Konsulat Jenderal China Soroti Rendahnya Standar Keselamatan Wisata RI

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Konsulat Jenderal China Soroti Rendahnya Standar Keselamatan Wisata RI

Ambrosius Ardin - detikTravel
Minggu, 29 Jun 2025 05:30 WIB
Wisatawan berjalan di dermaga untuk menyeberang ke destinasi wisata Nusa Penida dan Gili Trawangan, NTB  menggunakan kapal cepat di Pelabuhan Serangan, Denpasar, Bali, Jumat (1/9/2023). Pengelola pelabuhan menyebut rata-rata kapal cepat yang berangkat melayani penyeberangan mencapai 27 kapal per hari dengan jumlah penumpang 800-900 orang yang didominasi wisatawan dari China, India dan Eropa. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa.
Ilustrasi turis China (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Jakarta -

Buntut kasus jatuhnya Juliana Marins, turis Brasil di gunung Rinjani, Konsulat Jenderal (Konjen) China menyoroti rendahnya standar keselamatan wisata di RI.

Wakil Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat China di Denpasar, Zhu Yu, menyebut standar keselamatan di lokasi wisata dan profesionalisme pelaku wisata di Indonesia dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan masih rendah.

"Fasilitas perlindungan keselamatan dan sistem peringatan dini di beberapa lokasi wisata masih perlu ditingkatkan," kata Zhu dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Profesionalisme para pelaku industri pariwisata juga masih perlu diperbaiki agar mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar internasional," imbuh dia.

Zhu Yu menegaskan Konsulat Jenderal China siap menjalin kerja sama lebih erat dengan destinasi wisata unggulan di Indonesia, terutama di Bali, NTT, dan NTB demi meningkatkan pengalaman dan rasa aman bagi wisatawan asal negaranya.

ADVERTISEMENT

Zhu Yu menyampaikan hal itu dalam konferensi di Denpasar yang dihadiri oleh berbagai instansi lintas sektor. Di antaranya, Kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Polda Bali, NTT, dan NTB, Kantor Bea dan Cukai Ngurah Rai, DPD ASITA Bali, dan Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo.

Kegiatan itu sebagai bagian dari upaya memperkuat koordinasi dan kerja sama antarinstansi dalam rangka menciptakan lingkungan wisata yang aman, nyaman, dan mendukung pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya warga negara China.

Sebelumnya, turis China bernama Qiu Yan (32), tewas saat snorkeling di perairan Long Pink Beach, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, pada 18 Juni 2025. Orang tua korban menyesalkan lemahnya standar keselamatan wisata di Labuan Bajo yang berujung kematian Qiu Yan.

Turis perempuan tersebut dibiarkan snorkeling tanpa memakai pelampung (life jacket) hingga berujung tenggelam dan tewas. Selain itu, keluarga menyoroti ketiadaan perlindungan hukum bagi wisatawan asing. Pemandu wisata turis itu dinilai melanggar SOP karena membiarkan wisatawan snorkeling tanpa life jacket.

-------

Artikel ini telah naik di detikBali.




(wsw/wsw)

Hide Ads