Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, kalimat itu terlintas kembali dalam benak saya, pada saat Kapal Bahari Ekspress yang membawa kami dari Pelabuhan Tenau Kupang berlabuh di Pelabuhan Ba'A Pulau Rote. Ya, akhirnya tiba juga kami di Pulau yang terletak dibagian selatan Indonesia.
Menginjakkan kaki di Pulau Rote, panas khas Indonesia timur menyapa kami dengan sengatannya. Merasakan panasnya seketika disejukkan saat kami melihat biru dan bersihnya air laut sejauh mata memandang dan hamparan tanaman Lontar yang berada disepanjang pulau. Kami segera meninggalkan Pelabuhan menuju penginapan. Disepanjang jalan yang mulus dan bersih, kami melihat beberapa rumah penduduk dengan ciri khas pagar yang terbuat dari pelepah daun lontar yang telah mengering. Dan jalanan yang naik turun dan berkelok-kelok membauat kita menikmati dengan hamparan beberapa bukit yang luas dengan hewan-hewan yang berkeliaran.
Pulau Rote atau dikenal juga dengan nama Nusa Lontar, karena hampir sepanjang mata memandang kita melihat Pohon-pohon lontar yang merupakan pohon kehidupan bagi masyarakat Pulau Rote. Karena hampir semua bagiannya dapat digunakan oleh Masyarakat Pulau Rote. Bagian Daunnya dapat digunakan untuk Haik (tempat penampungan air), Topi Ti'I Langga (topi Khas NTT), Sasando. Bagian Pelepah daunnya dapat digunakan untuk pagar. Batang pohonnya di gunakan untuk peti bahkan perahu. Air dari sadapan Pohon dapat diminum dan diolah menjadi Gula Batu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar