cibeo, wisatawan akan berjalan sepanjang 12 kilometer di area perbukitan melalui Ciboleger. Ketika terjadi kecelakaan di perjalanan, di sini hanya ada pertolongan manua atau tradisionall.

"Kalau terjadi apa-apa, pakai tandu manual, pakai kain putih mereka (Baduy) pakai bambu digotong ke luar," kata Ike Ahmad dari komunitas Sahabat Baduy di Kanekes, Lebak, Senin (2/10/2017) kepada detikTravel.

Selanjutnya, traveler juga harus menghormati sumber air dan alam mereka. Sungai di Baduy boleh dipergunakan mandi oleh turis. Tapi ingat, tidak boleh menggunakan barang yang mengandung deterjen seperti sabun atau pasta gigi. Sungai merupakan sumber utama kebutuhan air Baduy yang tidak boleh tercemar sampah-sampah modern.

Alam dijaga dengan baik di Baduy (Bahtiar/detikTravel)Alam dijaga dengan baik di Baduy (Bahtiar/detikTravel)


Apalagi begitu memasuki kawasan Baduy Dalam, Ike menghimbau wisatawan agar tidak jorok dan buang sampah sembarangan. Khusus untuk traveler perempuan, jika membawa pembalut agar dibersihkan dan dibawa kembali untuk dibuang di luar kawasan Baduy.

Kemudian, karena Baduy adalah warga yang masih tradisional dan tidak mengenal dunia modern, traveler jangan sampai meninggalkan barang-barang seperti sandal, atau senter di sana. Hukumnya adalah tegas bahwa Baduy Dalam tidak menggunakan alas kaki dan penggunaan alat-alat modern.

Nah, bagi traveler yang ingin menggali informasi terkait adat istiadat Baduy, lebih baik bertanya kepada yang paham. Adat istiadat di masyarakat sini ada yang bisa disampaikan ke dunia luar dan ada yang tidak bisa. Jika ingin wawancara, traveler bisa bertanya misalkan ke Ayah Mursyid salah satu tokoh Baduy Dalam kampung Cibeo.

"Satu pelanggaran yang mencederai pikukuh di sini harus Ruruba atau denda dan masuk black list dan ditandain," katanya.

Terakhir, ketika memasuki kawasan Baduy Dalam, traveler dilarang untuk mengambil gambar dan melakukan perekaman kawasan tersebut. Jadi, sebelum memasuki perbatasan Baduy Dalam, sebaiknya handphone dan kamera dimatikan untuk menghormati adat istiadat masyarakat setempat. (bri/wsw)

Hide Ads