Daerah penampungan dan serapan air yang sengaja dibangun oleh pemerintah DKI Jakarta ini, awalnya untuk menanggulangi banjir yang terjadi di Jakarta. Ya, kanal buatan seluas 207 kilometer persegi ini, difungsikan guna menampung air dari Kali Ciliwung, Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, dan Kali Cakung.
Meskipun dibuat untuk penampungan dan resapan air, nyatanya kanal ini memiliki daya tarik sebagai lokasi rekreasi. Banyak penduduk Jakarta yang menjadikan lokasi BKT sebagai tempat 'kongkow' bersama keluarga ataupun teman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah pengerjaan BKT rampung, lahan ini ternyata memiliki daya tarik untuk penduduk Jakarta dan beberapa kelompok pedagang. Pemandangan seperti ini terlihat di tepi BKT Duren Sawit, Jakarta Timur, saat dikunjungi detikTravel, Minggu (26/8/2012)
Setiap sore, tepian BKT tak pernah sepi dan selalu ramai dengan pedagang. Ada yang warung-warung kecil dan lapak-lapak yang menjual baju, aksesoris, sepatu, sampai beraneka ragam makanan. Seperti pasar kaget pada umumnya, lokasi ini pun ramai dikunjungi pelancong.
Uniknya, para penjual yang menjajakan makanan seperti bakso, mie ayam, sate dan lainnya menyediakan tikar agar pelancong bisa duduk lesehan. Ya, tikar-tikar itu disusun rapi menghadap ke kanal. Pengunjung yang datang ke BKT selalu datang bersama teman, kekasih, keluarga, dan ada juga yang datang sendiri.
Seperti Salim yang tinggal tidak jauh dari BKT mengatakan, setiap Sabtu dan Minggu sore ia datang ke BKT. Layaknya anak muda dia datang bersama teman-teman 'tongkrongannya'.
"Biasanya, kita nongkrong di pintu air cuma kalau udah laper baru geser ke sini. Enak buat cuci mata, sekalian cari gebetan," kata Salim sambil tertawa, dalam obrolan santai bersama detikTravel, di kawasan BKT, Duren Sawit.
Ya, kawasan BKT yang berada tepat di depan pintu gerbang perumahan Cipinang Indah ini memang dikenal sebagai tempat tongkrongan anak muda. Biasanya mereka datang bergerombol. Walaupun terlihat seperti geng motor, mereka yang datang ke tempat ini hanya sekadar ngobrol, berkumpul dan tidak ada balapan liar.
Selain penggemar otomotif, pada sisi kanan BKT yang dekat dengan jalan raya juga sering terlihat kelompok sepeda BMX dan skateboard. Tepi kanan BKT arah Cawang memang lebih sepi karena pengendara motor dilarang untuk melewati jalur tersebut. Ternyata, adanya halte-halte dan tepi BKT yang sepi, menjadi surga bagi komunitas ini. Mereka bisa berlatih di tempat itu secara gratis.
Lain anak muda, lain pula orang tua yang sudah memiliki keluarga. Jalan-jalan sore bersama anggota keluarga juga menjadi pilihan yang seru. Duduk santai lesehan di bawah pohon sambil mencicipi beragam kuliner menjadi aktivitas yang seru, bagi mereka yang datang bersama keluarga.
Kholifah, ibu dua anak ini sering mengajak keluarganya untuk jalan-jalan sore di tepi BKT. Keluarga yang tinggal di daerah Pondok Kelapa ini, mengaku datang ke BKT hanya untuk sekadar makan bakso dan jalan-jalan.
"Bagaimana ya? Enak bawa anak-anak main. Tidak harus mengeluarkan uang yang banyak mereka udah senang. Biarin mereka pada main lari-larian, kita duduk saja sambil makan," ucapnya kepada detikTravel.
Selain bersantai dan wisata kuliner, pelancong yang hobi belanja juga bisa berburu barang-barang murah di sini. Asal pandai memilih dan menawar barang, Anda sudah bisa mendapatkan berbagai macam belanjaan.
Bila beruntung, di sekitaran lokasi ini juga sering diadakan berbagai atraksi permainan yang menarik. Seperti bulan Ramadan kemarin, sekelompok pecinta alam membuat arena flying fox yang menyeberangi BKT.
Selain itu, pada waktu tertentu juga ada pasar malam atau perahu yang mengajak traveler menyusuri BKT. Namun sayang, wahana permainan ini tidak permanen dan waktunya pun tidak pasti.
Terlepas dari itu, BKT tetap menjadi destinasi baru yang asyik untuk rekreasi bersama keluarga. Tidak hanya sore, suasana pagi di tepi BKT yang cenderung sepi juga dimanfaatkan untuk berolahraga. Tak jarang, penggemar sepeda sering mengadakan gowes santai menyusuri tepi BKT sampai ke pinggir laut di Kawasan Marunda.
(aff/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?