detikTravel berkesempatan mengunjungi Warung Nagih pada Senin (5/10/2015) malam untuk membuktikan keistimewaan tempat nongkrong yang juga membuka cabang di wilayah Bogor. Suasana saat itu sudah ramai dengan para pengunjung, rata-rata yang datang masih muda, seumuran anak kuliah.
"Target pasar kita memang anak-anak nongkrong, yang masih kuliah sama first jobber, alias orang yang baru pertama kerja. Kebanyakan dari sekitar wilayah sini, ada juga yang jauh-jauh dari Jakarta Utara juga pernah, banyak deh," jelas Gunawan, Head Event dan Promotion Warung Nagih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita start 15 Maret 2012, kemudian pindah ke Tendean sekitar akhir tahun 2012. Kita bikin Warung Nagih karena pengen merubah mindset warung yang semula kotor, menjadi bersih dan enak buat nongkrong. Kenapa Warung Nagih? Karena kita pengen yang datang ke sini selalu ketagihan dan terus balik lagi," ucap Gunawan
Zaman dulu, sebelum pindah ke lokasi sekarang, Warung Nagih masih berupa gerobak kaki lima dengan 2 buah meja saja, dan 2 orang karyawan. Kini, Warung Nagih sudah menempati lahan yang cukup luas dan jumlah karyawan mencapai 60 orang. Keunggulan Warung Nagih terletak pada variasi menunya yang bisa terbilang sangat banyak, mulai dari roti bakar, pisang, roti maryam, hingga kini merambah ke pasta dan akhir tahun nanti pizza.
"Bisa dibilang, kita ini pelopor roti bakar dengan aneka toppng, sebelum semuanya ngetrend dan ikutan. Dulu kita sudah bikin roti bakar dengan topping silverqueen, coklat herseys, honey star, macam-macam pokoknya," kata Gunawan.
Menu yang variatif ini mengikuti selera dari pengunjung yang kebanyakan anak muda dan cenderung gampang bosan. Setidaknya setiap 3 bulan sekali, Warung Nagih akan meluncurkan menu baru untuk para pengunjungnya.
Devi, salah satu pengunjung yang diwawancarai detikTravel mengaku sudah beberapa kali datang ke Warung Nagih bersama teman-temannya. Menurutnya, suasana Warung Nagih enak sekali untuk nongkrong.
"Suasananya enak, ramai, asyik buat ngobrol sama teman-teman. Makanannya enak, minumannya juga. Sering ke sini juga kok," ujar Devi.
Untuk minuman, variasinya juga tak kalah banyak. Harganya pun mulai dari belasan ribu rupiah untuk hidangan roti bakar yang standar, untuk setiap topping berbeda dikenai tambahan harga. Semakin banyak topping yang dipilih, maka harganya semakin mahal. Untuk minumannya ada yang di bawah Rp 10.000, ada pula yang di atas itu, cukup terjangkau.
"Cewek-cewek sih sukanya Green Tea, Taro, Thai Tea. Pernah nih ada temen orang bule, pertama kalinya nyobain Taro. Besoknya minta dibungkusin buat dibawa pulang ke bandara. Kalau yang cowok-cowok sih sukanya yang simpel, Teh kalau nggak Milo," ujar Gunawan.
Traveler yang penasaran ingin mencoba, silakan datang ke Jl Tendean Kav 41, Jaksel, lokasinya tepat sebelum fly over. Jam bukanya mulai pukul 16.00 WIB hingga tutup sampai tengah malam. Sebaiknya Anda datang lebih awal, jika tidak ingin antre dalam waiting list karena pengunjungnya sangat banyak setiap harinya.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum