Melihat Budidaya Terumbu Karang
Selasa, 15 Mei 2012 08:51 WIB

Putri Rizqi Hernasari
Jakarta - Terumbu karang di Kepulauan Seribu mulai memprihatinkan karena tercemar sampah. Untungnya, nelayan di kawasan ini peduli dan mulai membudidayakan terumbu di Pulau Panggang. Berliburlah ke sana saat libur panjang kali ini.Sampah yang mulai banyak laut Kepulauan Seribu mulai berdampak negatif pada perairannya. Sampah ini tidak hanya mengotori laut, tapi yang paling parah adalah menyebabkan kematian pada terumbu karang. Padahal, terumbu karang adalah salah satu daya tarik utama, wisatawan datang ke kepulauan ini.Beruntungnya, nelayan di Kepulauan Seribu menyadari hal ini. Mereka pun mulai membudidayakan terumbu karang agar kelestariannya tetap terjaga. Anda pun bisa melihat langsung proses pembudidayaan ini. Datang saja ke Pulau Panggang. Di sana, adalah salah satu tempat pembudidayaan terumbu karang yang ada di Kepulauan Seribu.Adalah Pak Deni, seorang nelayan di Pulau Panggang yang peduli akan kelestarian terumbu karang. Ada sekitar 24 jenis terumbu yang ia budidayakan, terdiri dari hard coral dan soft coral.Jika penasaran dengan tempat ini, pelancong bisa datang langsung ke Pulau Panggang dan berjalan sekitar 5 menit menuju lokasi pembudidayaan. Letaknya pun tidak jauh dari dermaga, sekitar 300 meter saja ke arah selatan Pulau Panggang.Di sana, Anda bisa bertemu langsung Pak Deni dan melihat aneka jenis terumbu yang telah ia budidaya. Tidak hanya melihat, wisatawan juga bisa mencoba langsung cara pembudidayaannya.Dengan ramah dan semangat, Pak Deni akan melayani setiap pertanyaan turis yang datang. Termasuk jika turis memintanya menunjukkan cara pembudidayaan.Pertama-tama, Pak Deni akan memotong jenis terumbu hard coral yang akan dibudidayakan. Kemudian ia lanjut menunjukkan bagaimana cara membuat substrat. Substrat adalah media yang dipakai sebagai tempat berdirinya terumbu.Kalau substrat alami terumbu adalah karang, substrat buatan Pak Deni adalah semen. Eits tunggu dulu, semen yang dipakai bukanlah semen biasa, melainkan semen yang telah dicampur dengan garam, untuk menyesuaikan dengan substrat alaminya.Kemudian substrat diberi label penanda dan ditanam dengan terumbu yang telah dipotong. Selanjutnya, terumbu yang telah ditanam, dijemur di dalam air laut selama dua jam. Setelah dua jam, baru diletakkan di keranjang yang dialiri air laut dengan arus cukup deras.Berbeda dengan hard coral, pemdudidayaan soft coral jauh lebih mudah. Terumbu jenis ini tidak perlu ditanam di substrat, hanya perlu dijahit di atas substrat buatan. Kemudian diletakkan di dalam keranjang untuk dialiri air laut.Ada satu alasan menyentuh yang Pak Deni katakan mengenai usaha pembudidayaannya ini."Kami putra pulau, semakin ke sini, terumbu kami semakin rusak. Kalau bukan kami yang membudidayakan, siapa lagi?" kata Pak Deni kepada detikTravel, Jumat (11/5/2012) silam.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!