Ini Dia 7 Desa Unik Favorit Anda

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Desa Unik

Ini Dia 7 Desa Unik Favorit Anda

- detikTravel
Kamis, 13 Mar 2014 09:46 WIB
Ini Dia 7 Desa Unik Favorit Anda
(Afif/detikTravel)
Lombok - Sebuah desa memang tempat pelarian tepat untuk membuang rasa penat di perkotaan. 7 Desa unik berikut jadi favorit pembaca detikTravel karena menyisakan kenangan bersama masyarakat lokal. Apa saja ya?

Rumah-rumah sederhana bahkan berdinding kayu, kesederhaan saat menjalani hidup sampai tradisi peninggalan nenek moyang, hal itu paling disukai traveler. Di sana pun Anda bebas menghirup udara segar tanpa polusi sekaligus bercengkrama dengan masyarakatnya yang polos dan ramah.

Dari Senin-Rabu (10-12 Maret) detikTravel melempar survei lewat social media Twitter dan mendapat jawaban lebih dari 50 desa unik favorit pembaca. Jawaban responden sangatlah beragam sehingga tidak ada yang muncul dominan.

Tapi dari jawaban tersebut ada 7 besar desa unik pilihan responden. Nah, dihimpun Kamis, (13/3/2014) inilah pilihan 7 besar desa unik favorit pembaca detikTravel:

1. Kampung Naga, Tasikmalaya (8 persen)

(Dewi/detikTravel)
Sebuah desa yang berada di bawah bukit, dengan rumah panggung beratapkan jerami berjejer rapi, sawah, sungai serta adanya rimbunan pohon menaungi kampung ini. Ya, inilah pemandangan asri Kampung Naga di Tasikmalaya yang unggul nomor 1 dalam survei, sebanyak 8 persen responden memilihnya. Asal-usul adanya desa ini masih belum terjawab. Sempat ada cerita saat peristiwa DI/TII, desa ini dibakar oleh Kartosuwiryo.

Banyak hal-hal tak terduga saat traveler berkunjung ke desa unik yang berada di batas Garut dan Tasikmalaya. Walau masyarakatnya masih mengagungkan 3 tempat keramat di area kampung dan masih memegang teguh tradisi nenek moyang, mereka sudah mengenal modernitas yang cukup mengejutkan wisatawan. Desa ini tak kenal listrik, tapi aki jadi benda penting untuk menyalakan barang elektronik mereka. Selepas adzan Magrib suasana Kampung Naga berubah jadi gelap gulita.

1. Kampung Naga, Tasikmalaya (8 persen)

(Dewi/detikTravel)
Sebuah desa yang berada di bawah bukit, dengan rumah panggung beratapkan jerami berjejer rapi, sawah, sungai serta adanya rimbunan pohon menaungi kampung ini. Ya, inilah pemandangan asri Kampung Naga di Tasikmalaya yang unggul nomor 1 dalam survei, sebanyak 8 persen responden memilihnya. Asal-usul adanya desa ini masih belum terjawab. Sempat ada cerita saat peristiwa DI/TII, desa ini dibakar oleh Kartosuwiryo.

Banyak hal-hal tak terduga saat traveler berkunjung ke desa unik yang berada di batas Garut dan Tasikmalaya. Walau masyarakatnya masih mengagungkan 3 tempat keramat di area kampung dan masih memegang teguh tradisi nenek moyang, mereka sudah mengenal modernitas yang cukup mengejutkan wisatawan. Desa ini tak kenal listrik, tapi aki jadi benda penting untuk menyalakan barang elektronik mereka. Selepas adzan Magrib suasana Kampung Naga berubah jadi gelap gulita.

2. Desa Adat Baduy, Banten (7 persen)

(Chandraand/d'Traveler)
Desa Adat Baduy di Banten yang tidak begitu berada di sekitar Jakarta dipilih 7 persen responden dan menduduki peringkat 2 dalam survei. Di dalam survei itu, ada 2 desa yang jadi favorit pembaca, yakni Desa Kanekes dan Desa Cibeo. Sebelum menyapa alam dan kehidupan penduduk desa yang punya ciri khas, traveler harus trekking berjam-jam.

Ternyata Desa Kenakes adalah nama lain sebutan Baduy, paling populer dan dibanjiri turis. Desa itu juga dihuni urang Kanekes atau orang-orang asli Baduy. untuk mencapai Sedangkan Desa Cibeo, traveler masih harus trekking lagi karena adanya di area Desa Kanekes. Penduduknya tak kalah ramah dan kreatif. Kedua desa tersebut juga tak kenal listrik lho.

2. Desa Adat Baduy, Banten (7 persen)

(Chandraand/d'Traveler)
Desa Adat Baduy di Banten yang tidak begitu berada di sekitar Jakarta dipilih 7 persen responden dan menduduki peringkat 2 dalam survei. Di dalam survei itu, ada 2 desa yang jadi favorit pembaca, yakni Desa Kanekes dan Desa Cibeo. Sebelum menyapa alam dan kehidupan penduduk desa yang punya ciri khas, traveler harus trekking berjam-jam.

Ternyata Desa Kenakes adalah nama lain sebutan Baduy, paling populer dan dibanjiri turis. Desa itu juga dihuni urang Kanekes atau orang-orang asli Baduy. untuk mencapai Sedangkan Desa Cibeo, traveler masih harus trekking lagi karena adanya di area Desa Kanekes. Penduduknya tak kalah ramah dan kreatif. Kedua desa tersebut juga tak kenal listrik lho.

3. Desa Sade, Lombok (7 persen)

(Afif/detikTravel)
Desa Sade yang menduduki favorit urutan 3 adalah tempat bermukimnya Suku Sasak dan juga dipilih 7 persen responden. Ada 115 KK yang menghuni desa unik ini dan orang-orangnya kreatif. Wanita asli Sasak gemar membuat kain tenun khas Lombok yang nilai jualnya tinggi. Sedangkan pria Sasak suka bercocok tanam dan berladang untuk mengisi keseharian mereka.

Banyak keunikan yang traveler temui saat berkunjung ke desa ini, misalnya mereka mengepel rumah dengan kotoran kerbau lho. Desa Sade berada di Desa Rembitan, Lombok Tengah, NTT.

3. Desa Sade, Lombok (7 persen)

(Afif/detikTravel)
Desa Sade yang menduduki favorit urutan 3 adalah tempat bermukimnya Suku Sasak dan juga dipilih 7 persen responden. Ada 115 KK yang menghuni desa unik ini dan orang-orangnya kreatif. Wanita asli Sasak gemar membuat kain tenun khas Lombok yang nilai jualnya tinggi. Sedangkan pria Sasak suka bercocok tanam dan berladang untuk mengisi keseharian mereka.

Banyak keunikan yang traveler temui saat berkunjung ke desa ini, misalnya mereka mengepel rumah dengan kotoran kerbau lho. Desa Sade berada di Desa Rembitan, Lombok Tengah, NTT.

4. Desa Trunyan, Bali (6 persen)

(Sastri/detikTravel)
Desa Trunyan dikenal wisatawan punya kuburan wangi, padahal mayat-mayat orang Trunyan digeletakan berupa tengkorak di semua sudut desa. Lho kok bisa? Ada legenda dan tradisi yang masih dipercayai sampai kini. Trunyan adalah singkatan dari Taru dan Menyan yang artinya Pohon Wangi. Konon, pohon tersebut menghipnosis 4 bersaudara dari Keraton Surakarta mengarungi daratan dan lautan hingga sampailah di Desa Trunyan.

Salah satu dari mereka jatuh hati kepada Dewi penunggu pohon, lalu mereka menikah dan membuat kerajaan kecil. Meski Sang Dewi menikah pohon itu masih wangi. Takut ada serangan dari luar karena wanginya itu, Raja menyuruh warganya menghapus wangi itu dengan menggeletakkan mayat di atas tanah. Aura mistis membawa suasana desa itu sekarang, banyak tengkorak bergeletakan dan kemenyan disebar di mana-mana.

4. Desa Trunyan, Bali (6 persen)

(Sastri/detikTravel)
Desa Trunyan dikenal wisatawan punya kuburan wangi, padahal mayat-mayat orang Trunyan digeletakan berupa tengkorak di semua sudut desa. Lho kok bisa? Ada legenda dan tradisi yang masih dipercayai sampai kini. Trunyan adalah singkatan dari Taru dan Menyan yang artinya Pohon Wangi. Konon, pohon tersebut menghipnosis 4 bersaudara dari Keraton Surakarta mengarungi daratan dan lautan hingga sampailah di Desa Trunyan.

Salah satu dari mereka jatuh hati kepada Dewi penunggu pohon, lalu mereka menikah dan membuat kerajaan kecil. Meski Sang Dewi menikah pohon itu masih wangi. Takut ada serangan dari luar karena wanginya itu, Raja menyuruh warganya menghapus wangi itu dengan menggeletakkan mayat di atas tanah. Aura mistis membawa suasana desa itu sekarang, banyak tengkorak bergeletakan dan kemenyan disebar di mana-mana.

5. Desa Wisata Dieng, Wonosobo (4 persen)

(Dewi/detikTravel)
Selain Telaga Warna, Candi Arjuna dan Kawah Sikidang, beberapa desa wisata di Dataran Tinggi Dieng menghipnosis 4 persen responden dalam survei, dan menduduki nomor 5. Banyak pemukiman warga Asli Dieng jadi hiasan sepanjang melewati bukit. Salah satunya Desa Sembungan, desa tertinggi di Jawa yang punya panorama menyegarkan mata.

Rata-rata warga asli Dieng punya profesi berladang di dataran tinggi menanam kentang dan wortel. Ada juga yang membuat perkebunan carica, yang jadi oleh-oleh panganan khas Dieng. Penduduk Dieng juga ramah, suka membagi hasil ladangnya dan suka menceritakan suasana kawasan Dieng yang amat dingin di berbagai musim.

5. Desa Wisata Dieng, Wonosobo (4 persen)

(Dewi/detikTravel)
Selain Telaga Warna, Candi Arjuna dan Kawah Sikidang, beberapa desa wisata di Dataran Tinggi Dieng menghipnosis 4 persen responden dalam survei, dan menduduki nomor 5. Banyak pemukiman warga Asli Dieng jadi hiasan sepanjang melewati bukit. Salah satunya Desa Sembungan, desa tertinggi di Jawa yang punya panorama menyegarkan mata.

Rata-rata warga asli Dieng punya profesi berladang di dataran tinggi menanam kentang dan wortel. Ada juga yang membuat perkebunan carica, yang jadi oleh-oleh panganan khas Dieng. Penduduk Dieng juga ramah, suka membagi hasil ladangnya dan suka menceritakan suasana kawasan Dieng yang amat dingin di berbagai musim.

6. Desa Panglipuran, Bali (3 persen)

(Sastri/detikTravel)
Gara-gara sering dipakai setting FTV, Desa Panglipuran makin eksis dan 3 persen responden menjadikan desa unik favorit pembaca. Desa ini berada di ketinggian 700 mdpl di Kabupaten Bangli. Arsitektur desa ini mengusung bangunan khas Bali, yakni batu alam abu-abu dan tanah liat berbentuk gapura seperti gerbang Pura, namanya 'angko-angko'.

Bunga Kamboja turut menghiasi desa ini. Penduduknya juga memakai baju adat bali, menyematkan bunga kamboja di telinga untuk wanita dan memakai udeng untuk laki-laki. Area desa ini bersih dari kendaraan bermotor. Alunan musik gamelan Bali juga ikut meramaikan suasana desa, sehingga benar-benar rasa Bali.

6. Desa Panglipuran, Bali (3 persen)

(Sastri/detikTravel)
Gara-gara sering dipakai setting FTV, Desa Panglipuran makin eksis dan 3 persen responden menjadikan desa unik favorit pembaca. Desa ini berada di ketinggian 700 mdpl di Kabupaten Bangli. Arsitektur desa ini mengusung bangunan khas Bali, yakni batu alam abu-abu dan tanah liat berbentuk gapura seperti gerbang Pura, namanya 'angko-angko'.

Bunga Kamboja turut menghiasi desa ini. Penduduknya juga memakai baju adat bali, menyematkan bunga kamboja di telinga untuk wanita dan memakai udeng untuk laki-laki. Area desa ini bersih dari kendaraan bermotor. Alunan musik gamelan Bali juga ikut meramaikan suasana desa, sehingga benar-benar rasa Bali.

7. Desa Wae Rebo, Flores (3 persen)

(Shafa/detikTravel)
Sebuah perkampungan adat misterius di balik bukit pegunungan Flores bernama Wae Rebo membuat 3 persen responden memfavoritkan dan masuk 7 besar. Sebelum menginjak Wae Rebo, traveler butuh waktu 4 jam trekking mendaki gunung. Ada 9 rumah berbentuk kerucut yang jadi tempat tinggal orang-orang Wae Rebo. Tapi jangan salah, rumah itu besar sekali dan memuat banyak keluarga.

Wae Rebo juga suka mengadakan ritual adat tahun baru khusus yang dinamakan Adat Penti. Senyum manis anak-anak Wae Rebo dan sambutan hangat penduduk membuat wisatawan betah berhari-hari di sana.

7. Desa Wae Rebo, Flores (3 persen)

(Shafa/detikTravel)
Sebuah perkampungan adat misterius di balik bukit pegunungan Flores bernama Wae Rebo membuat 3 persen responden memfavoritkan dan masuk 7 besar. Sebelum menginjak Wae Rebo, traveler butuh waktu 4 jam trekking mendaki gunung. Ada 9 rumah berbentuk kerucut yang jadi tempat tinggal orang-orang Wae Rebo. Tapi jangan salah, rumah itu besar sekali dan memuat banyak keluarga.

Wae Rebo juga suka mengadakan ritual adat tahun baru khusus yang dinamakan Adat Penti. Senyum manis anak-anak Wae Rebo dan sambutan hangat penduduk membuat wisatawan betah berhari-hari di sana.
Halaman 9 dari 16
(aff/aff)

Hide Ads