Berkenalan dengan Porter Soe Hok Gie, Pendiri Desa Ranupani

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berkenalan dengan Porter Soe Hok Gie, Pendiri Desa Ranupani

Aminisme - detikTravel
Senin, 06 Mei 2013 08:55 WIB
Pak Kasimin
img_20130430214405_517fd8b5039ff.jpg
Bagian depan rumah Haji Amin
Foto bersama di depan rumah Haji Amin
Berkenalan dengan Porter Soe Hok Gie, Pendiri Desa Ranupani
Berkenalan dengan Porter Soe Hok Gie, Pendiri Desa Ranupani
Berkenalan dengan Porter Soe Hok Gie, Pendiri Desa Ranupani
Berkenalan dengan Porter Soe Hok Gie, Pendiri Desa Ranupani
Jakarta - Soe Hok Gie adalah seorang aktivis yang meninggal akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru, Jawa Timur. Porter yang mengevakuasi jenazahnya adalah Haji Amin, yang sekarang berusia 91 tahun.Selain terkenal sebagai aktivis dan demonstran, So Hok Gie juga adalah pendiri Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UI. Ia meninggal di usia 26 tahun akibat menghirup asap beracun di Puncak Mahameru, Gunung Semeru. Tak banyak yang tahu, porter yang waktu itu bersama So Hok Gie dan ikut mengevakuasi jenazahnya masih hidup sampai saat ini.Adalah Pak Kasimin, akrab disapa Haji Amin, yang kini berusia 91 tahun. Saya dan kawan-kawan berkesempatan mengunjungi rumahnya akhir Maret lalu di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.Haji Amin adalah satu-satunya pendiri Desa Ranupani yang masih hidup. Saat mendirikan desa ini, Indonesia masih dijajah oleh Belanda.Β "Kala itu Desa Ranupani masih sangat sederhana. Belum ada aliran listrik, belum ada posko SAR, dan bangunan untuk pendaki hanya berupa gubuk beratap daun," tutur Haji Amin.Kematian Soe Hok Gie terjadi pada 1969. Dia bersama seorang teman yaitu Idhan Lubis, keduanya meninggal dunia tak jauh dari Puncak Mahameru karena keracunan gas. Haji Amin adalah salah satu penduduk desa yang membantu proses evakuasi kedua jenazah."Waktu itu saya masih muda. Saya bisa turun naik Puncak Mahameru tiga kali sehari," ujarnya bersemangat. Garis-garis tua di wajahnya tidak menyurutkan semangat untuk menceritakannya kepada kami.Jalur menuju Puncak Mahameru saat itu jauh lebih sulit ditempuh. Hutan masih lebat, jalur pendakian hanya berupa jalan setapak. Haji Amin mengangkat jenazah Soe Hok Gie sampai bawah, bergantian dengan warga lainnya. Di salah satu dinding rumahnya, terpampang piagam penghargaan yang diberikan oleh salah satu komunitas untuk mengenang jasa Haji Amin.Rasanya luar biasa bertemu dengan pendiri Desa Ranupani, sekaligus porter yang mengangkut jenazah aktivis Soe Hok Gie. Di usia yang renta itu, Haji Amin masih terlihat sehat. Nada suaranya menyiratkan semangat, hampir setara dengan kami yang sumringah mendengar ceritanya.Di dapur yang dilengkapi tungku pemanas itu, kami bercengkrama. Haji Amin ditemani cucunya yaitu Bu Nurul, dan cicitnya yang masih berusia 9 tahun. Mereka begitu ramah dan menyambut kami dengan sangat baik. Di rumah Haji Amin, kami mendapat cerita pendakian Semeru dari sisi lain.
Hide Ads