Karimunjawa lebih dikenal para traveler akan pesona bahari dan alam bawah lautnya. Statusnya sendiri ditetapkan sebagai Taman Nasional Laut, bersama Kepulauan Seribu dan Kepulauan Togean. Namun, tak hanya alam bawah lautnya saja yang harus dilindungi, daratannya juga, terutama hutan mangrovenya, seperti dihimpun detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (11/9/2014).
Mengapa? Karena hutan mangrove mempunyai peranan penting bagi ekosistem laut. Selain untuk menahan laju abrasi, hutan mangrove juga berfungsi sebagai tempat pemijahan ikan, sehingga bisa dimanfaatkan penduduk setempat untuk budidaya. Bermanfaat bukan?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiket masuk bisa dibeli di loket pintu masuk kawasan hutan Mangrove. Wisata trekking ini dibuka setiap hari mulai dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB. Para traveler akan menyusuri hutan Mangrove melalui jalur trekking dari papan kayu yang berkelok-kelok sepanjang 2 km. Rute yang berkelok-kelok ini akan membawa Anda menyusuri kecantikan hutan mangrove ini.
Hutan Mangrove Karimunjawa sendiri memiliki luas 10,5 km persegi. Rimbunnya mangrove dan cantiknya bunga mangrove akan memanjakan mata dan membebaskan diri dari segala kepenatan yang kita rasakan dengan padatnya rutinitas sehari-hari. Ditambah dengan gerombolan ikan-ikan kecil yang menari-nari di sepanjang bibir pantai, menambah serunya perjalanan traveler di hutan mangrove.
Dari rimbunnya mangrove itu, kita bisa melihat ada sekitar 45 jenis spesies Mangrove yang masuk ke dalam 25 famili. Salah satu jenis mangrove yang langka adalah Scyphiphora hydrophyllacea atau nama lokalnya Duduk. Sementara rimbunan lainnya didominasi oleh jenis Exoccaria agallocha atau yang dikenal dengan nama lokal Betah.
Para traveler yang tertarik berkunjung ke sana, disarankan datang pada musim kemarau atau pada bulan April hingga Oktober. Sebab, cuaca cerah dan tidak akan ada nyamuk-nyamuk nakal yang mengganggu perjalanan trekking di hutan mangrove. Selain itu, jangan lupa membawa air minum ya agar tidak dehidrasi selama trekking!
Rencananya, kawasan hutan mangrove di Karimunjawa ini akan dijadikan pusat studi Mangrove dunia. Wisatawan yang berkunjung pun diperbolehkan ikut menghijaukan kawasan pantai dan hutan mangrove Karimunjawa. Bagaimana? Seru bukan? Segeralah kemari!
(ptr/ptr)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!