Memuji Kecantikan Gunung Rinjani
Jumat, 20 Sep 2013 09:10 WIB

Adzani Yudhanto Atmatama
Jakarta - Mendaki eloknya Gunung Rinjani, selalu menjadi incaran para pendaki lokal maupun mancanegara yang mencintai alam. Tak dapat dipungkiri, gunung ini menyimpan kejutan indah bagi yang menginjakkan kaki di sana. Wah!Rasa dingin, sejuk dan panas saya rasakan ketika mobil pick up mulai memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani di Pulau Lombok. Desa Sembalun Lawang, kurang lebih 1 jam lagi ketika saya sedikit berbincang dengan seorang pemuda yang duduk berjejer dengan saya.Suasana di atas pick up memang cukup padat dengan dipenuhi oleh pedagang-pedagang dengan barang dagangannya. Saya bersama teman-teman melakukan pendakian ke gunung tertinggi di tanah Lombok ini.Setelah sampai di desa terakhir Sembalun Lawang, kami melakukan pendaftaran dan beristirahat sejenak. Kami berlima melakukan pendakian pukul 13.00 WITA, menggunakan mobil pick up sayur hingga daerah Kalimati.Dari Kalimati pendakian dimulai dengan berjalan kaki. Ditemani pemandangan yang indah berlatar gunung berketinggian 3726 mdpl, serta rerumputan berwarna kuning. Kami melangkah dengan pasti mengikuti track menuju pos 1.Di tengah perjalanan pun kami banyak bertemu dengan para pendaki lain. Maklum, ketika itu memang gunung ini menjadi serbuan para wisatawan baik asing maupun lokal.Setelah pos 1 terlewati, pos 2 menjadi rumah singgah pertama tim untuk bermalam. Kami mendirikan tenda masak dan berbincang dengan sesama pendaki menjadi agenda rutin yang dilakukan setiap malam.Di hari ke-2, hamparan padang rumput yang luas dan semburan sinar matahari pagi membuat kami takjub dan tidak menyesal untuk pernah singgah di gunung ini. Sarapan, berbenah dan mengabadikannya dengan camera pocket menjadi agenda yang tak terlewatkan.Setelah dari pos 2 ini, kami akan melewati Bukit Penyiksaan. Di mana track pada bukit ini memiliki kemiringan hampir 70 derajat dan sangat panjang.Terik sinar matahari menemani langkah kita menyusuri lereng-lereng Gunung Rinjani. Sekitar pukul 11.00 WITA, sampai di pos 3. Kemudian masih lanjut di bukit penyiksaan hingga Plawangan Sembalun sekitar pukul 15.00 WITA.Kondisi Plawangan Sembalun sudah sangat padat dengan para pendaki dengan tendanya. Kami sedikit kesulitan untuk mencari tempat mendirikan tenda. Beristirat malam dan bersiap melakukan summit attack ke puncak.Pukul 02.00 WITA dihari ke-3, kami mulai melakukan aktivitas kembali. Ratusan senter pendaki dan taburan bintang menghiasi jalur track menuju puncak gunung. Membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam untuk mencapai puncak dengan melewati jalur yang cukup terjal dengan pasir bercampur batu krikil.Kondisi puncak Rinjani tidak begitu luas. Kamipun harus antre untuk dapat berfoto di puncak tersebut. Hal ini memang dikarenakan jumlah pendaki yang sangat banyak di bulan Agustus.Dari atas puncak, sekeliling Pulau Lombok tidak lepas dari pandangan mata. Gugusan Pulau Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air tampak sangat indah. Tak lepas pula Gunung Agung yang berada di Pulau Bali menghiasi puncak Rinjani.Sekitar 30 menit berada di puncak, kami memutuskan untuk turun ke Plawangan Sembalun untuk beristirahat sejenak dan dilanjutkan perjalanan menuju ke Danau Segara Anakan.Perjalanan menuju Segara Anakan membutuhkan waktu sekitar 5-6 jam perjalanan dengan menuruni tebing yang cukup curam dan melalui perbukitan. Sampai di sana sekitar pukul 17.00 WITA.Kondisi di sana sudah dipenuhi dengan tenda dome dari para pendaki yang sudah sejak siang memadati kawasan itu. Memancing, salah satu agenda yang jangan sampai terlewatkan jika Anda sudah berada di sini. Ikan-ikan disini memang sengaja dilepas dan dibiarkan hidup secara alami untuk memenuhi kebutuhan makan para pendaki Gunung Rinjani.Selain danau ikonik Rinjani, Anda pun bisa mampir ke Goa Susu. Salah satu objek di TN Gunung Rinjani yang mungkin belum banyak yang mengekspos keberadaannya. Goa Susu ini berada 1,5 Km dari Danau Segara Anakan. Kami harus menyusuri jalan setapak yang cukup terjal menuruni perbukitan selama kurang lebih 45 menit.Goa ini merupakan tempat beribadah umat Hindu dan warga sekitar Gunung Rinjani. Di sana kami dapat menjumpai air terjun hangat yang berasal dari dalam goa yang cukup kecil. Berendam, menyusuri goa dan berfoto menjadi agenda wajib yang dilakukan.Hari terakhir di Gunung Rinjani, packing dan sarapan pagi bersama para pendaki lain dan siap menempuh jalan panjang menuju Desa Senaru. Tepat pukul 08.00 WITA kami meninggalkan danau menuju Plawangan Senaru.Jalan menanjak yang cukup terjal kami lalui sekitar 4-5 jam untuk mencapai Plawangan Senaru. Dari situ kami membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam untuk mencapai Desa Senaru yang berada di Lombok Barat.Satu pengalaman berharga, saya dapatkan kembali pada tahun 2012 lalu, diizinkan untuk menikmati sekaligus mensyukuri salah satu anugerah Tuhan, yakni mendaki eloknya Gunung Rinjani. Gunung ini selalu menjadi incaran pendaki-pendaki lokal bahkan mancanegara.Namun, di balik keindahannya, Rinjani masih bisa dikatakan kotor dan kurang terawat. Terutama di danau, masih banyak sampah dan air danau yang sudah tercemar oleh ulah para pendaki itu sendiri.Mereka yang mengaku mencintai lingkungan, mencintai keindahan Indonesia masih berbuat hal yang kurang terpuji di mata alam. Indonesia ini milik kita, keindahan ini milik kita dan Gunung ini pun adalah milik kita.Jika bukan kita sendiri, para pendaki, yang menjaga dan merawat, siapa lagi? Semoga di tahun-tahun mendatang gunung nan cantik ini akan menjadi gunung yang lebih istimewa!
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia