Cap Go Meh di Bogor, Rakyat Bersatu Memang Indah!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cap Go Meh di Bogor, Rakyat Bersatu Memang Indah!

- detikTravel
Jumat, 06 Mar 2015 09:48 WIB
Joli alias tandu dewa diarak saat Cap Go Meh di Bogor (Fitraya/detikTravel)
Bogor - Perayaan Cap Go Meh di Bogor bukan hanya milik etnis Tionghoa. Semua etnis dan umat beragama yang ada di Kota HUjan ikut berpawai penuh kegembiraan. Rakyat bersatu tanpa sekat SARA memang sungguh indah.

Perayaan Cap Go Meh di Bogor berlangsung Kamis (6/3/2015) sore hingga malam hari di sepanjang kawasan Pecinan Bogor di Jl Suryakencana dan Jl Siliwangi. Presiden Jokowi membuka perayaan Cap Go Meh di Vihara Dhanagun alias Kelenteng Ho Tek Bio pukul 17.00 WIB, namun masyarakat sudah membanjir datang sejak pukul 15.00 WIB.

Sepanjang jalan, masyarakat Tionghoa berbaur dengan warga Bogor lainnya. Titik keramaian menyemut di Vihara Dhanagun, Gang Aut dan Vihara Dharmakaya. Apalagi ada panggung hiburan di depan Hotel 101 dan seberang Vihara Dhanagun. Sambil menunggu pawai lewat, warga di sekitar Vihara Dhanagun disuguhi barongsai, liong dan atraksi band musik lokal

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pawai begini diadakan lagi sejak zaman Presiden Gus Dur, sejak itu sampai sekarang semakin ramai. Semua berkumpul bareng-bareng yang Tionghoa dan yang lainnya. Orang Bogor mah guyub," kata Rudy warga lokal.

Tapi memang suasana itulah yang terasa. Ketika akhirnya pawai dimulai, kesan yang terlihat adalah kemajemukan dan keharmonisan warga Bogor. Anggota TNI bermain marching band, umat Islam bersalawat sambil membawa mobil hias replika masjid, umat Hindu membawa ogoh-ogoh, warga Kalimantan di Bogor berbusana adat Dayak.

Ketika giliran pawai warga Tionghoa, nuansa akulturasinya sungguh terasa. Panji-panji kelenteng dibawa pria-pria berikat kepala Sunda ala Kabayan. Kelompok barongsai membunyikan yel-yel tradisional ala para pengiring Jaipong Sunda. Peserta pawai berbaju kampret hitam berdampingan dengan seragam-seragam kelompok barongsai.

"Di sini kami semua menyampur. Warga Tionghoa dan bukan Tionghoa melebur semua. Suryakencana ini daerah Bogor Suchi, Sunda China. Mau memecah-mecah kami, nggak bisa," kata Rudy yang berkumpul dengan teman-temannya para alumni sekolah Regina Pacis yang sudah paruh baya.

Sejumlah wisatawan asing tampak menikmati suasana. Jeprat! Jepret! Penggemar fotografi pun asyik membidikan kamera. Karena ini daerah wisata kuliner, banyak pengunjung yang memanfaatkan suasana sambil jajan.

Semakin malam, suasana semakin ramai. Yang paling ditunggu adalah Joli, tandu-tandu yang menggotong para dewa-dewa Konghucu. Tandu ini diarak beramai-ramai, ada sekitar belasan tandu yang digotong dalam barisan yang panjang dan meriah. Pawai Cap Go Meh ini berlangsung hingga larut malam.

Ketika perayaan keagamaan sering menjadi isu sensitif di Tanah Air, rakyat Indonesia harus belajar dari warga Bogor. Ritual Cap Go Meh tetap milik etnis Tionghoa, namun kegembiraan pawai budayanya adalah milik semua orang. Salut!

(fay/fay)

Hide Ads