Sebuah pepatah mengatakan, "Tak kenal maka tak sayang." Rupanya, hal itulah yang jadi pertimbangan kuat para wisatawan mancanegara untuk terbang melintasi samudera dan benua, menginjakkan kaki di pedalaman Papua.
"Dari tahun ke tahun, mereka semakin tahu kalau uang yang mereka keluarkan akan sebanding, bahkan lebih, dengan pengalaman yang mereka dapatkan setelahnya," kata Wempi Wetipo, Bupati Kabupaten Jayapura saat jumpa pers FBLB di Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (27/7/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Festival ini sangat terkenal di dunia internasional. Banyak agen perjalanan di Eropa yang menjual festival ini sebagai itinerary," tutur Sapta Nirwandar, Menparekraf, dalam kesempatan yang sama.
Hal itu sudah tak diragukan lagi. Pada ITB Berlin lalu, stan Papua di bagian Indonesia dipenuhi turis. Papua pun sukses menyandang peringkat 3 dari 150 destinasi wisata di seluruh dunia.
"Setiap tahun Festival Lembah Baliem juga dipromosikan di pameran wisata dalam dan luar negeri," tambah Sapta.
Pada festival tertua di Papua ini, wisatawan bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat serta mengikuti atraksi lempar tombak dan memanah.
"Wisman suka sekali pakai koteka yang sudah disediakan. Selain itu mereka juga suka trekking (di Pegunungan Jayawijaya-red) sebelum atau sesudah festival berlangsung," kata Wempi.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!