Jl. Diponegoro 57 Bandung 40122
Telp. (022) 720 3205
Setinggi apakah T-Rex, mengapa gunung bisa meletus, atau bagaimana jalan tol
bisa terbelah dua? Temukan jawabannya di Museum Geologi Bandung (MGB).
Di museum MGB kita akan menemukan berbagai koleksi benda-benda geologi.
Kurang lebih, ada 60.000 koleksi fosil, dan 250.000 koleksi batuan serta
mineral. Untuk menambah daya tariknya, MGB juga memajang kerangka tiruan
T-Rex (Tyranosaurus Rex) yang dibuat di Kanada tahun 1998. Reptil bertinggi
lebih dari lima meter tersebut sampai kini cukup menyedot banyak pengunjung,
terutama anak-anak yang tertarik pada dinosaurus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
tanah air juga menjadi koleksinya. "Tapi kebanyakan fosil yang terdapat di
sini merupakan replika, karena fosil aslinya masih digunakan untuk bahan
penelitian para ahli. Seperti fosil kerbau yang ditemukan di sungai Bengawan
Solo atau fosil manusia yang ditemukan di Sangiran," papar Drs. Dwi Agoes
Herryanto, staf informasi MGB.
Sebagai tempat belajar yang menarik, MGB menjawab segala pertanyaan seputar
kegiatan bumi, berikut bahan dan sisa makhluk hidup yang tersimpan di
dalamnya. Mengapa gunung meletus? Mengapa tanah longsor? Mengapa ada gempa
bumi? Atau, mengapa pergeseran lapisan bumi bisa membelah jalan tol,
meruntuhkan gedung-gedung, serta mengguncang daratan? Materi pengetahuan ini
juga berguna bagi orang tua. Siapa tahu, anak bertanya kepada kita di lain
waktu.
"Tanpa terasa, sebenarnya hidup kita tak lepas dari unsur geologi ini. Dari
gelas untuk minum, komputer yang kita pelototi setiap hari, juga mainan yang
banyak kita berikan pada si kecil, semua ternyata mengandung unsur geologi.
Semua bahan gelas, plastik, atau bahan bakar berasal dari bahan-bahan yang
terdapat di dalam bumi," tutur Dwi yang bermaksud menggambarkan betapa
dekatnya kita dengan disiplin ilmu ini.
Untuk menunjukkan bahan-bahan yang dikandung bumi, MGB memamerkan
berjenis-jenis batuan dan mineral yang diambil dari bumi pertiwi. Sebagian,
dijual sebagai suvenir museum dalam bentuk pernak-pernik hiasan. Kalau mau,
pengunjung dipersilakan mengambil foto koleksi museum. Numpang difoto juga
boleh.
Tak cuma itu, di sini kita juga bisa mendapatkan cerita tentang perkembangan
sejarah bumi. Dimulai dari pembentukan bumi hingga munculnya berbagai
makhluk hidup, seperti dinosaurus, manusia kera, hingga manusia seperti kita
sekarang ini. Untuk menjelaskan semuanya, MGB menyediakan tenaga pemandu.
Pengunjung yang berstatus pelajar disediakan lembar kerja berisi pertanyaan
tentang museum. Siswa bisa minta bantuan kepada pemandu dalam menjawab
pertanyaan. Dengan adanya lembar kerja siswa ini, anak-anak digiring
mengeksplorasi museum dengan tertib, tidak berlari-larian atau banyak
bercanda.
PENGUNJUNG TK DITERANGKAN GURU
Khusus untuk rombongan TK, pihak museum biasanya hanya akan menjelaskan
materi kepada guru-guru. Selanjutnya guru-gurulah yang akan menjelaskan ke
anak didiknya, bukan pemandu museum. "Terus terang, kami punya hambatan
dalam berkomunikasi dengan anak-anak TK, apalagi kalau harus mengatur
mereka. Guru, kan, lebih mengenal anak didiknya. Mereka juga lebih tahu
metode menjelaskan yang terbaik," aku Dwi. "Topik yang diberikan umumnya
juga sebatas pengenalan umum dinosaurus dan gunung api yang meletus."
Mengenai tarif, museum yang diresmikan tahun 1929 oleh pemerintah Hindia
Belanda ini menerapkan biaya Rp 2.000 untuk umum dan Rp 1.500 untuk pelajar.
Bila datang dengan rombongan, pelajar hanya dikenai Rp 1.000.
MGB buka dari Senin hingga Kamis antara jam 09.00-15.00 WIB, sedangkan Sabtu
dan Minggu setiap pukul 09.00-13.00 WIB. Khusus hari Jumat dan hari libur
nasional tutup. "Museum ini tutup karena kami juga perlu merawat benda-benda
koleksi di sini."
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!