Ketagihan Wisata Kuliner di Warung Nagih, Jaksel

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Sisi Lain Jakarta

Ketagihan Wisata Kuliner di Warung Nagih, Jaksel

Wahyu Setyo - detikTravel
Kamis, 08 Okt 2015 17:40 WIB
Papan penunjuk Warung nagih yang berada persis di pinggir jalan (Instagram/@WarungNagih)
Jakarta - Wisata kuliner di Jakarta tidak harus fine dining atau kuliner tradisional dengan cita rasa yang khas. Sebuah warung makan dengan menu biasa, bisa menjadi legenda.

detikTravel berkesempatan mengunjungi Warung Nagih pada Senin (5/10/2015) malam untuk membuktikan keistimewaan tempat nongkrong yang juga membuka cabang di wilayah Bogor. Suasana saat itu sudah ramai dengan para pengunjung, rata-rata yang datang masih muda, seumuran anak kuliah.

"Target pasar kita memang anak-anak nongkrong, yang masih kuliah sama first jobber, alias orang yang baru pertama kerja. Kebanyakan dari sekitar wilayah sini, ada juga yang jauh-jauh dari Jakarta Utara juga pernah, banyak deh," jelas Gunawan, Head Event dan Promotion Warung Nagih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gunawan pun menceritakan sejarah awal mula berdirinya Warung Nagih. Semua itu berawal dari kebiasaan mereka nongkrong bareng karena pendirinya merupakan teman satu SMA. Dari kebiasaan jajan dan nongkrong itulah yang membuat mereka memiliki ide untuk membuka warung sendiri, serta memberi nama Warung Nagih.

"Kita start 15 Maret 2012, kemudian pindah ke Tendean sekitar akhir tahun 2012. Kita bikin Warung Nagih karena pengen merubah mindset warung yang semula kotor, menjadi bersih dan enak buat nongkrong. Kenapa Warung Nagih? Karena kita pengen yang datang ke sini selalu ketagihan dan terus balik lagi," ucap Gunawan

Zaman dulu, sebelum pindah ke lokasi sekarang, Warung Nagih masih berupa gerobak kaki lima dengan 2 buah meja saja, dan 2 orang karyawan. Kini, Warung Nagih sudah menempati lahan yang cukup luas dan jumlah karyawan mencapai 60 orang. Keunggulan Warung Nagih terletak pada variasi menunya yang bisa terbilang sangat banyak, mulai dari roti bakar, pisang, roti maryam, hingga kini merambah ke pasta dan akhir tahun nanti pizza.

"Bisa dibilang, kita ini pelopor roti bakar dengan aneka toppng, sebelum semuanya ngetrend dan ikutan. Dulu kita sudah bikin roti bakar dengan topping silverqueen, coklat herseys, honey star, macam-macam pokoknya," kata Gunawan.

Menu yang variatif ini mengikuti selera dari pengunjung yang kebanyakan anak muda dan cenderung gampang bosan. Setidaknya setiap 3 bulan sekali, Warung Nagih akan meluncurkan menu baru untuk para pengunjungnya.

Devi, salah satu pengunjung yang diwawancarai detikTravel mengaku sudah beberapa kali datang ke Warung Nagih bersama teman-temannya. Menurutnya, suasana Warung Nagih enak sekali untuk nongkrong.

"Suasananya enak, ramai, asyik buat ngobrol sama teman-teman. Makanannya enak, minumannya juga. Sering ke sini juga kok," ujar Devi.

Untuk minuman, variasinya juga tak kalah banyak. Harganya pun mulai dari belasan ribu rupiah untuk hidangan roti bakar yang standar, untuk setiap topping berbeda dikenai tambahan harga. Semakin banyak topping yang dipilih, maka harganya semakin mahal. Untuk minumannya ada yang di bawah Rp 10.000, ada pula yang di atas itu, cukup terjangkau.

"Cewek-cewek sih sukanya Green Tea, Taro, Thai Tea. Pernah nih ada temen orang bule, pertama kalinya nyobain Taro. Besoknya minta dibungkusin buat dibawa pulang ke bandara. Kalau yang cowok-cowok sih sukanya yang simpel, Teh kalau nggak Milo," ujar Gunawan.

Traveler yang penasaran ingin mencoba, silakan datang ke Jl Tendean Kav 41, Jaksel, lokasinya tepat sebelum fly over. Jam bukanya mulai pukul 16.00 WIB hingga tutup sampai tengah malam. Sebaiknya Anda datang lebih awal, jika tidak ingin antre dalam waiting list karena pengunjungnya sangat banyak setiap harinya.

(sst/sst)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Sisi Lain Jakarta
Sisi Lain Jakarta
18 Konten
Liputan khusus sisi lain Jakarta, tempat unik dan luput dari perhatian
Artikel Selanjutnya
Hide Ads