Meski berbahaya, jalan setapak yang banyak terputus ini menarik minat banyak traveler pemanjat tebing. Mereka punya cukup nyali untuk menjajal area berbahaya namun bersejarah ini.
Pada tahun 1901, sebuah PLTA sedang dibangun dan para pekerja membutuhkan jalur sambungan antara air terjun Chorro dan air terjun Gaitanejo. Maka dibangunlah jalan setapak yang menggantung di ketinggian 100 meter. Pada 1921, Raja Alfonso XIII menapaki jalan tersebut untuk melihat peresmian Waduk Conde del Guadalhorce, demikian ditengok dari Wikipedia, Senin (16/7/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil, beberapa bagian jalan mulai terputus. Malah ada beberapa bagian jalan yang tinggal menyisakan rangka besi. Eksotisnya pemandangan dari atas sana dan menantangnya rute tersebut membuat para pecinta olahraga panjat tebing malah tertarik. Mereka bisa menyusuri jalur tersebut dengan perlengkapan panjat tebing yang lengkap.
Ada kalanya mereka harus jalan menempel dengan dinding tebing dan dengan mengaitkan tali ke tebing tentunya. Mereka bisa jalan santai di bagian yang masih baik. Jalur ini memiliki lebar 1 meter, panjang jalan mencapai 3 km dan memiliki kemiringan 45 derajat.
Sebelum tahun 2000, sempat terjadi beberapa kecelakaan serius yang kemudian membuat jalur ini ditutup untuk umum. Namun kini sudah mulai kembali dibuka sambil menunggu renovasi perbaikan rute yang akan dibenahi oleh pemerintah setempat.
(shf/fay)












































Komentar Terbanyak
Foto Tumpukan Kayu Gelondongan di Pantai Padang dan Danau Singkarak
Hutan Sumatera Dicap 'Merah' UNESCO, Kerusakan Lingkungan Mencemaskan
Banjir Besar, KLH Bakal Tinjau Ulang Izin 8 Perusahaan di Aceh-Sumut-Sumbar